Ragnar Oratmangoen dan Jasper ter Heide
Libero.id - SC Cambuur memastikan tampil di Eredivisie 2021/2022 setelah menjuarai Eerste Divisie 2020/2021. Hebatnya, kesuksesan itu berkat peran dua pemain keturunan Indonesia, Jasper ter Heide dan Ragnar Oratmangoen.
Kompetisi sepakbola kasta kedua di Belanda baru memasuki pekan 35 dari 38 yang direncanakan. Tapi, kemenangan 4-2 Cambuur atas Jong AZ Alkmaar di AFAS Stadium, 24 April 2021 cukup menjelaskan komposisi anggota Eredivisie musim depan. Satu tempat sudah pasti menjadi milik Cambuur.
Dengan 85 poin dari 27 kemenangan, 4 skor imbang, dan 4 kekalahan, koleksi The Yellow-Blues tidak akan mungkin dikejar De Graafschap sebagai runner-up sementara dengan 74 poin. begitu pula dengan Go Ahead Eagles dan Almere City, yang sama-sama mendapatkan 68 poin di posisi 3-4.
Selain juara dan menjadi tim pertama yang menggapai tiket promosi ke Eredivisie, performa Cambuur di Eerste Divisie musim ini layak mendapatkan acungan dua jempol. Tim yang pernah dibela Stefano Lilipaly tersebut jadi tim paling produktif di kasta kedua dengan 104 gol.
Tidak hanya itu, Cambuur menghasilkan 5 kemenangan beruntun saat pesta juara digelar. Klub yang berbasis di Cambuur Stadion, Leeuwarden, tersebut juga hanya menderita 1 kekalahan dari 16 pertandingan terkini.
Selain itu, penyerang andalan Cambuur, Robert Muhren, untuk sementara tercatat sebagai pencetak gol terbanyak. Penyerang berusia 31 tahun yang dipinjam dari klub Belgia, Zulte Waregem, itu sudah memproduksi 35 gol. Dia mengalahkan Thomas Verheydt (Almere City) dengan 20 gol dan Elias Mar Omarsson (Excelsior) dengan 19 gol.
Tapi, bukan hanya Muhren saja yang bermain bagus. Para pemain Cambuur lain juga memiliki fungsi yang layak dibanggakan. Dua diantaranya pemain keturunan Indonesia. Ter Heide dan Oratmangoen sama-sama lahir di Negeri Kincir Angin, tapi memiliki darah Indonesia.
"Hei Indonesia, lihat orang ini (Ter Heide). Dia pemain besar. Datangkan dia. Bawa dia ke Indonesia," ujar Oratmangoen di akun Instagram resminya, @0ratmangoen, saat merayakan gelar juara bersama dengan Ter Haide. "Dia (Oratmangoen) benar-benar Indonesia," jawab Ter Heide.
1. Jasper ter Heide
Ter Heide lahir di Amsterdam, 29 Maret 1999. Ayahnya berasal dari Korea Selatan dan ibunya asli Indonesia. Berposisi sebagai full back kanan, pemuda berpostur 173 cm itu memiliki hak untuk membela Belanda, Indonesia, dan Korea Selatan. Di level junior, Ter Heide pernah bermain untuk Belanda U-16 dan U-19.
Seperti dilaporkan Voetbalzone pada 8 April 2021, Ter Heide dilanda kebingungan untuk menentukan karier di level internasional. Hingga sekarang, dia belum pernah dipanggil tim senior Belanda. Ter Heide juga belum dihubungi Korea Selatan maupun Indonesia.
"Akan sulit bagi saya memiliki paspor Korea. Ayah saya lahir di Korea, tapi dia diadopsi orang Belanda dan pindah ke sini di usia yang sangat muda. Untuk mendapatkan paspor Korea, anda harus tinggal di sana selama enam bulan dan ikut wajib militer," kata Ter Heide.
