Kisah Magico Gonzalez, Pemain Sangat Berbakat yang Ingin Ditiru Maradona

"Nama Jorge Alberto Gonzalez Barillas terdengar asing sebagai bintang sepakbola. Padahal dunia sempat terpukau bakatnya."

Biografi | 15 April 2021, 18:37
Kisah Magico Gonzalez, Pemain Sangat Berbakat yang Ingin Ditiru Maradona

Libero.id - Jika seseorang penggemar sepak bola ditanyakan atau dimintai pendapatnya tentang pemain terbaik dunia, kemungkinan besar nama Jorge Alberto Gonzalez Barillas tidak akan masuk. Bahkan nama tersebut terdengar asing.

Namun faktanya, pemain yang dijuluki ‘El Magico’ itu adalah pemain yang ingin ditiru oleh Diego Maradona dan banyak pemain top lainnya yang juga kagum dengan kemampuannya. Mungkin karena ia tidak pernah bermain di liga besar dunia dan hanya pernah membela Cadiz di Spanyol, nama dan bakatnya sangat jarang diketahui oleh fans sepak bola.

Awal karier Magico Gonzalez

Lahir di El Salvador tahun 1958, Magico Gonzalez mampu memukau banyak orang dengan keterampilannya yang luar biasa dalam mengolah bola melalui kreativitas, trik, dan kecepatannya. Sayangnya, sepak bola adalah olahraga tim dan sang penyerang tidak pernah bisa menunjukkan kemampuannya yang luar biasa di klub besar. Maradona diberi kesempatan bermain untuk klub top seperti Napoli selama kariernya, sedangkan Pele tampil untuk salah satu klub terbesar di Brasil - Santos.

Sementara Magico Gonzalez hanya mewakili tim seperti ANTEL dan Independiente F.C di awal karirnya. Pada tahun 1977, ia pindah ke Club Deportivo Futbolistas Asociados Santanecos di mana ia menghabiskan lima musim. Masa pertamanya di Cadiz terjadi sebagai hasil dari penampilannya yang luar biasa bersama tim nasional El Salvador di Piala Dunia 1982. El Salvador mungkin gagal meraih kemenangan di fase grup (El Salvador tergabung dalam grup 3), tetapi penampilan Gonzalez menarik perhatian banyak klub top Eropa.

Meskipun Magico Gonzalez tidak pernah bermain untuk klub papan atas dalam kariernya, itu pasti bukan karena kurangnya minat. Faktanya, Paris St Germain sangat tertarik untuk mendapatkan servisnya setelah Piala Dunia 1982, demikian pula, Barcelona juga tertarik pada pria El Salvador tersebut. Adapun alasan Gonzalez menolak tawaran Les Parisiens adalah karena kekhawatirannya tentang iklim negara eropa barat tersebut.

Kurangnya ambisi dan profesionalisme

Tahun 1982, Gonzalez bergabung bersama Cadiz dan tak lama setelah itu, ia sukses mencetak gol saat Cadiz melawan Barcelona. Namun sepertinya Barcelona tidak akan menyesali ketidakmampuan mereka untuk membawa pemain berbakat tersebut ke Camp Nou.

Profesionalisme yang ditunjukkan oleh Magico Gonzalez juga tidak sesuai dengan standar yang diharapkan dari seorang pemain papan atas. Ini terlihat jelas dari banyak kesempatan ketika ia ketinggalan penerbangan dan tur pra musim klub. Situasi seperti itu tidak pernah benar-benar membaik sepanjang kariernya dan bahkan Cadiz harus kehabisan kesabaran, di tahun 1985 akhirnya manajemen Los Piratas memutuskan untuk menjualnya ke Real Valladolid. Selama satu musim bersama Real Valladolid, pria El Salvador itu hanya membuat sembilan penampilan.

Kembali lagi bergabung bersama Cadiz

Klub yang bermarkas di Ramon de Carranza itu tidak ingin mempertahankan Gonzalez, namun karena tekanan dari para penggemar membuatnya kembali ke Cadiz pada tahun 1986. Selama periode keduanya bersama Cadiz, Magico Gonzalez menciptakan banyak kenangan sangat menyenangkan. Beberapa keterampilan yang ditampilkan oleh  El Magico sangat mengesankan sehingga Cadiz tampak tak tersentuh ketika ia memegang bola.

Di musim keduanya bersama Cadiz, Gonzalez mampu bertahan selama lima musim serta membuat lebih dari 110 penampilan selama periode keduanya, dimana ia juga sukses mencetak lebih dari 20 gol. Meski begitu, ia terus menarik perhatian klub-klub dari seluruh dunia. Selama masa keduanya di Cadiz, klub Italia, Atalanta juga sempat berusaha untuk mengontraknya, namun gagal. Menjelang akhir masa bermainnya, Magico Gonzalez kembali ke FAS di mana ia menghabiskan delapan musim sebelum akhirnya gantung sepatu pada 1999. Masa bakti keduanya di FAS membuatnya meraih beberapa gelar liga domestik.

Warisan yang ditinggalkan

Untuk pemain yang dianggap sama dengan Maradona atau Pele, warisan yang ditinggalkan oleh Magico Gonzalez dipertanyakan di beberapa lini. Bersama FAS, ia sukses meraih semua trofi bergengsi, ia sukses memenangkan lima gelar divisi Primera El Salvador dan prestasi terbesarnya di luar pertandingan domestik adalah kesuksesan Liga Champions CONCACAF pada tahun 1979.

Namun, siapa pun yang telah melihat keterampilan yang dimiliki oleh Magico Gonzalez hanya akan bertanya-tanya apa yang bisa terjadi pada orang El Salvador yang hebat jika ia lebih ‘serius’ dengan bakatnya.  Kisahnya akan terus bergema bersama Cadiz serta FAS dan meksi ia bisa dikatakan sebagai pemain yang tidak profesional, namun melalui pemain seperti Magico Gonzalez, sepak bola tetap menunjukkan bahwa olahraga tidak hanya sekadar piala dan uang.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network