Frenkie de Jong dan Jaap Stam
Libero.id - Willem II Tilburg mendadak populer di Indonesia. Bukan karena prestasi atau penampilan yang membanggakan, melainkan akibat jersey klub Liga 2, PSG Pati, yang sama persis.
Willem II merupakan klub sepakbola Belanda yang berbasis di Tilburg. Mereka bermain di Eredivisie. Klub ini didirikan pada 12 Agustus 1896 sebagai Tilburgia. Tapi, pada 12 Januari 1898 berganti nama menjadi Willem II untuk menghormati Raja Belanda, Willem II atau Pangeran Oranye.
Raja Willem III adalah komandan tentara Belanda, yang memiliki markas besar di Tilburg selama pemberontakan di Belgia pada 1830. Dia menghabiskan banyak waktu di kota itu setelah menjadi raja hingga meninggal dunia.
Jersey klub terdiri dari garis vertikal merah-putih-biru. Warna itu terinspirasi dari bendera Belanda. Willem II memainkan pertandingan kandangnya di Koning Willem II Stadion, juga dinamai atas nama Sang Raja. Stadion yang dibuka pada 31 Mei 1995 ini berkapasitas 14.700 penonton.
Sebagai salah satu klub tradisional di Belanda, Willem II juga pernah diperkuat banyak pesepakbola populer. Berikut ini 11 pemain terkenal yang sempat berkarier untuk The Tricolours:
1. Sami Hyypia
Sami Hyypia memulai karier bermainnya dengan tim di kampung halamannya, Finlandia, Ykkonen Kumu dan Veikkausliiga MyPa. Bek legendaris itu menghabiskan 4 tahun di MyPa, serta membantu mereka memenangkan Piala Finlandia 1992 dan 1995.
Dia pindah ke Willem II pada 1995 dan menghabiskan 4 tahun berikutnya di sana. Dia menjadi kapten tim dan dinominasikan sebagai pemain terbaik klub setelah membantu mereka lolos ke Liga Champions. Dari Willem II, barulah Hyypia pergi ke Liverpool untuk menyumbangkan banyak piala.
Hyypia pensiun pada 2011 dan langsung menjadi asisten pelatih timnas negaranya. Lalu, dia melatih Bayer Leverkusen, Brighton and Hove Albion, FC Zurich, dan sekarang menjadi asisten di FC Haka.
2. Joris Mathijsen
Joris Mathijsen memulai karier sepakbola di SV VOAB. Lalu, pada usia 9 tahun, dia meninggalkan klub untuk bergabung ke Akademi Willem II. Dia dipromosikan ke tim utama untuk musim 1998/1999 dan melakukan debut pada 27 Februari 1999 dalam pertandingan melawan FC Utrecht.
Setelah 6 musim di Willem II, dia dijual Co Adriaanse ke AZ Alkmaar. Setelah finish sebagai runner-up di Eredivisie 2005/2006, Mathijsen pindah ke Hamburg SV dengan 6 juta euro dan bekerja sama dengan Rafael van der Vaart serta Nigel de Jong.
3. Jaap Stam
Jaap Stam memulai karier dari klub sepakbola amatir lokal, DOS Kampen. Pada 15 Agustus 1992, dia melakukan debut profesional untuk FC Zwolle dengan hasil imbang 1-1 melawan Heracles Almelo di Eerste Divisie.
Di sana dia langsung menjadi pemain reguler tim utama dan pindah ke klub Eredivisie, Cambuur Leeuwarden, untuk musim berikutnya. Sayang, klubnya terdegradasi di musim pertamanya sehingga harus kembali bermain di Eerste Divisie.
Dua musim di Cambuur, Stam mendapatkan transfer ke klub Eredivisie, Willem II. Di klub itulah gerbang ke klub yang lebih besar terbuka. Dia bermain bagus saat Willem II mengalahkan Ajax Amsterdam 1-0. Itu menyebabkan transfer Stam ke PSV Eindhoven di musim yang sama.
