Kisah Miliuner Malaysia Ubah Jersey Cardiff City dari Biru ke Merah

"Jika Thailand pernah memiliki Vichai Srivaddhanaprabha di Leicester City, Malaysia punya Vincent Tan Chee Yioun di Cardiff City."

Feature | 23 March 2021, 20:50
Kisah Miliuner Malaysia Ubah Jersey Cardiff City dari Biru ke Merah

Libero.id - Jika Thailand pernah memiliki Vichai Srivaddhanaprabha di Leicester City,  Malaysia punya Vincent Tan Chee Yioun di Cardiff City. Bedanya, Srivaddhanaprabha membawa The Foxes ke puncak kejayaan, sementara Tan lebih banyak menghadirkan kontroversi di The Bluebirds. Contohnya, mengubah warna seragam klub.

Berasal dari Batu Pahat, Johor, Tan merupakan pendiri sekaligus pemilik Berjaya Corporation Berhad. Perusahaan yang berbasis di Malaysia itu mengendalikan berbagai bisnis, termasuk pemasaran konsumen, pengembangan dan investasi properti, serta hotel, resor, hingga pengembangan rekreasi.

Perusahaan Tan juga mengkhususkan diri dalam permainan dan manajemen judi, makanan dan minuman, perdagangan dan distribusi motor, hingga investasi pada layanan lingkungan dan teknologi bersih. Tapi, pokok usaha mereka adalah layanan dan produk yang terkait dengan telekomunikasi serta teknologi informasi.

Keterlibatan Tan di Liga Premier dimulai pada 27 Mei 2010. Saat itu, Dewan Direksi Cardiff menyetujui pembelian 30% saham klub dari konsorsium asal Malaysia yang dipimpin Datuk Chan Tien Ghee senilai 6 juta pounds. Itu pembelian yang penting karena The Bluebirds sedang memiliki hutang 30 juta pounds.

Dua tahun kemudian, konsorsium mengatakan akan menginvestasikan 100 juta pounds untuk meningkatkan kapasitas stadion dan membangun tempat latihan baru, asalkan mereka diberi izin untuk mengubah jersey dari biru menjadi merah.

Rencana tersebut memicu kemarahan pendukung Cardiff, yang dengan cepat menyelenggarakan pertemuan darurat untuk membahas bagaimana mereka akan menanggapi proposal tersebut. Rencana tersebut kemudian dibatalkan setelah pertentangan semakin banyak.

Pada musim panas 2012, klub melanjutkan rencana rebranding, untuk memperluas daya tarik Cardiff di pasar luar negeri. Lambang Cardiff didesain ulang dengan menyertakan naga merah tanpa persetujuan fans. Sementara seragam kandang mereka ubah dari biru menjadi merah. Hutang klub sebesar 30 juta pounds kepada Langston Corporation juga berhasil dilunasi.

Pada April 2013, setelah promosi Cardiff ke Liga Premier, Tan berjanji menghabiskan 25 juta pounds untuk membantu Cardiff memantapkan diri di papan atas. Dia secara terbuka menyatakan minatnya untuk mendaftarkan 36,1% saham miliknya di Bursa Efek Kuala Lumpur (KLSE). Penawaran umum perdana (IPO) menjual saham klub kepada publik dalam upaya mendapatkan modal untuk mengembangkan bisnis.

Kemudian, pada Oktober 2013, Tan menciptakan lebih banyak kontroversi setelah menolak proposal Kepala perekrutan klub, Iain Moody, yang  telah mengeluarkan uang lebih sebesar 15 juta pounds selama jendela transfer musim panas.

Bahkan, Moody digantikan Alisher Apsalyamovby, seorang Kazakh berusia 23 tahun yang sebelumnya memiliki pengalaman kerja dengan klub dan merupakan teman sekolah putra Tan. Beberapa bulan kemudian, setelah penyelidikan atas visa Apsalyamovby, dia terpaksa meninggalkan klub.

