Raffi Ahmad dan Kaesang Pangarep. Kredit: instagram.com/raffinagita1717 dan instagram.com/kaesangp
Libero.id - Selain tim-tim bekas Liga 1 seperti Sriwijaya FC, Semen Padang, Persiba Balikpapan, atau Mitra Kukar, sejumlah klub kaya baru Liga 2 juga memasang target promosi. Dengan dukungan manajemen baru dan uang melimpah, mampukah mereka tampil di kasta tertinggi sepakbola Indonesia pada 2022?
Berbeda dengan Liga 1 yang direncanakan kick-off setelah Lebaran, Liga 2 belum memiliki agenda. Format maupun sistem yang digunakan juga masih kabur karena semuanya tergantung izin Pemerintah Indonesia melalui Satgas Covid-19 dan Mabes Polri.
Tapi, bukan berarti kompetisi sepakbola kasta kedua PSSI itu masih sepi. Sejumlah klub bahkan membuat kejutan dengan berganti kepemilikan. Dengan modal yang sangat besar dan manajemen baru yang lebih segar, mereka bermimpi untuk menjadi anggota Liga 1 2022.
Pergantian kepemilikan atau manajemen untuk mendapatkan tiket promosi sebenarnya tidak terjadi musim ini saja. Pada 2019 contohnya, langkah mengejutkan sempat diambil PSIM Yogyakarta. Laskar Mataram dikelola Bambang Susanto. Pengusaha asal Semarang itu merupakan Presiden Direktur PT Waterfront Sekuritas Indonesia.
Ketika mengambil alih pengelolaan PSIM, Bambang mengeluarkan banyak uang untuk mengontrak sejumlah pemain dan pelatih jempolan. Awalnya, mantan bek Persib Bandung, Vladimir Vujovic, dipekerjakan sebagai pelatih. Lalu, diganti Aji Santoso dan Liestiadi. Indra Sjafri juga dipekerjakan sebagai penasehat teknis.
Untuk pemain di kompetisi kasta kedua, PSIM mendatangkan Raphael Maitimo dan Cristian Gonzales. Lalu, Witan Sulaiman dikontrak sebelum mendapatkan kesempatan bermain di Serbia.
Meski uang sudah dikeluarkan dan nama-nama terkenal didatangkan, bukan berarti PSIM bisa melangkah mulus ke Liga 1. Mereka memang sempat merajai fase kualifikasi, khususnya pada putaran I di Wilayah Timur. Tapi, memasuki paruh kedua, Laskar Mataram loyo.
Pada pertandingan penentuan untuk lolos ke babak 8 besar di Stadion Mandala Krida, 21 Oktober 2019, PSIM menyerah 2-3. Kekalahan yang berarti gagal promosi itu direspons negatif suporter dengan kerusuhan. Mereka mengamuk, menyerang pemain lawan, melawan Polisi, serta menghancurkan beberapa fasilitas stadion yang baru selesai renovasi.
Langkah PSIM dan Bambang untuk mencoba menggapai tiket promosi secara instan tampaknya diikuti beberapa klub Liga 2 musim ini. Ada 4 klub yang menjadi perbincangan suporter karena manuver pramusim terkait kepemilikan saham, perubahan manajemen, hingga pergantian nama.
Berikut ini 4 tim Liga 2 2021 yang layak menyandang status klub kaya baru:
1. Dewa United
Dewa United baru dibentuk pada 22 Februari 2021 setelah mengambil alih lisensi Martapura FC. Berencana bermarkas di Indomilk Arena, kandang Persita Tangerang, klub ini didirikan oleh THL Group, Rendra Soedjono, dan Kevin Hardiman. Mantan pelatih Sriwijaya FC, Kas Hartadi, ditunjuk menjadi nakhoda untuk musim 2021.
Sebelum membuka jalur sepakbola. Dewa United telah terlebih dulu memiliki tim esports dan bola basket. Mereka dibicarakan suporter karena kekuatan uang berlimpah di belakangnya.
Selain Kevin sebagai CEO, Dewa United juga didukung dana dari Mahendra Agakhan Thohir dan Garibaldi Thohir. Nama terakhir masuk daftar 20 orang terkaya di Indonesia 2020 versi Forbes. Garibaldi berada di peringkat 15 dengan kekayaan bersih mencapai Rp 24 triliun.
Dewa United terinspirasi dari kesuksesan Bali United saat mengambil alih lisensi Persisam Putra Samarinda dan sekarang sudah melepas saham ke Bursa Efek Indonesia (BEI). Tapi, Dewa United sepertinya lupa bahwa atmosfer sepakbola di Pulau Dewata berbeda dengan Jabodetabek yang sudah dikuasai Persija Jakarta.