Selanjutnya, Stam menjadi bintang di banyak klub seperti Manchester United, Lazio, AC Milan, dan Ajax. Dia pensiun pada 2007. Kemudian, Stam menjadi caretaker di PEC Zwolle. Lalu, melatih Jong Ajax, Reading, PEC Zwolle, Feyenoord, dan FC Cincinnati.
4. Frenkie de Jong
Frenkie de Jong baru saja menikmati gelar juara Copa del Rey bersama Barcelona. Tapi, sebelum sukses di Camp Nou, dia memulai dari Akademi Willem II. Bahkan, pada 10 Mei 2015, De Jong melakukan debut Eredivisie melawan ADO Den Haag. Itu 2 hari sebelum ulang tahunnya yang ke-18.
Kemudian, pada 22 Agustus 2015, Ajax membeli De Jong. Dia menandatangani kontrak 4 tahun, dengan biaya simbolis 1 euro, yang termasuk bonus penjualan 10%. Pada 23 Agustus 2015, dia dipinjamkan kembali ke Willem II hingga 31 Desember 2015.
Setelah sukses di Ajax, De Jong dijual ke Barcelona pada 23 Januari 2019 dengan 75 juta euro. De Jong baru efektif merumput di La Liga mulai 1 Juli 2019.
5. Marc Overmars
Marc Overmars memulai karier bermain di klub lokal SV Epe. Pada 1987, dia bergabung dengan Go Ahead Eagles dalam usia 14 tahun. Setelah membuat terobosan ke tim utama, dia bergabung dengan Willem II seharga 500.000 gulden (226.000 euro).
Setelah 1 musim di Willem II, Overmars menandatangani kontrak dengan Ajax pada musim panas 1992. Kedua klub membayar biaya transfer 2,5 juta gulden, setelah tawaran awal 1,5 juta gulden ditolak. Setelah itu, Overmars menjadi bintang di Ajax, timnas, Arsenal, hingga Barcelona.
6. Virgil van Dijk
Banyak orang yang mengira Virgil van Dijk adalah lulusan FC Groningen. Itu benar. Tapi tidak 100%. Pasalnya, Van Dijk kecil mengawalinya dari Akademi Willem II dengan pekerjaan paruh waktu sebagai pencuci piring.
Berkat Willem II, Van Dijk menemukan posisi terbaiknya saat ini sebagai bek tengah. Sebab, sebelumnya dia bermain sebagai full back kanan. Alasannya sangat sederhana karena pada usia 17 postur tubuh Van Dijk bertambah 18 cm sehingga pelatih tim cadangan Willem II saat itu, Edwin Hermans, mengambil keputusan mengubah posisinya menjadi bek tengah.
Tapi, Hermans juga melakukan blunder dengan mengizinkan Van Dijk bergabung dengan Martin Koeman ke Groningen. Terbukti, Groningen mematangkan Van Dijk hingga seperti sekarang.
7. Moussa Dembele
Moussa Sidi Yaya Dembele bermain untuk Berchem Sport saat remaja. Lalu, dia memulai karier profesionalnya untuk Germinal Beerschot di Liga Pro Belgia. Dia melakukan debut pada 24 April 2004 melawan Charleroi.
Kemudian, pada 2005, Dembele menandatangani kontrak dengan Willem II setelah menolak tawaran Ajax. Dia menghabiskan musim 2005/2006 di Eredivisie bersama Willem II. Tim mengalami musim yang sangat buruk tahun itu. Tapi Dembele tetap mencetak 9 kali.
Setelah musim tersebut, Dembele semakin menarik minat dari tim Eredivisie yang lebih besar dan kemudian dipindahkan ke AZ Alkmaar pada musim panas 2006. Kemudian, Dembele membela Fulham, Tottenham Hotspur, dan kini di Guangzhou City.
8. Denny Landzaat
Denny Domingues Landzaat lahir dan besar di Belanda. Tapi, pria yang kini menjadi asisten pelatih Al-Ittihad Jeddah itu populer di Indonesia karena darah Maluku yang mengalir deras. Dia juga sukses saat membela Ajax, Feyenoord, maupun AZ Alkmaar. Landzaat juga sempat bermain untuk Wigan Athletic.
