Kredit: instagram.com/fabrizio_miccoli
Libero.id - Fabrizio Miccoli pernah dicatat dalam sejarah Serie A sebagai salah satu pemilik nomor punggung 10 paling berbakat. Setelah pensiun, legenda Palermo tersebut justru terancam masuk penjara 3,5 tahun karena aksi premanisme dan keterlibatan dengan Mafia Sicilia, Cosa Nostra.
Dididik di Akademi AC Milan, Miccoli bergabung dengan tim Serie C1, Casarano, pada 1995. Di sana, dia melakukan debut profesional dalam usia 17 tahun, sebelum pindah ke Serie B membela Ternana pada 1998.
Mencetak total 32 gol dalam 4 musim dengan 15 diantaranya di tahun terakhir membuat Miccoli dijuluki "Del Piero baru". Lalu, Juventus membeli Miccoli dari Ternana pada musim panas 2002, yang langsung meminjamkannya ke tim papan bawah Serie A, Perugia, untuk musim 2002/2003.
Miccoli menunjukkan kualitas hebat selama musim pertama di kompetisi papan atas. Dia mencetak gol-gol berkelas dan menunjukkan kemampuan teknis luar biasa. Dia memiliki banyak julukan setelahnya. Sebut saja "Romario dari Salento", "Maradona dari Salento", hingga "Bomber Tascabile" karena perawakannya yang kecil, kecepatan, dan kemampuan teknisnya.
Keberhasilan membawa Perugia mencapai tempat di Piala Intertoto berujung panggilan tim nasional Italia. Dia juga dipanggil pulang Juventus untuk musim berikutnya. Miccoli memainkan 6 laga Liga Champions dan mencetak 1 gol. Dia juga mengemas 7 gol di Serie A.
Namun, setelah perselisihan dengan Fabio Capello, Miccoli diparkir. Musim berikutnya, setengah dari hak registrasi Miccoli dijual kepada Fiorentina yang baru dipromosikan seharga 7 juta euro.
Sesampainya di Firenze, Miccoli kembali menunjukkan kualitas terbaiknya. Dia membantu Fiorentina bertahan di Serie A dengan mengirim Brescia ke Serie B. Juventus yang melihat Miccoli sukses memanggil pulang dengan membayar 2,39 juta euro plus 250.000 euro untuk agen dan dua pemain lainnya (Enzo Maresca dan Giorgio Chiellini) yang totalnya 6,7 juta euro.
Oleh Juventus, Miccoli dipinjamkan ke Benfica selama 2 musim. Lalu, pada 5 Juli 2007, Palermo mengumumkan membeli Miccoli dengan 4,3 juta euro. Keputusan yang tepat karena pada akhirnya Miccoli dikenal sebagai legenda Palermo.
Di klub yang berbasis di Pulau Sicilia tersebut, Miccoli mencapai puncak kariernya. Selama 6 musim, pria kelahiran Nardo, 27 Juni 1979, tersebut bermain 165 kali di Serie A dengan 74 gol atau total 179 pertandingan semua ajang dengan 81 gol. Dia membantu I Rossanera menjadi runner-up Coppa Italia 2010/2011.
Selain sisi positif, keberadaan Miccoli di Pulau Sicilia juga menghadirkan beberapa hal negatif. Salah satunya terjalin hubungan dengan Cosa Nostra. Organisasi yang secara harafiah berarti "milik kami" itu adalah sindikat kejahatan Italia. Mereka terorganisasi, berasal dari Sicilia, dan sudah eksis sejak abad 19.
Cosa Nostra merupakan perkumpulan yang longgar dari kelompok kriminal, yang memiliki struktur organisasi serta kode etik yang sama, serta menampilkan diri kepada publik di bawah merek yang sama. Kelompok dasar ini dikenal sebagai "keluarga", "klan", atau "cosca".
Setiap keluarga mengklaim kedaulatan atas suatu wilayah. Biasanya kota, desa, atau lingkungan (borgata) dari kota yang lebih besar, tempat menjalankan aksinya. Anggota organisasi ini menyebut diri mereka sebagai "orang-orang terhormat". Tapi, publik sering menyebut mereka "Mafia".
Kegiatan inti Mafia adalah pemerasan, perlindungan, arbitrase perselisihan antar penjahat, pengorganisasian dan pengawasan perjanjian, serta transaksi ilegal. Pada abad 20, setelah migrasi besar-besaran orang Italia ke Amerika Utara, Mafia juga tumbuh subur di Amerika Serikat (AS), Kanada, Meksiko, hingga Amerika Latin.