"Indonesia juga bisa jadi opsi saya. Banyak akun Indonesia di Instagram membicarakan saya. Tapi, ikatan saya dengan Korea lebih kuat dibanding Indonesia. Ayah lebih kental dengan Korea dibanding ibu saya (dengan latar belakangnya) dari Indonesia. Jadi, saya ingin bermain untuk Korea suatu hari nanti," tambah Ter Heide.
Sebelum bermain untuk Cambuur, Ter Heide memulai karier juniornya dari SVA Assendelft. Lalu, pindah ke ADO '20 dan Jong AZ sebelum dikontrak Jong Ajax Amsterdam. Ter Heide menjalani debut bersama Jong Ajax pada 17 Agustus 2018 di pertandingan Eerste Divisie melawan Roda JC Kerkrade. Dia masuk pada menit 63 sebagai pengganti Dani de Wit.
Dari Ajax, Ter Heide pindah ke Cambuur pada awal musim 2020/2021. Tidak butuh waktu lama, Ter Heide langsung masuk starting line-up. Sempat tidak konsisten pada pertengahan musim, dia kembali lagi ke performa terbaik akhir-akhir ini. Jika ditotal, Ter Heide bermain 22 kali di Eerste Divisie atau 822 menit dengan mengemas 2 assist.
2. Ragnar Oratmangoen
Jika Ter Heide terkesan malu-malu dengan identitas Indonesia yang dimiliki, Oratmangoen justru sebaliknya. Sama seperti Sandy Walsh, gelandang kelahiran Oss, 21 Januari 1998, tersebut sangat sering menunjukkan diri sebagai pesepakbola keturunan Indonesia.
Berposisi sebagai gelandang serang, second striker, hingga penyerang tengah, Oratmangoen memiliki darah Indonesia dari sang ayah. Ayahnya merupakan warga negara Belanda, tapi memiliki kampung halaman di Kepulauan Tanimbar, Maluku Tengara Barat. Dia juga mengidentifikasikan dirinya sebagai Muslim.
Oratmangoen memulai karier sepakbola sejak kecil bersama klub di tempat kelahirannya, Top Oss. Bakatnya terpantau klub Eredivisie, NEC Nijmegen. Bersama NEC, Oratmangoen berhasil mengembangkan bakat besarnya mulai dari U-17, U-19, U-21, hingga senior.
Sempat dipinjamkan ke klub kecilnya, Top Oss, Oratmangoen kemudian pindah ke Cambuur pada awal musim 2019/2020. Sejak saat itu, dia menjadi salah satu sosok penting di lini serang tim berseragam kuning-biru tersebut.
Untuk musim ini, Oratmangoen bermain 20 kali di liga atau 998 menit. Dia juga memproduksi 8 gol dan 2 assist. Salah satu pertandingan terbaik Oratmangoen terjadi pada 5 April 2021 melawan Excelsior. Saat itu, klubnya menang 7-2 dan Oratmangoen mengemas hattrick. Dua hari kemudian, dia mencetak 2 gol melawan Den Bosch.
"Kami melakukan seleksi yang ketat dan bagus. Itu sebabnya saya memberi banyak pemain lain kesempatan untuk membuktikan diri. Saya ingin memberi penghargaan kepada mereka atas komitmen 100% yang telah mereka tunjukkan setiap hari," kata Pelatih Cambuur, Henk de Jong, kepada Huis aan Huis.
Kenalkan Kenzo Riedewald, Pemain Berdarah Suriname-Indonesia yang Siap Bela Timnas U-17
Bima Sakti berencana memasukan namanya ke timnas U-17.Profil Ellie Carpenter, Pemain yang Mampu Saingi Lemparan ke Dalam Pratama Arhan
Dia adalah pemain Timnas Wanita Australia...Profil Julian Schwarzer, Penjaga Gawang Filipina yang Kini Bermain Bersama Arema FC
Pernah bermain di Inggris bersama Fulham...Profil Amara Diouf, Pemain Muda Senegal yang Dianggap Sebagai The Next Sadio Mane
Pada Piala Dunia U-17 2023 Amara Diouf bisa jadi ancaman berbahaya...
Opini