2. Persis Solo
Persis Solo menjadi klub era Perserikatan yang mulai menggeliat setelah kedatangan pemilik baru. Putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep menguasai 40% saham PT Persis Solo Saestu, diikuti Kevin Nugroho (30%), Erick Thohir (20%), dan klub anggota Persis (10%).
Siapa-siapa saja sosok di balik Laskar Sambernyawa tidak perlu diperdebatkan lagi. Mereka adalah orang populer dan kaya. Bahkan, Erick punya pengalaman sebagai pemilik sejumlah klub sepakbola luar negeri seperti DC United, Inter Milan, hingga Oxford United.
Ditambah keberadaan stadion kelas 1 dan suporter fanatik seperti Pasoepati dan The Surakartans, target promosi ke Liga 1 sepertinya bukan isapan jempol semata. Sekarang, hanya tergantung pelatih dan pemain menyikapi keinginan sang pengelola baru yang di akhir musim 2021 harus bisa meninggalkan Liga 2.
3. PSG Pati
Putra Safin Group (PSG) sebelumnya memiliki nama Putra Sinar Giri (PSG). Itu adalah klub asal Gresik, Jawa Timur, yang bermarkas di Jember. Mereka sebenarnya baru promosi ke Liga 2 pada akhir musim 2019. PSG belum sempat tampil di kompetisi 2020 karena sudah terlanjur dihentikan karena pandemi Covid-19.
Setelah beberapa bulan tidak terdengar, tiba-tiba pada akhir tahun lalu, Wakil Bupati Pati, Saiful Arifin (Safin), mencuri perhatian setelah membeli lisensi PSG Gresik dan mengubahnya menjadi PSG Pati.
Sebelum memindahkan PSG dari Jatim ke Jateng, Saifin telah lebih dulu membangun fasilitas sepakbola berstandar internasional. Dia juga sudah mendirikan akademi sepakbola dengan nama Safin Football Academy (SFA). Para pemainnya diambil dari sejumlah tempat di Pati, Jateng, hingga ke Indonesia Timur.
Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) pada Desember 2020, Safin punya total kekayaan lebih dari Rp 185 miliar. Tentu saja angka sebanyak itu tidak berasal dari gajinya sebagai Wakil Bupati. Politisi PDI Perjuangan itu merupakan pengusaha lokal sukses, yang memiliki banyak usaha di berbagai bidang. Salah satunya The Safin Hotel Pati.
4. RANS Cilegon
Keberadaan artis papan atas Indonesia, Raffi Ahmad, di belakang pembelian lisensi Cilegon United sangat mengejutkan. Pasalnya, suami Nagita Slavina itu selama ini dikenal di dunia hiburan, meski memiliki hobi sepakbola dan terkadang bermain bersama rekan-rekannya di Selebritis FC.
Bekerjasama dengan Presiden Direktur Prestige Motorcars, Rudy Salim, dan Wakil Direktur Utama Garuda Indonesia, Donny Oskaria, Raffi menyiapkan anggaran Rp 300 miliar untuk membuat Cilegon United menjadi klub besar Indonesia.
Langkah awal Raffi adalah dengan mengubah nama klub menjadi RANS Cilegon FC. Meski menggunakan nama Cilegon, klub ini justru bermarkas di Jakarta. Mereka berencana menggunakan Stadion PTIK, Jakarta Selatan. Bahkan, pusat latihan tim sedang dalam perencanaan di Pantai Indah Kapuk (PIK) II, Jakarta Utara.
Harta kekayaan Raffi ditaksir senilai Rp 400 miliar. Dia memiliki banyak aset seperti rumah, mobil, dan tabungan. Sementara perusahaan Rudy, yang menjual berbagai macam mobil mewah, memiliki penghasilan hingga Rp1,3 miliar per bulan.
Profil Frank Wormuth, Pria Jerman yang Akan Bantu Bima Sakti di Piala Dunia U-17 2023
Semoga berhasil menjalankan tugas.Lawan Pemuncak Klasemen, Persik Kediri Malah Kehilangan 3 Pemain Andalan
Pertandingan yang diramal akan menarik.Bertandang ke Markas Sendiri, Begini Persiapan Bali United Hadapi Arema FC
Pertandingan yang cukup unik bagi Bali United.Beda dengan Piala Dunia Pria, FIFA Sebut Piala Dunia Wanita Justru Rugi
Piala Dunia Wanita 2023 akan kick-off dalam hitungan hari.Unik! 5 Pemain Timnas Indonesia Bakal Dilatih Park Hang-seo Jika Gabung Persib Bandung
Semuanya baru sebatas rumor. Bisa benar, bisa salah.
Opini