Libero.id - Sebuah tim terbaik pasti membutuhkan kapten terbaik. Posisi seorang kapten sangatlah vital, karena kerap kali kaptenlah yang memberi semangat kepada tim saat posisi sulit.
Banyak momen comeback dalam dunia sepakbola terjadi karena kehebatan seorang kapten memimpin timnya, sebab itu tidak sembarang orang bisa mengisi posisi ini. Legenda Manchester United Roy Keane adalah seorang pesebakbola yang dinilai memiliki seluruh kompetensi tersebut sehingga sukses menjadi seorang kapten.
Orang berdarah Irlandia itu terbiasa menginspirasi rekan satu timnya sambil menakuti lawan-lawannya pada saat yang bersamaan. Selain menjadi pesaing yang ganas, Keane juga merupakan pesepakbola yang sangat berbakat. Faktanya, kemampuannya dalam hal penguasaan bola mungkin tidak cukup sering dibicarakan belakangan ini.
"Saya pikir kita semua berbicara tentang betapa dia seorang kapten dan pemimpin tetapi dia adalah pemain yang brilian," kata mantan rekan setim Keane Ryan Giggs seperti dikutip oleh The Metro pada tahun 2020.
"Dia sangat jarang memberikan bola. Dia mengubah permainannya dari gelandang serang menjadi gelandang yang lebih banyak istirahat tetapi dia bisa mengontrol permainan, juga mengontrol tempo permainan,” tegasnya.
“Dia selalu dalam posisi menutupi, dia akan berada di seluruh lapangan. Ketika ada yang perlu diberi tahu dia akan memberi tahu, tetapi itu akan memotivasi Anda sebagai pemain.”
“Seperti yang Anda lihat di sini, dia selalu berada di posisi yang tepat, dia memiliki tubuh atletis tetapi dia tidak selalu membutuhkannya karena posisinya sangat bagus. Dia adalah pemain yang brilian serta pemimpin teratas dan kapten yang hebat.”
Mari mengenang kembali momen 22 tahun tahun lalu. Sebuah momen singkat yang membuat gelandang legendaris tersebut populer hingga diberitakan di banyak media.
Saat itu Manchester United menghadapi Inter Milan di Giuseppe Meazza pada leg kedua perempat final Liga Champions 1998-99. Tradisi pra-pertandingan dari dua set pemain sudah lumrah diawali dengan bersalaman sebelum kick-off dimulai, namun ada yang menarik karena Keane mengabaikan dua pemain bintang Inter saat ia mencapai pemain terahir.
Ronaldo dan Diego Simeone sama-sama mengutak-atik kaus kaki mereka namun Keane yang mungkin memandang ini sebagai tanda ketidakhormatan, tanpa pikir panjang dengan santainya berjalan melewati mereka berdua.
Mari simak videonya berikut ini.
Itu luar biasa. Keane benar-benar tidak peduli dengan reputasi. Dengan gagahnya dirinya hanya melewati dua pemain bintang Inter tersebut tanpa rasa ragu.
22 years ago today:
Handshakes? Stick ‘em up yer bollocks...pic.twitter.com/Lrj4xGvfz1
— A Funny Old Game (@sid_lambert) March 17, 2021
United melanjutkan permainan hingga memperoleh hasil imbang 1-1, Paul Scholes membatalkan gol pembuka Nicola Ventola yang ahirnya berhasil menyamakan kedudukan, namun Tim Setan Merah tetap maju ke semifinal setelah memenangkan pertandingan dengan agregat 3-1.
Keane kemudian menunjukkan penampilan terbaiknya dalam seragam tandang United di Juventus pada leg kedua semifinal di Turin.
Meskipun ia mendapat kartu kuning yang sayangnya membuatnya tersingkir dari final, Keane telah menginspirasi United untuk meraih kemenangan yang tak terlupakan saat itu.
Tanpa kapten andalan mereka, mungkin adil untuk berasumsi bahwa United tidak akan memenangkan Liga Champions musim itu. Kehadiran sosok kapten terbaik Tim Setan Merah tersebut selalu dapat mempengaruhi performa tim secara menyeluruh, sehingga dapat tampil maksimal dalam setiap laga.
Profil Frank Wormuth, Pria Jerman yang Akan Bantu Bima Sakti di Piala Dunia U-17 2023
Semoga berhasil menjalankan tugas.Lawan Pemuncak Klasemen, Persik Kediri Malah Kehilangan 3 Pemain Andalan
Pertandingan yang diramal akan menarik.Bertandang ke Markas Sendiri, Begini Persiapan Bali United Hadapi Arema FC
Pertandingan yang cukup unik bagi Bali United.Beda dengan Piala Dunia Pria, FIFA Sebut Piala Dunia Wanita Justru Rugi
Piala Dunia Wanita 2023 akan kick-off dalam hitungan hari.Unik! 5 Pemain Timnas Indonesia Bakal Dilatih Park Hang-seo Jika Gabung Persib Bandung
Semuanya baru sebatas rumor. Bisa benar, bisa salah.
Opini