Kredit: instagram.com/simy_official_99
Libero.id - Simeon Tochukwu Nwankwo alias Simy adalah pemain sepakbola Nigeria yang merumput untuk Crotone di Serie A. Berposisi sebagai penyerang, pria kelahiran 7 Mei 1992 itu punya pengalaman kurang bagus di Italia terkait rasialisme.
Simy bergabung dengan Crotone, yang baru dipromosikan ke Serie A, pada musim panas 2016 dari Gil Vicente di Portugal. Kedatangannya diharapkan mampu membantu Crotone bertahan di Serie A mengingat pengalaman Simy merumput di kompetisi kasta tertinggi Portugal.
Setelah berkontribusi 3 gol di musim debut, Simy mencetak 7 gol selama musim 2017/2018. Jumlah itu sama dengan Ante Budimir sebagai gol terbanyak kedua untuk klub dan hanya 1 gol di belakang sang top skor Marcello Trotta. Golnya termasuk tendangan overhead saat imbang 1-1 dengan Juventus, 19 April 2018.
Sempat bermain di Serie B bersama Crotone, yang terdegradasi, Simy kembali lagi ke Serie A 2020/2021. Performanya semakin menggila, meski Crotone terancam terdegradasi lagi.
Sejauh ini Simy sudah menghasilkan 16 gol dari 30 pertandingan di kompetisi sepakbola kasta tertinggi Italia. Jumlah itu membuat Simy hanya kalah dari sejumlah nama populer di Serie A. Sebut saja Cristiano Ronaldo dengan 25 gol, Romelu Lukaku (21 gol), dan Luis Muriel (18 gol).
Bersamaan dengan penampilan yang bagus, cobaan datang bertubi-tubi. Salah satunya perlakuan kurang baik terkait warna kulitnya. Simy mengaku, setelah mencetak gol dalam pertandingan melawan Bologna, 20 Maret 2021, mendapatkan banyak serangan rasial. Padahal, di laga itu Crotone menyerah 2-3.
Serangan yang didapatkan Simy melalui media sosial. Pesan-pesan kotor itu termasuk kalimat "Wabah pes harus menyebar ke seluruh Nigeria". Ada lagi "Saya akan senang jika putri anda meninggal karena kanker pankreas".
"Anda bisa melihat itu datang dari (orang-orang) yang bodoh. Kami tidak bisa membiarkan pelecehan rasial dan kebencian menjadi bagian normal dari permainan sepakbola di sini (Italia). Saya tidak percaya berapa banyak dari pesan tak terkatakan ini, dari pengguna yang berbeda, mengirimkan pelecehan rasis pada pemain sepakbola," kata Simy kepada BBC Sport Africa.
"Kami hanya bisa berharap bahwa lebih banyak upaya akan dilakukan untuk memastikan masyarakat umum dan bukan hanya pemain sepakbola yang merasa aman di platform media sosial," tambah jebolan Portimonense itu.
Anehnya, itu bukan serangan pertama kepada pemain asing Crotone. Sebelumnya, pemain sayap asal Aljazair yang dipinjam dari Napoli, Adam Ounas, juga dilecehkan secara rasial di media sosial setelah klubnya memenangkan pertandingan 4-2 melawan Torino, 7 Maret 2021.
Pemain berusia 24 tahun itu menerbitkan tangkapan layar dari beberapa DM yang diterima di Instagram. Kemungkinan dari penggemar Torino. Salah satu dari serangan itu memanggilnya "monyet" dan menyuruh Ounas "kembali ke Afrika". Yang lain menulis: "Saya harap anda akan segera mati".
Setelah serangan itu dipublikasikan, dukungan untuk Simy mengalir deras. Salah satunya dari pemerintah kota Crotone. Melalui sang walikota, Vincenzo Voce, Crotone telah memberikan kewarganegaraan kehormatan kota kepada putra Simy yang masih balita.
"Crotone mencintaimu dan memberikan pelukan simbolis. Kami dekat dengan anda dan terima kasih, karena dengan secara terbuka mencela insiden yang tidak dapat diterima ini. Anda memberikan contoh yang sangat penting. Kami harus memanggil orang-orang, karena hanya dengan menyadari beratnya tindakan ini, kita dapat memerangi intoleransi, kekerasan verbal dan fisik, serta rasialisme," kata Voce, dikutip Football Italia.
"Seluruh komunitas yang ada di Crotone memeluk anda dan putri anda. Dia akan tumbuh dengan nilai-nilai yang nyata, karena dia memiliki ayah yang hebat di sisinya," tambah sang walikota.
Simy menerima sertifikat dan berterima kasih kepada penduduk setempat atas dukungannya. "Saya merasa bahwa saya berasal dari Crotone, karena saya telah berada di sini selama 5 tahun dan merasakan kehangatan orang-orang. Jadi, saya berterima kasih kepada semuanya," ucap Simy.
"Saya ingin mengatakan apa yang terjadi karena kami para pemain harus memberi contoh. Banyak anak memperhatikan kami dan penting untuk mengirimkan pesan yang tepat," tambah pemilik 4 caps untuk tim nasional Nigeria itu.
Di bawah hukum Italia, orang yang lahir di Italia tidak secara otomatis menjamin kewarganegaraan Italia. Uniknya, orang yang memiliki saudara jauh dari Italia, meski lahir dan besar di luar negeri, memungkinkan pembuatan paspor Italia.
Kenalkan Kenzo Riedewald, Pemain Berdarah Suriname-Indonesia yang Siap Bela Timnas U-17
Bima Sakti berencana memasukan namanya ke timnas U-17.Profil Ellie Carpenter, Pemain yang Mampu Saingi Lemparan ke Dalam Pratama Arhan
Dia adalah pemain Timnas Wanita Australia...Profil Julian Schwarzer, Penjaga Gawang Filipina yang Kini Bermain Bersama Arema FC
Pernah bermain di Inggris bersama Fulham...Profil Amara Diouf, Pemain Muda Senegal yang Dianggap Sebagai The Next Sadio Mane
Pada Piala Dunia U-17 2023 Amara Diouf bisa jadi ancaman berbahaya...
Opini