Khabib Nurmagomedov dan Conor McGregor. Kredit: instagram.com/khabib_nurmagomedov dan instagram.com/thenotoriousmma
Libero.id - Dunia Ultimate Fighting Championship (UFC) memiliki sederet tokoh besar yang bersaing di dalam ring. Tapi, dari semua figure, rivalitas antara Conor McGregor dan Khabib Nurmagomedov menjadi persaingan terhebat dalam sejarah UFC.
Bagaimana persaingan mereka menjadi salah satu yang terbaik dalam sejarah UFC? Ternyata, rivalitas mereka menyeruak sejak 2018. Pertarungan itu mengubah segalanya, meski Nurmagomedov menyatakan pensiun.
Rivalitas keduanya memang sudah ditakdirkan, walau Nurmagomedov mengungkapkan kekagumannya terhadap sosok McGregor. Tak disangka persaingan mereka menjadi salah satu yang paling sengit dalam sejarah UFC.
Mereka dinobatkan sebagai petarung terbaik setelah bentrokan mereka di T-Mobile Arena di Las Vegas. Ketegangan mereka saat itu, baik sebelum maupun sesudah pertarungan, menyita perhatian dunia.
Malam itu di Las Vegas
Bentrokan mereka dimulai sebelum pertarungan di atas ring, tepatnya ketika teman-teman kedua petarung itu bertempur di sebuah klub malam di Moskow. Insiden itu membuat petarung UFC sekaligus sahabat McGregor, Rasul Mirzaev, ditembak dan dipukuli. Fakta itu membuat McGregor membalas dendam dengan melempar pagar besi ke bus yang ditumpangi Nurmagomedov di New York beberapa bulan kemudian.
Setelah konferensi pers yang sengit, pertarungan terjadi di atas ring. Nurmagomedov kemudian muncul sebagai pemenang hingga pertarungan dengan tim McGregor kembali terulang di luar ring. Kubu McGregor sepertinya tak terima dengan kekalahan tersebut.
Namun, Nurmagomedov memiliki alasan khusus meladeni kontak fisik dengan kubu McGregor setelah pertarungan. "Saya tidak mengerti bagaimana beberapa dari Anda dapat berbicara tentang apa yang saya lakukan di akhir pertarungan," kata Nurmagomedov, seperti dilansir Marca.
"Sebelumnya, McGregor telah berbicara tentang agama saya, tentang negara saya, dan tentang ayah saya. Dia datang ke Brooklyn dan dia hampir membunuh beberapa orang. Mengapa mereka harus berbicara tentang apa yang saya lakukan hari ini? Saya tidak memahaminya,” tegasnya.
Yang jelas, ketegangan mereka tak pernah padam setelah itu. Bahkan, setelah Nurmagomedov memutuskan pensiun, McGregor melontarkan pernyataan menyindir Nurmagomedov di media sosial. McGregor menuduhnya memiliki ‘kekuatan nol’ dan memanggilnya ‘boneka beruang’.
Peristiwa itu menahbiskan Nurmagomedov dan McGregor sebagai petarung yang selalu diingat karena drama keduanya, baik sebelum maupun selepas pertarungan. Ternyata, masih terdapat rivalitas sengit yang melibatkan atlet UFC lainnya.
Shamrock-Ortiz
Persaingan tersebut termasuk yang paling keras dalam sejarah, bahkan melampaui orang-orang seperti Ken Shamrock dan Tito Ortiz, di mana serangan siku dan pertandingan ulang mengganggu perkelahian mereka.
Ortiz terus-menerus mengalahkan Shamrock, tapi pertarungan mereka menjadi salah satu pertarungan besar pertama di UFC ketika Shamrock menuduh Ortiz tak menghormatinya setelah menunjukkan jari tengahnya ke tim Shamrock.
Jones-Cormier
Jon Jones menghadapi Daniel Cormier di kategori kelas berat ringan. Hanya dalam satu pertarungan, mereka menjadi salah satu persaingan olahraga paling intens.
Sebelum pertarungan berlangsung, Cormier menuduh Jones sebagai ‘petarung palsu’. Mereka kemudian bentrok di hotel tempat mereka menginap hingga harus dipisahkan oleh tim masing-masing. Bahkan, setelah Jones memenangkan pertarungan, keduanya terus tawuran di atas ring.
Rousey-Tate
Ronda Rousey adalah ratu UFC kelas 135lb, tapi dominasinya sempat diganggu Miesha Tate. Rivalitas keduanya berjalan unik sebelum Rousey mampu membungkam lawannya tersebut.
Persaingan mereka terjadi saat Tate menginginkan gelarnya kembali, walau dirinya tidak berhasil merebutnya dari tangan Rousey. Konflik ini menimbulkan kebencian hingga Rousey menolak menjabat tangan Tate setelah pertandingan ulang pada 2013.
Cruz-Faber
Pertarungan mereka tercatat sebagai kelas paling kecil dari semua pertarungan yang terjadi di UFC. Bentrokan Urijah Faber menghasilkan cekikan terhadap Dominic Cruz pada 2007. Insiden itu terjadi 90 detik selepas pertarungan.
Cruz tak tinggal diam menerima penghinaan tersebut. Dia menyerang balik perlakuan Faber. Dia marah karena Faber dengan sengaja memberikan tanda tangannya tepat di wajah Cruz yang terpajang di media promosi. Fakta ini yang menjadi buntut masalah keduanya.
Presiden Jokowi Pastikan Sirkuit Mandalika Siap Gelar MotoGP
Apa yang dikatakan oleh Presiden Jokowi?Statistik 10 Pertandingan Terakhir Timnas Indonesia Jelang Hadapi Laga Final Piala AFF 2020
Produktif di lini depan, namun masih rapuh di lini belakangTimnas Garuda Akan Bersua Tim Negeri Gajah Putih di Partai Puncak Piala AFF 2020
Duel juara grup di partai puncak Piala AFF 2020Pelatih Singapura Terkejut dengan Performa Indonesia di Semifinal Leg Pertama
Permainan Timnas Indonesia selalu tak bisa ditebak lawanPetuah Shin Tae-yong Sebelum Lakoni Partai Semifinal Lawan Singapura
Berhadapan dengan tuan rumah tak menyurutkan semangat juang Pasukan Garuda
Opini