Kredit: instagram.com/spursofficial
Libero.id - Tepat pada tanggal 19 April kemarin, Mourinho resmi di depak oleh Tottenham sebagai manajer. Mantan pelatih Inter Milan itu resmi diberhentikan usai pertandingan imbang melawan Everton dalam lanjutan Liga Premier.
Bila melihat lagi ke belakang, tepatnya saat ia didepak dari Manchester United usai perselisihannya dengan Luke Shaw dan Paul Pogba, nama The Special One sudah mulai tidak dianggap spesial lagi oleh penggemar Liga Premier, dan pada satu kesempatan usai Mauricio Pochettino dipecat oleh Daniel Levy, Morinho secra mendadak di tunjukan sebagai manajer baru Tottenham.
“Saya senang bisa bergabung dengan klub dengan warisan yang hebat dan pendukung yang begitu bersemangat,” ia mengumumkan kedatangannya dengan pandangan yang lebih positif pada November 2019.
Tapi tak lama setelah kedatangannya, manajer berusia 58 tahun itu langsung memicu konflik, mulai dari berselisih dengan Danny Rose hingga pemain favorit fans, Dele Alli.
Ya setidaknya ada beberapa alasan sebenarnya kenapa pria Portugal tidak layak berada di London Utara, apa saja asalan tersebut ? berikut ulasannya;
1. Penunjukan yang salah
Jauh sebelum Mourinho datang ke London Utara, banyak penggemar Tottenham yang tidak yakin tentang penunjukannya sebagai nahkoda baru Harry Kane dan kawan-kawan.
Bos mereka sebelumnya, Mauricio Pochettino adalah pria yang sangat disukai penggemar, dimana mantan pemain Espanyol itu telah mengubah klub yang hanya bersaing di empat besar menjadi tim yang mampu ke Final Liga Champions. Meskipun, harus diakui bahwa musim 2018/19 adalah awal yang menyedihkan untuk Spurs, dan tak lama setelah itu Daniel Levy segera menunjuk Mourinho sebagai pelatih kepala.
Masa jabatan Mou di Manchester United dan musim terakhirnya sebagai bos Chelsea di periode keduanya, bisa terbilanng kian mengalami penurunan & sangat membosankan, terutama dari segi permainan dan itu lah kenapa Mou diragukan oleh para fans The Lillywhite.
2. Terlalu keras dengan pemain
Sebuah taktik klasik Mourinho, mungkin dirancang untuk mendapatkan yang terbaik dari para bintangnya, Jose menuntut para pemainnya bekerja keras untuknya. Di Chelsea, Mou bentrok dengan Joe Cole dan Eden Hazard. Di Real Madrid, ia juga pernah berkelahi dengan Cristiano Ronaldo, ia mengatakan kepadanya bahwa CR7 harus bermain lebih bagus lagi dan membantu timnya bertahan.
Dan Paul Pogba sendiri baru-baru ini membicarakan tentang sosok Portugal itu soal perlakuan kasarnya kepada skuad Setan Merah, pola itu pun berlanjut di Spurs. Full-back Rose dibekukan dari tim utama, kemudian ada Dele Alli yang juga dibangkucadangkan. Dalam sesi latihan pertamanya, Mou bertanya denga nada yang merendahkan soal Alli dengan mengatakan "Apakah anda saudara Dele Alli atau Dele Alli ?", yang mana pertanyaan itu dibuat karena ia merasa Alli tidak layak menjadi bintang Liga Premier.
Selain itu, Alli juga dianggap "malas" oleh mantan pelatih FC Porto tersebut. Dan setelah hampir 17 bulan lebih memegan Spurs, pemain sepeti Serge Aurier, Tanguy Ndombele, Gareth Bale dan Toby Alderweireld adalah pemain yang juga tidak suka dengan sikap Mourihno. Pemberitaan dari SunSport sendiri secara eksklusif mengungkapkan bahwa beberapa pemain pergi ke Levy untuk mengeluh sesaat sebelum Mourinho dipecat.
3. Perbedaan pendapat
Jelas bahwa saat ia dipekerjakan oleh Spurs, ada satu hal yang menarik untuk kita lihat, yakni bagaimana ia beradaptasi dengan klub yang dikepalai oleh Daniel Levy.
Di klub sebelumnya, Mourinho terbiasa memiliki dana, dan Levy dikenal sebagai pria yang sangat ‘memperhitungkan’ soal belanja pemain.
Retak dalam hubungan mereka mulai terlihat di jendela transfer musim panas lalu. Menurut laporan, Mourinho ingin mendatangkan bek PSG, Thomas Meunier. Tetapi L'Equipe melaporkan bahwa Levy memiliki perbedaan pendapat tentang pemain internasional Belgia itu , dan Meunier sendiri akhirnya bergabung dengan Borussia Dortmund dengan status bebas transfer. Mourinho juga di duga tidak ingin klub merekrut Bale, dan ingin mereka berinvestasi di bek tengah.
4. Tidak membuat Spurs jadi lebih baik lagi
Sangat mudah untuk melupakan bahwa Mourinho membawa Spurs ke puncak klasemen pada bulan Desember.
Dalam 11 pertandingan pertama, mereka sukses mengalahkan Manchester United dengan skor 6-1, mengalahkan Manchester City dan Arsenal 2-0. Tapi tetap saja ia tidak mau merubah gaya bermainnya yang pragmatis, dan itu membawa malapetaka saat Harry Kane cedera dan Son Heung-min mengalami penurunan performa bermain.
Punckanya, mereka harus tersingkir secara mengejutkan di Liga Europa di tangan Dinamo Zagreb - meski unggul 2-0 di leg pertama, dan hal tersebut membuat masa depan Mourinho di kota London semakin cepat berakhir.
5. Penggemar yang tidak suka
Mungkin tekanan dari para pendukung Spurs adalah salah satu faktor kenapa Mourinho dipecat meskipun ia sukses membawa Spurs ke Final Piala Liga.
Para penggemar tidak puas dengan hasil serta gaya bermain yang diterapkan oleh Mourinho, dan sebenarnya para pendukung setia The Lillywhite banyak berharap mereka mampu bertahan lebih lama di Liga Eropa.
Kini tanggungjawab yang besar ada di pundak mantan bintang muda Spurs, Ryan Mason yang kini menjadi pelatih sementara dan berharap bisa menyelamatkan musim buruk Spurs ditahun 2021 ini.
Kisah Jersey ala Cristiano Ronaldo di Barito Putera, Kini Puncaki Klasemen Liga 1
Apakah ini akan bertahan lama atau sementara?Gokil! Marselino Ferdinan Cetak 2 Gol Lawan FC Groningen di Laga Pramusim KMSK Deinze
Sayang, skor akhir tidak memihak Lino dkk. Cek videonya!Mundur atau Dipecat Persib Bandung? Ini Penjelasan Lengkap Luis Milla
Sepakbola dianggap mie instan. Baru 3 laga langsung pisah.Analisis Masa Depan 3 Pemain Timnas U-23 yang Dihukum AFC di Era Shin Tae-yong
Masih dipanggil atau tidak? Ini prediksinya.
Opini