Tapi, Landzaat punya dua periode yang sukses bersama Willem II. Periode pertama 1999-2004 dan periode kedua pada 2013-2014. Bahkan, pada periode kedua, Landzaat membantu Willem II menjuarai Eerste Divisie sekaligus kembali ke Eredivisie.
9. Earnie Stewart
Earnie Stewart adalah anak anggota militer Amerika Serikat (AS) yang bertugas di Belanda. Dia lahir di negara itu, tepatnya di Veghel, dan menghabiskan masa kanak-kanak hingga remaja di sana. Karena itu, karier profesionalnya dimulai di Negeri Kincir Angin bersama VVV-Venlo pada 1988.
Dia menghabiskan 2 tahun di klub, yang ketika itu bermain di Eerste Divisie. Kemudian, pindah ke tim Eredivisie, Willem II, pada 1990. Pada musim pertama di Willem II, dia finish ketiga dalam daftar pencetak gol terbanyak Eredivisie dengan 17 gol.
Selama 6 musim di Tilburg, Stewart mencetak 49 gol. Dia berkembang menjadi pemain reguler untuk timnas dan ambil bagian di Piala Dunia 1994. Dia mencetak gol yang memberi AS margin kemenangan melawan Kolombia di fase grup. Laga itu dikenal hingga hari ini sebagai awal terbunuhnya Andres Escobar.
10. Adil Ramzi
Adil Ramzi meninggalkan klub di kampung halamannya Maroko, Kawkab Marrakech, untuk bergabung ke Udinese pada 1997. Tapi, di Italia dia tidak mendapatkan kesempatan bermain satu pertandingan pun. Akibatnya, Ramzi pindah ke Belanda membela Willem II.
Keputusan itu tepat karena karier Ramzi berkembang dan menjadi target transfer sejumlah klub. Dia sempat membela PSV Eindhoven, AZ Alkmaar, hingga Roda JC. Sekarang, Ramzi sudah pensiun dan tercatat sebagai asisten pelatih di PSV.
11. Tomas Galasek
Tomas Galasek memulai karier di Banik Ostrava pada 1991. Lalu, pada 1997, pindah ke Willem II. Di sana, dia mencapai tempat bersejarah posisi 5 Eredivisie, yang berarti Kualifikasi Piala UEFA untuk pertama kalinya dalam 30 tahun. Sejak itu, dia memainkan 4 pertandingan Piala UEFA.
Pada 1998/1999, Willem II melampaui performa tahun sebelumnya dengan menempati posisi 2 di Liga Belanda. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Willem II lolos ke Liga Champions. Dalam kompetisi itu, Galasek memainkan 5 pertandingan untuk klubnya.
Berkat aksi di Willem II, Galasek mendapatkan tawaran pindah ke Ajax pada musim panas 2000. Di Ajax, dia memenangkan kejuaraan nasional dua kali dan piala nasional sekali, serta bermain 26 kali di Liga Champions.
Galasek pensiun pada 2011 dan langsung menjadi asisten pelatih klub terakhirnya, FSV Erlangen-Bruck. Dia sempat menjadi asisten pelatih timnas Republik Ceko. Lalu, tim junior Erlangen-Bruck, asisten pelatih Schweinfurt 05, dan pelatih SpVgg SV Weiden. Sejak 2018, Galasek kembali menjadi asisten di Republik Ceko.
Profil Frank Wormuth, Pria Jerman yang Akan Bantu Bima Sakti di Piala Dunia U-17 2023
Semoga berhasil menjalankan tugas.Lawan Pemuncak Klasemen, Persik Kediri Malah Kehilangan 3 Pemain Andalan
Pertandingan yang diramal akan menarik.Bertandang ke Markas Sendiri, Begini Persiapan Bali United Hadapi Arema FC
Pertandingan yang cukup unik bagi Bali United.Beda dengan Piala Dunia Pria, FIFA Sebut Piala Dunia Wanita Justru Rugi
Piala Dunia Wanita 2023 akan kick-off dalam hitungan hari.Unik! 5 Pemain Timnas Indonesia Bakal Dilatih Park Hang-seo Jika Gabung Persib Bandung
Semuanya baru sebatas rumor. Bisa benar, bisa salah.
Opini