David Beckham. Kredit: twitter.com/psg_inside
Libero.id - Selama ini stereotip yang berlaku umum pada pemain sepakbola profesional adalah mata duitan. Benarkah? Delapan pesepakbola berikut ini membuktikan anggapan tersebut tidak 100% benar.
Berita tentang perpindahan pemain karena faktor uang merupakan hal biasa yang terjadi di sepakbola sejak era profesional diperkenalkan. Atas nama gaji selangit dan rekor transfer, seorang pemain tidak sungkan meninggalkan klub lama, meski sudah bersumpah setia atau bahkan baru saja meneken kontrak baru.
Dalam barisan itu terdapat Luis Figo yang menerima pinangan Real Madrid setelah dijadikan kapten Barcelona. Ada lagi Ronaldinho yang memutuskan pergi dari Paris Saint-Germain (PSG) karena dijanjikan gaji selangit. Ada pula Neymar yang meninggalkan Barcelona menuju Prancis demi rekor transfer 222 juta euro.
Namun, sejarah sepakbola profesional juga mencatat terdapat sejumlah pemain yang terkenal karena "tidak mata duitan". Francesco Totti, Paolo Maldini, hingga Carles Puyol tercatat dalam daftar pesepakbola yang menolak transfer selangit klub lain demi membela tim kesayangan.
Selain itu, ada lagi kategori "pemain pro bono". Mereka adalah pesepakbola yang rela tidak dibayar dengan alasan khusus. Ada yang terpaksa. Tapi, beberapa pemain memiliki tujuan amal. Mereka ingin membantu klub yang kesulitan finansial. Ada juga yang menyumbangkan gajinya ke lembaga sosial.
Nah, berikut ini 8 pesepakbola profesional yang sedang atau pernah bermain tanpa dibayar:
1. Ahmed Musa (Kano Pillars)
Ahmed Musa dikenal luas saat bermain untuk CSKA Moscow di Liga Premier Rusia. Setelah menyumbang 3 gelar liga pada 2012/2013, 2013/2014, 2015/2016, winger tim nasional Nigeria tersebut pergi ke Inggris untuk membela Leicester City pada 2016-2018.
Dari King Power Stadium, Musa melanjutkan karier di Arab Saudi pada 2018 untuk membela Al Nassr. Dia berada di sana hingga 31 Desember 2020 setelah kontraknya tidak diperpanjang karena cedera.
Lalu, pada 13 April 2021, Musa bergabung dengan klub masa kecilnya di Nigeria, Kano Pillars, setelah nyaris bergabung dengan West Bromwich Albion selama transfer window musim dingin. The Baggies menolak Musa karena kondisi kesehatan dan fisiknya belum 100% sehingga tidak bersedia berjudi.
"Musa adalah seseorang yang lebih peduli tentang memberi kembali kepada klub yang membesarkannya. Dia datang ke sini untuk melakukan ini bukan demi uang. Dia tidak dibayar untuk bermain di Kano Pillars. Dia adalah orang yang seperti itu," kata CEO Nigeria League Management Company, Shehu Dikko, dilansir Planet Football.
Exclusives pictures from @Ahmedmusa718 first training since his return to the club. pic.twitter.com/4EdTQu4IZv
— Kano Pillars FC Official (@pillarsfc) April 19, 2021
2. Mido (West Ham United)
Ketika David Gold dan David Sullivan mengambil alih West Ham United pada Januari 2010, urutan pertama bisnis mereka adalah mendatangkan tiga striker murah pada hari terakhir transfer window musim dingin. Salah satunya, Ilan dari Brasil, yang mencetak beberapa gol penting sebelum menghilang di akhir musim.
Ada lagi Benni McCarthy dari Afrika Selatan. Dia benar-benar bencana karena performa yang sangat mengecewakan. Kemudian, The Hammers menawari mantan pemain Blackburn Rovers tersebut 1 juta pounds untuk mengakhiri kontraknya dalam waktu 1 tahun.