Pada 22 Juni 2013, kantor berita nasional Italia, ANSA, melaporkan Kejaksaan Italia di Palermo memulai penyelidikan terhadap Miccoli atas kegiatan premanisme. Dia dituduh menugaskan putra Mafia Sicilia, Antonino Lauricella, yaitu Mauro Lauricella, untuk sebuah aksi pemerasan.
Miccoli meminta Lauricella untuk mengumpulkan uang dari klub malam. Miccoli, dalam penyadapan percakapan telepon yang direkam dan diterbitkan di surat kabar La Repubblica, merujuk pada hakim antimafia yang terbunuh, Giovanni Falcone, sebagai "fango" atau "kotoran".
Dua tahun kemudian, tepatnya pada 20 April 2015, Miccoli diselidiki atas tuduhan pemerasan dengan kekerasan karena kontak terus-menerus dengan Lauricella untuk memulihkan 12.000 euro dari seorang teman fisioterapis di diskotik "Il Paparazzi" di Isola delle Femmine, kawasan di utara Palermo.
L'ex calciatore del #Palermo Fabrizio #Miccoli e' stato
— Tgr Rai Sicilia (@TgrRaiSicilia) January 8, 2020
condannato a 3 anni e 6 mesi per estorsione aggravata dal metodo mafioso. La sentenza e' della Corte di appello
presieduta da Massimo Corleo.@TgrRai pic.twitter.com/GnrJzIpvSZ
"Saya tidak bisa mengatakan apa-apa karena penyadapan tidak muncul dalam bukti yang kami lihat. Saya dapat menjamin bahwa semuanya akan diklarifikasi di depan hakim dan kami berada dalam kendali penuh pihak berwenang. Kami telah mengatur pertemuan dengan para hakim untuk membereskan semuanya," ujar agen Miccoli, Francesco Caliandro, saat itu, dilansir Football Italia.
Kasus Miccoli dibawa ke Pengadilan Italia di Palermo. Pada Oktober 2017, Miccoli dijatuhi hukuman 3 tahun 6 bulan penjara setelah terbukti bersalah melakukan pemerasan dan premanisme menggunakan metode serta bantuan Mafia Sicilia.
Dalam persidangan dan kesaksian di Pengadilan Palermo, Miccoli tidak menyangkal persahabatannya dengan Lauricella. Tapi, dia mengaku tidak tahu jika Lauricella adalah anggota Cosa Nostra. Dia juga membantah memerintahkan Lauricella untuk melakukan aksi yang bertentangan dengan hukum.
"Ini memalukan dan saya harap hanya kesalahan. Saya ragu dia memeras orang. Mengenai panggilan telepon, kita perlu tahu persis apa yang diucapkan. Saya bingung jurnalis tahu tentang bukti sebelum pengacara tahu. Saya akan lebih bingung jika dia benar mengatakan hal-hal itu," kata Presiden Palermo, Maurizio Zamparini, ketika itu.
Miccoli tidak terima dengan putusan penjara. Kemudian, dia mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi. Pada Januari 2020, putusan keluar yang menguatkan vonis Pengadilan Palermo. Tapi, hukuman ditangguhkan karena Miccoli mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung Federal Italia di Roma. Hingga sekarang prosesnya masih berlangsung.
Sambil menanti vonis akhir Mahkamah Agung Federal Italia, Miccoli saat ini kembali aktif di sepakbola. Sejak 30 Desember 2020, dia bekerja sebagai asisten Francesco Moriero di klub Divisi II Albania, Dinamo Tirana. Dia merangkap sebagai pelatih junior klub itu.
Kenalkan Kenzo Riedewald, Pemain Berdarah Suriname-Indonesia yang Siap Bela Timnas U-17
Bima Sakti berencana memasukan namanya ke timnas U-17.Profil Ellie Carpenter, Pemain yang Mampu Saingi Lemparan ke Dalam Pratama Arhan
Dia adalah pemain Timnas Wanita Australia...Profil Julian Schwarzer, Penjaga Gawang Filipina yang Kini Bermain Bersama Arema FC
Pernah bermain di Inggris bersama Fulham...Profil Amara Diouf, Pemain Muda Senegal yang Dianggap Sebagai The Next Sadio Mane
Pada Piala Dunia U-17 2023 Amara Diouf bisa jadi ancaman berbahaya...
Opini