Kredit: instagram.com/wendelllira
Libero.id - Wendell Silva Lira pernah menggemparkan dunia ketika mengalahkan Lionel Messi dan Alessandro Florenzi dalam perebutan Puskas Award 2015. Tapi, setengah musim kemudian, pemain dari kompetisi kasta ketiga Brasil tersebut harus pensiun dini karena gagal menemukan fisik yang prima karena cedera.
Kisah kehidupan Wendell benar-benar seperti roda yang tidak pernah berhenti berputar. Lahir dari keluarga miskin, Wendell kecil bermain sepakbola di jalanan dengan anak-anak seusianya tanpa alas kaki.
Berkat kemampuan yang bagus, Wendell diterima bergabung dengan salah satu klub sepakbola ternama di kampung halamannya, Goiania, yaitu Goias Esporte Clube. Menimba ilmu sejak remaja, Wendell berkembang menjadi penyerang yang lincah, cerdik, memiliki mobilitas tinggi, dan mematikan.
Wendell kemudian membela Goias U-20 pada Campeonato Brasileiro Sub-20. Itu adalah kompetisi junior di Negeri Samba untuk pesepakbola-pesepakbola muda berusia di bawah 20 tahun. Dia bermain sangat bagus dan menjadi pilihan utama di lini depan. Bahkan, pada 2006, Wendell menjadi pencetak gol terbanyak di kompetisi.
Di tahun yang sama, dia dipromosikan ke tim senior Goias. Wendell membuat debut profesional dalam kekalahan 0-2 dari Sao Paulo di Campeonato Brasileiro Serie A pada 12 Mei 2007. Saat itu, dia masuk sebagai pemain pengganti pada menit 63 untuk Fabricio Carvalho.
Tapi, persaingan di tim senior tidak semudah junior. Wendell harus berebut posisi dengan sejumlah penyerang berpengalaman yang jauh lebih matang. Akibatnya, pada 1 Juni 2010, dia dipinjamkan ke Fortaleza untuk bermain di Campeonato Brasileiro Serie C (Divisi III).
Dari Fortaleza, karier Wendell berlanjut di sejumlah klub kasta bawah di Negeri Samba, yang mayoritas di wilayah Goias. Dia bermain Atlatico Sorocaba, Trindade, Goianesia, Novo Horizonte, URT Patos de Minas, hingga Anapolina. Lalu, pada 2015 dia kembali memperkuat Goianesia.
Bersama Goianesia itulah sejarah manis diciptakan Wendell. Pada pertandingan Campeonato Goiano (kompetisi di negara bagian Goias) 2015 melawan Atletico Goianiense, dia mencetak sebuah gol indah yang dikenang selamanya. Memanfaatkan umpan rekannya, Wendell lolos jebakan off side. Sambil membelakangi gawang, dia melepaskan tendangan salto.
Ternyata, pada 6 November 2015, diumumkan gol Wendell masuk daftar 10 gol terbaik FIFA untuk Puskas Award 2015. Gol tersebut kemudian juga dipilih sebagai salah satu dari tiga finalis bersama gol Messi ketika Barcelona melawan Athletic Bilbao di Copa del Rey dan gol Florenzi saat AS Roma bertemu Barcelona di Liga Champions.
Setelah pengumuman pemenang digelar FIFA pada 11 Januari 2016, ternyata Wendell mendapatkan 46,7% suara. Dia menang, mengalahkan Messi (33,3%) dan Florenzi (7,1%).
Saat Puskas Award diumumkan, Wendell baru saja bergabung dengan Vila Nova di Campeonato Brasileiro Serie C sebagai pemain bebas lantaran kontrak dengan Goianesia tidak diperpanjang. Dia dinilai kurang bisa memberikan kontribusi positif untuk klub.
Tapi, pada akhirnya Wendell juga dilepas Villa Nova pada 3 Mei 2019 karena gagal mencetak gol untuk klubnya. Dia hanya bermain 9 kali dengan 3 diantaranya masuk starting line-up Kariernya berakhir hanya 4 bulan setelah menerima Puskas Award. Dia pensiun dini di suai 27 tahun.
"Di Vila Nova, saya akhirnya tidak bermain. Karena penghargaan itu, saya tidak melakukan pramusim. Saya butuh beberapa saat untuk menjadi bugar. Saya akan bersiap sekarang untuk tetap 100% secara fisik. Saya baik-baik saja dan yang dipikirkan sekarang adalah berlatih," kata Wendell saat itu, kepada UOL Esporte.
"Kedepannya saya tidak tahu. Saya masih belum punya proposal bermain untuk klub lain. Tawaran yang datang setelah penghargaan itu tidak ada lagi. Dulu, mereka berasal dari luar negeri. Tapi, sekarang pasar sudah ditutup," tambah pemain kelahiran 7 Januari 1989 itu.
Lalu, apa yang dilakukan Wendell setelah pensiun? Dia tetap berada di sepakbola. Bukan menjadi pelatih, pengurus klub, agen, pemandu bakat, atau komentator pertandingan. Wendell banting stir menjadi gamer profesional. Dia terjun ke panggung esports.
Ide menjadi gamer profesional muncul saat Wendell ada di Zurich untuk menerima Puskas Award. Saat itu, dia ditantang memainkan FIFA EA Sports melawan juara FIFA Interactive World Cup, Abdulaziz Alshehri. Menggunakan Real Madrid, Wendell mengalahkan Alshehri, yang memainkan Barcelona, 6-1!
Kemahiran Wendell dalam menggerakan jari-jarinya di joystick membuat Sporting Lisbon Esports datang dengan kontrak bernilai tinggi. Mereka menjadikan Wendell salah satu pemain untuk FIFA XI. Menggunakan ID, Wendelllira, Wendell berkolaborasi dengan Bruno Rato (BrunoRato) dan Diogo Mendes (SCP Diogo).
"Ini (Sporting) adalah klub esports raksasa. Sangat penting untuk karier saya. Bagi saya, sangat penting menjadi bagian dari sejarah olahraga. Tapi, saya juga ingin menjadi bagian dari organisasi esports. Saya ingin menjadi bagian dari kompetisi dan saya mewujudkan impian itu sekarang," ungkap Wendell dalam wawancara di podcast Early Game.
Bukan hanya gamer. Wendell juga beralih profesi menjadi Youtuber. Dia memiliki akun bernama "WLPSKS-Wendell Lira" dengan 584 ribu subscriber. Isinya, sepakbola dan esports.
Kenalkan Kenzo Riedewald, Pemain Berdarah Suriname-Indonesia yang Siap Bela Timnas U-17
Bima Sakti berencana memasukan namanya ke timnas U-17.Profil Ellie Carpenter, Pemain yang Mampu Saingi Lemparan ke Dalam Pratama Arhan
Dia adalah pemain Timnas Wanita Australia...Profil Julian Schwarzer, Penjaga Gawang Filipina yang Kini Bermain Bersama Arema FC
Pernah bermain di Inggris bersama Fulham...Profil Amara Diouf, Pemain Muda Senegal yang Dianggap Sebagai The Next Sadio Mane
Pada Piala Dunia U-17 2023 Amara Diouf bisa jadi ancaman berbahaya...
Opini