Sosok ketiga adalah Ahmed Hossam Hussein Abdelhamid alias Mido. Secara mengejutkan dia meninggalkan gaji mingguannya sebesar 48.000 pounds di Middlesbrough untuk bermain di West Ham. Gajinya, di London Timur hanya 1.000 pounds per pekan. Akibat tidak masuk skuad hari pertandingan, jebolan Ajax Amsterdam itu bahkan kerap tidak menerima gaji karena kontraknya ternyata pay per match.
"Saya tahu itu akan menjadikan saya salah satu pemain dengan bayaran termiskin di liga. Tapi, terkadang anda harus melihat ke masa depan dan saya yakin saya berinvestasi pada diri saya sendiri," ujar Mido ketika itu.
Apa hasilnya? Perjudian Mido dengan rela dibayar sangat murah sia-sia. Setelah hanya bermain 9 kali, dia kembali dipinjamkan ke Ajax. Kemudian, kembali ke Mesir membela Zamalek. Selanjutnya, balik lagi ke Inggris membela Barnsley. Dia pensiun di sana pada 2013 setelah hanya merumput 1 kali.
3. George Thorne (Oxford United)
Pada usia 16 tahun, George Thorne melakukan debut senior untuk West Brom setelah setelah ditempa di akademi. Dia kemudian menghabiskan 6 tahun di Derby County. Tapi, Thorne menderita cedera serius di musim pertamanya dan kemudian dipinjamkan ke klub League One, Luton Town.
Pada September 2019, saat dipinjamkan ke Oxford United, bahunya terkilir ketika menjalani debut. Setelah sembuh pada Februari 2020, Thorne bertekad kembali ke Oxford dengan kesepakatan jangka pendek dan setuju untuk bermain secara gratis. Mengagumkan! Tapi, langkahnya diketahui FIFPro, yang segera melancarkan protes.
"Saya hanya ingin menemukan cinta untuk itu lagi, membuat diri saya bermain. Saya adalah pemain bebas di musim panas dan saya baru saja berusia 27 tahun. Jadi, saya masih melihat diri saya memiliki 6-7 tahun yang baik lagi," ujar Thorne.
Sial, masih berusia 28 tahun, Thorne sudah tanpa klub sejak musim panas lalu. Cedera yang tak kunjung sembuah membuat lulusan Inggris U-19 itu meratapi nasib buruknya.
4. Runar Berg (Bodo/Glimt)
Gelandang Norwegia, Runar Berg, menikmati tiga periode terpisah di Bodo/Glimt pada 1989-2010. Pada musim terakhir dari periode terakhirnya, dalam usia 38 tahun, Berg memutuskan bermain secara gratis untuk mengurangi masalah keuangan klub.
"Bodo/Glimt membutuhkan uang lebih dari yang saya lakukan sekarang," kata Berg saat itu. Isyarat tersebut memperkuat status legenda Berg di klub juara Liga Norwegia 2020 itu. Sekarang, di klub tersebut, keponakan Berg, Patrick Berg, yang berusia 23 tahun bermain dan ditunjuk sebagai wakil kapten.
5. David Beckham (Paris Saint-Germain)
Ketika Beckham berusia 37 tahun dan menandatangani kontrak 6 bulan dengan PSG pada musim dingin 2013. Manajemen setuju mengeluarkan 170.000 pounds per pekan. Ditambah bonus dan image right, Les Parisiens harus membayar Beckham total 3,4 juta pounds selama setengah musim.
Tapi, Beckham yang sudah sangat kaya berjanji untuk memberikan setiap sen dari gaji itu kepada anak-anak kurang beruntung di Paris. "Itu adalah sesuatu yang saya tidak yakin pernah dilakukan sebelumnya. Tapi, saya sangat menyukai anak-anak dan amal," kata Beckham.
Dia memenangkan liga, sedikit menangis, lalu pensiun. Meski hanya sebentar, Beckham meninggalkan kesan yang bagus selama waktunya di Parc des Princes.
?"I just felt it was the right thing to do and a special thing to do" ?
David Beckham explaining back in 2013 why he decided to donate all of his wages to a charity whilst he was at PSG pic.twitter.com/ZcS3tYibWu
— Football Daily (@footballdaily) November 14, 2020
6. Dudley Junior Campbell (Maidenhead United)
Dudley Junior Campbell memiliki rekor gol yang tidak biasa di Liga Premier bersama Blackpool pada 2010/2011. Dia mengemas 13 gol. Itu lebih banyak dari rekor pribadinya saat di Championship dengan 11 gol.