Meski melebihi anggaran selama musim panas, Pelatih Cardiff saat itu, Malky Mackay, secara terbuka menyatakan rencananya untuk meningkatkan skuadnya selama jendela transfer musim dingin. Itu mengecewakan Tan, yang mengatakan bahwa tidak ada uang  tersedia.

Mackay mengatakan dia tidak akan mengundurkan diri setelah kritik Tan. Tapi, jelang akhir Desember, Tan menyuruh Mackay mengundurkan diri atau dipecat. Dia berhasil pada dua pertandingan lagi sebelum dipecat.

Setelah terjadi pemecatan pelatih, pada 2 Januari 2014, Ole Gunnar Solskjaer dipekerjakan sebagai pengganti Mackay. Tapi, dia tidak dapat menyelamatkan Cardiff dari degradasi. Solskjaer meninggalkan klub akhir tahun itu dan digantikan Russell Slade.

Pada Oktober 2016, Tan mempekerjakan Neil Warnock. Selanjutnya, pada 2018, Cardiff dipromosikan ke Liga Premier lagi. Tapi, hanya bertahan satu musim sebelum kembali lagi ke Championship Division pada musim berikutnya.

Namun, dari semua kontroversi Tan di Cardiff, masalah jersey yang membuat fans marah. Pasalnya, sejak 1908, Cardiff selalu mengenakan kostum kandang biru. Satu-satunya perubahan terjadi pada 1926 saat kostum kandang berubah menjadi biru langit dan bertahan hingga 1930. Setelah itu, jersey kandang Cardiff selalu biru solid

Mengapa Tan mengubah warna Cardiff menjadi merah? "Banyak orang tahu saya menyimpan 6 juta pounds saat rekan bisnis saya menjadi Ketua Cardiff (Datuk Chang) pada 2010. Dia membujuk saya dan bilang kalau klub ini ke play-off (Championship), saya hanya perlu mengeluarkan 6 juta pounds (untuk menjadi pemilik klub)," kata Tan saat itu, dilansir BBC Sport.

"Saya juga mengatakan kepada mereka kalau merah adalah warna keberuntungan saya. Itu juga warna dan simbol nasional (Wales). Mereka (Wales) juga mempunyai (simbol) naga merah. Jadi, saya ingin menggunakan warna itu serta naga merahnya," beber Tan.

Tapi, perubahan warna dan revisi logo masih lebih baik daripada ide gilanya yang lain, yaitu perubahan nama. Pada awal 2013, Tan sempat mengeluarkan wacana untuk mengubah nama Cardiff City Football Club menjadi Cardiff Dragon.

"Kami belum sempat mendiskusikan wacana ini. Saya belum benar-benar berpikir soal detailnya. Tapi, jika memang sudah ada, kami akan membuat keputusan secepatnya. Jika keputusannya sudah bulat, kami akan memberi tahu semua orang kabar baiknya," ujar Tan.

Ternyata, pertentangan jauh lebih besar dari sekedar merubah warna jersey. "Saya bisa meyakinkan semua suporter kalau kami tidak akan mengubah nama dari Cardiff City Football Club. Saya bangga menjadi bagian dari klub ini. Nama kami adalah identitas kami dan tetap menjadi inti kami," ungkap Tan.

Meski akhirnya kembali ke jersey biru pada 2015 atau hanya digunakan 3 tahun, alasan Tan mengubah warna sangat masuk akal. Itu terkait brand dan merek dagang yang lebih global.

Fakta menunjukkan, banyak klub sepakbola yang menggunakan unsur merah (baik sebagian atau seluruhnya) memiliki basis pendukung besar ke seluruh dunia. Di Inggris ada Manchester United, Arsenal, dan Liverpool. Di Jerman, Bayern Muenchen. Di Italia, AC Milan. Sedangkan di Spanyol terdapat Barcelona.

Baca Berita yang lain di Google News




Hasil Pertandingan Cardiff City


  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network