Kredit: instagram.com/ruyramos10official
Libero.id - Sebelum memproduksi pemain-pemain sepakbola hebat, Jepang juga memulai semuanya dengan program naturalisasi. Salah satu yang masuk angkatan pertama adalah Ruy Ramos dari Brasil.
Ruy Goncalves Ramos Sobrinho bermain di Negeri Sakura sebelum J.League dibentuk dan ditetapkan sebagai kompetisi kasta tertinggi pada 1992. Dia bergabung dengan Yomiuri SC pada 1977 dalam usia 20 tahun ketika Japan Soccer League (JSL) menjadi liga kasta elite.
Dengan Ramos di sana, Yomiuri memenangkan JSL 5 kali, Piala JSL 3 kali, dan Piala Kaisar 3 kali. Di Asia, klub juga memenangkan Asian Club Championship (Liga Champions Asia) 1987.
Lalu, ketika J.League dibentuk pada 1992, Yomiuri berubah menjadi Verdy Kawasaki (sekarang Tokyo Verdy). Klub ini memenangkan J.League 1993 dan 1994. Lalu, Piala J.League 1992, 1993, dan 1994, serta menjadi salah satu wakil Jepang yang paling ditakuti pada kompetisi Asia.
Setelah puas dengan Verdy, pada musim panas 1996, Ramos pindah ke Kyoto Purple Sanga. Tapi, pada musim panas 1997, dia kembali ke Verdy dan pensiun pada akhir musim 1998. Dia berumur 41 tahun ketika memutuskan gantung sepatu. Dia terpilih sebagai Pemain Terbaik Jepang 2 kali dan pemain paling sentral di era keemasan Yomiuri dan Verdy.
Berkat reputasinya sebagai pemain jempolan, Ramos diberikan paspor Jepang dalam program naturalisasi. Dia dipanggil membela Samurai Blue pertama kali pada 1 September 1990. Saat itu Ramos sudah berusia 33 tahun. Dia dipanggil ke timnas untuk Asian Games 1990. Ramos memulai debut melawan Bangladesh pada 26 September 1990.
Performa yang bagus di Asian Games mengantarkan Ramos menjadi pemain reguler Jepang. Dia adalah anggota timnas yang memenangkan Piala Asia 1992 dan memainkan 4 pertandingan di kompetisi tersebut.
Di bawah arahan Hans Ooft dari Belanda, Jepang maju ke tahap akhir Kualifikasi Piala Dunia 1994 Zona Asia. Sayang, harapan Jepang untuk bermain di Amerika Serikat (AS) dihancurkan gol penyeimbang Irak pada injury time pada pertandingan terakhir kualifikasi di Doha, Qatar.
Pada tahun 1995, Ramos juga bermain di Piala Raja Fahd. Itu adalah kompetisi yang mempertemuan juara Piala Asia dengan Copa America, Piala Afrika, dan Piala Eropa, serta tuan rumah Arab Saudi, yang sekarang telah diambil alih FIFA dan berganti nama menjadi Piala Konfederasi.
Selama karier bersama Samurai Blue, Ramos sanggup memainkan 32 pertandingan dan mencetak 1 gol sebelum mundur pada 1995. Sebagai penghargaan, Asosiasi Sepakbola Jepang (JFA) memasukkan nama Ramos dalam Hall of Fame pada 2018.
Setelah era Ramos, gerbang kejayaan di sepakbola Jepang terbuka lebar. Meski masih memiliki beberapa pemain naturalisasi, pemain-pemain lokal Jepang seperti Kazuyoshi Miura, Hidetoshi Nakata, hingga Shunsuke Nakamura bermunculan. Jepang juga menjadi langganan Piala Dunia, dimulai pada 1998 di Prancis hingga yang terbaru di Rusia pada 2018.
Meski sudah pensiun, Ramos tidak bersedia meninggalkan Jepang. Dia tetap di Negeri Sakura untuk memulai karier sebagai pelatih. Setelah gagal dengan Verdy, Kashiwa Reysol, dan FC Gifu, dia memutuskan menjadi pelatih sepakbola pantai. Ramos adalah pelatih timnas di Piala Dunia Sepakbola Pantai 2009, 2011, 2013, dan 2019.
Selain menjadi pelatih, wajah Ramos juga sering muncul di televisi Jepang. Bukan menjadi komentator pertandingan sepakbola, melainkan sebagai pembawa acara atau "tarento" dalam istilah pertelevisian Jepang.
Tarento (talent) di Jepang, adalah selebriti yang sering muncul di media massa, terutama sebagai panelis di variety show. Ini istilah yang meniru selama zaman keemasan Hollywood ketika bintang-bintang televisi di AS dibedakan dari kru produksi karena dipandang memiliki bakat teknis dibanding bakat karismatik.
Di televisi Jepang, ada berbagai macam tarento. Sebut saja Multi-tarento, Athlete tarento, Gimmicked tarento, Owarai tarento, Nepotic tarento, serta Idol tarento. Acara-acara yang melibatkan tarento selalu memiliki rating tinggi dan digelar pada prime time.
Dalam dunia televisi, Ramos tergabung dengan talent agency, Irving Co.Ltd. Agensi ini berkantor pusat di Uchi-Kanda, Chiyoda, Tokyo. Didirikan pada 1997 oleh grup pengembang perumahan, Aoyama Mainland, Irving Co.Ltd berfokus pada manajemen bakat untuk aktor, idola Jepang, model fesyen, dan tarento.
Di dalam agensi itu, Ramos tergabung bersama sejumlah artis, model, dan penyanyi ternama di Jepang. Sebut saja Manami Hashimoto, Haruka Katayama (mantan AKB48), Jurina Matsui (SKE48), Mariya Nagao (mantan AKB48), hingga Haruna Yabuki.
Uniknya, gaya tarento di Jepang juga mulai diadopsi di pertelevisian Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Itu ditandai dengan munculnya komentator-komentator yang lebih dominan dari penyanyinya ketika ajang pencarian bakat seperti Indonesia Idol, Kontes Dangdut Indonesia (KDI), atau Bintang Pantura ditayangkan.
Kenalkan Kenzo Riedewald, Pemain Berdarah Suriname-Indonesia yang Siap Bela Timnas U-17
Bima Sakti berencana memasukan namanya ke timnas U-17.Profil Ellie Carpenter, Pemain yang Mampu Saingi Lemparan ke Dalam Pratama Arhan
Dia adalah pemain Timnas Wanita Australia...Profil Julian Schwarzer, Penjaga Gawang Filipina yang Kini Bermain Bersama Arema FC
Pernah bermain di Inggris bersama Fulham...Profil Amara Diouf, Pemain Muda Senegal yang Dianggap Sebagai The Next Sadio Mane
Pada Piala Dunia U-17 2023 Amara Diouf bisa jadi ancaman berbahaya...
Opini