Kemudian, pada 2013, saat di Blackburn Rovers, Campbell secara keliru terlibat dalam skandal pengaturan hasil pertandingan. Dia dihukum hingga bebas pada Agustus 2014. Tapi, striker tersebut masih kesulitan mendapatkan kepercayaan dari pemberi kerja karena ulahnya.
Jadi, pada awal musim 2014/2015, pada usia 32 tahun, dia setuju untuk bermain membela Maidenhead United di Conference South tanpa gaji. "Itu sulit karena bagaimanapun saya telah bekerja. Itu menodai nama saya dan bahkan sekarang anda masih memiliki pelatih yang mengatakan ini dan itu," ujar Campbell.
"Tapi saya tidak bisa mengubah semua itu. Yang bisa saya lakukan adalah fokus untuk kembali ke tempat saya dulu. Semoga saya bisa melakukan itu," tambah Campbell. Dia hanya mencetak 4 gol dalam 9 pertandingan untuk Maidenhead. Dia pensiun di sana pada akhir musim.
7. Joseba Etxeberria (Athletic Bilbao)
Pemain sayap asli Basque, Joseba Etxeberria, menghabiskan 15 tahun di Athletic Bilbao. Dia mencetak 104 gol dalam 514 penampilan setelah bergabung ke Estadio San Mames dalam kepindahan kontroversial dari rival Basque, Real Sociedad, pada 1995.
Dalam kampanye musim terakhirnya, pada usia 32 tahun, dia menyumbangkan gajinya ke yayasan klub. "Itu adalah ide yang saya miliki selama bertahun-tahun," ucap Etxeberria.
8. Vedad Ibisevic (Schalke 04)
Pada September 2020, striker Bosnia-Herzegovina berusia 36 tahun, Vedad Ibisevic, menandatangani kontrak 1 tahun tanpa uang dengan klub Jerman, Schalke 04. Segalanya dengan cepat menjadi buruk bagi hampir semua orang. Meski mencetak 1 gol di DFB-Pokal, dia hanya mencatatkan 154 menit di Bundesliga dan mengalami kesulitan saat berlatih.
Akibatnya kontrak tersebut dibatalkan pada Desember. "Sayangnya, Schalke belum terbukti cocok seperti yang kami janjikan satu sama lain. Saya ingin menjelaskan bahwa keputusan ini tidak ada hubungannya dengan ledakan emosi dalam latihan. Itu sesuatu yang bisa terjadi dalam sepakbola," kata Direktur Komunikasi Schalke, Jochen Schneider.
Ibisevic saat ini menjadi pemain bebas. Sementara Schalke semakin terseok di klasemen Bundesliga setelah memastikan diri terdegradasi ke Bundesliga 2. Suporter marah dan menyerang para pemain.
Vedad Ibišević has announced that he will be donating his annual salary to charity organizations, meaning he will only earn money from performance-based bonuses. Additionally, the player confirmed he rejected multiple, more lucrative offers in favor of Schalke. [BILD] #S04 pic.twitter.com/pfHETWYjeB
— Schalke Daily (@S04Daily) September 3, 2020
Profil Frank Wormuth, Pria Jerman yang Akan Bantu Bima Sakti di Piala Dunia U-17 2023
Semoga berhasil menjalankan tugas.Lawan Pemuncak Klasemen, Persik Kediri Malah Kehilangan 3 Pemain Andalan
Pertandingan yang diramal akan menarik.Bertandang ke Markas Sendiri, Begini Persiapan Bali United Hadapi Arema FC
Pertandingan yang cukup unik bagi Bali United.Beda dengan Piala Dunia Pria, FIFA Sebut Piala Dunia Wanita Justru Rugi
Piala Dunia Wanita 2023 akan kick-off dalam hitungan hari.Unik! 5 Pemain Timnas Indonesia Bakal Dilatih Park Hang-seo Jika Gabung Persib Bandung
Semuanya baru sebatas rumor. Bisa benar, bisa salah.
Opini