5 Pemain Ini Ternyata Lulusan Akademi Real Madrid

"Akademi Real Madrid, La Fabrica secara luas dianggap sebagai salah satu pabrik talenta paling luar biasa di sepak bola Eropa."

Feature | 27 April 2021, 15:30
5 Pemain Ini Ternyata Lulusan Akademi Real Madrid

Libero.id - Akademi Real Madrid, La Fabrica secara luas dianggap sebagai salah satu pabrik talenta paling luar biasa di sepak bola Eropa. Akademi yang didirikan pada tahun 1942 itu menghasilkan alumni yang luar biasa, seperiti Raul Gonzalez, Emiliano Butragueno, Vicente del Bosque, Iker Casillas, dan masih banyak nama terkenal lainnya. Beberapa pemain dari skuad saat ini juga merupakan lulusan La Fabrica, termasuk Nacho Fernandez, Lucas Vazquez dan Dani Carvajal.

Kendati begitu, sebagai tim yang memang dikenal sangat selektif dalam memilih pemain dan sering dijadikan destinasi tempat pemain bintang berkumpul, tak ayal bila banyak pemain muda akademi klub yang harus hengkang dari Santiago Bernabeu agar mendapatkan jam bermain yang layak. Untuk itu, berikut adalah lima pemain yang mungkin tidak anda kenal adalah lulusan akademi muda Real Madrid.

5. Saul Niguez | Atletico Madrid

Bintang Atletico Madrid, Saul Niguez telah membuktikan dirinya sebagai bagian penting dari pasukan Diego Simeone selama beberapa tahun terakhir. Terlepas dari masalahnya di klub sejak awal musim yang sedang berlangsung, Saul telah menjadi aset besar bagi Los Rojiblancos, tampil 330 kali untuk tim Diego Simeone dan bermain di tujuh posisi berbeda di klub.

Tapi jauh sebelum ia merapat ke Wanda Metropolitano, Saul sendiri pernah menimba ilmu di akademi La Fabrica. Adapun alasan kenapa pria berusia 26 tahun itu pindah ke Ataleti karena selama waktunya di sana ia sering kali diintimidasi.

"Banyak hal terjadi di luar lapangan. Sisi olahraga berjalan dengan baik tetapi beberapa hal terjadi yang seharusnya tidak terjadi pada anak berusia 11, 12 tahun. Sepatu bot saya dicuri, makanan saya, saya dihukum karena sesuatu yang saya tidak melakukannya dan saya tidak diizinkan di tempat latihan di Valdebebas selama dua minggu,” ujar Saul.

Saul sendiri telah  memenangkan satu LaLiga, dua Liga Eropa, dan bermain di final Liga Champions bersama Atleti saat mereka tumbang dari Real Madrid.

4. Juanfran | Agen bebas

Juanfran adalah sosok penting di balik suksesnya Atleti menyabet gelar La Liga musim 2013/14, saat itu Juanfran membuat namanya dikenal sebagai salah satu bek sayap paling andal di dunia.

Tidak banyak yang tahu bahwa Juanfran sendiri adalah lulusan dari La Fabrica Real Madrid, dan membuat 11 penampilan untuk tim senior selama di Bernabeu. Nyatanya, Juanfran tumbuh besar sebagai pemain sayap dan mengidolakan legenda Real Madrid, Luis Figo. Bersama Los Colchoneros, ia berubah dari gelandang sayap menjadi bek sayap dan itu tidak lepas dari rasa kepercayaan Simeone kepadanya.

"Apa yang saya pikirkan saat itu adalah mereka pasti mempercayai saya dan mereka menghargai saya karena menjadi pekerja keras. Saya pikir semua orang terkejut melihat bahwa saya bisa bermain dan tampil di level tinggi sebagai full-back” ujar Juanfran.

Juanfran membuat 355 penampilan untuk Atleti sebelum pindah ke Sao Paulo. Selama 8 tahun bersama Atleti, ia telah membantu klub meraih dua gelar Liga Eropa, dua Piala Super Eropa, satu Copa del Rey, dan satu gelar La Liga.

3. Juan Mata | Manchester United

Dapat dikatakan bahwa Juan Mata adalah salah satu pesepakbola paling sukses, entah itu level klub ataupun negara. Selama berkarir 15 tahun, ia telah merasakan gelar Piala Dunia FIFA, Piala Eropa, Liga Champions, Liga Eropa, Piala FA, Piala Liga, dan Copa del Rey.

Namun, jika kita melihat kembali bagaimana kesuksesan Mata dibangun, maka La Fabrica adalah jawabanya. Yap pria Spanyol itu adalah salah satu lulusan akademi yang terkenal itu. Playmaker bertubuh mungil ini bermain untuk tim Castilla Real Madrid pada tahun 2006 bersama nama-nama penting lainnya seperti Marcelo dan Jose Callejon.

Mata kemudian bergabung dengan Valencia pada tahun 2007 dan segera menjadi salah satu playmaker paling mengesankan di Eropa dan dipinang oleh Chelsea pada tahun 2011. Tiga tahun dan 135 penampilan kemudian, Mata pindah ke Manchester United di bawah David Moyes, di mana ia bermain sebanyak 268 kali hingga saat ini.

2. Esteban Cambiasso | Pensiun

Esteban Cambiasso bergabung dengan Real Madrid dari klub Argentinos Juniors pada tahun 1996, namun gagal menembus tim utama yang kemudian menghantarkannya pindah ke Independiente pada tahun 1998. Tampil impersif di Argentina, Cambiasso kemudian menjadi salah satu dari sedikit pemain yang dibawa kembali ke Santiago Bernabeu.

Pria yang kini berusia 40 tahun tersebut menghabiskan setidaknya dua tahun di Real Madrid, membantu klub memenangkan La Liga pada muism 2002/03. Setelah memainkan peran kecil untuk klub, Cambiasso kemudian bergabung dengan Inter milan, di mana ia membuktikan dirinya sebagai salah satu gelandang bertahan terbaik di dunia. Memenangkan lima gelar Serie A berturut-turut bersama Nerazzurri dan memainkan peran besar dalam treble bersejarah mereka di bawah Jose Mourinho.

Cambiasso kemudian menlajutkan perjalanannya bersama tim-tim kecil seperti Leicester City dan Olympiakos sebelum akhirnya pensiun pada bulan September 2017.

1. Samuel Eto'o | Pensiun

Jauh sebelum Eto'o sukses bersama Blaugrana dan Nerazzurri, memenangkan treble bersama kedua tim itu secara 2 musim beruntun, pria Kamerun sebenarnya adalah pemain jebolan akademi Los Blancos.

Yap, Eto'o adalah bagian dari sistem junior Madrid  pada tahun 1997 dan bermain kurang dari 200 menit untuk tim senior. Setelah tiga masa pinjaman di seluruh Spanyol, Eto'o pindah ke Mallorca dengan kontrak permanen setelah gagal menembus ke tim Real Madrid, yang kemudian membukakan jalanya untuk pindah ke Barcelona dengan mahar 27 juta Euro dan sukses besar bersama tim Catalan.

Seorang mantan agen pernah mengklaim bahwa rasisme berperan dalam keluarnya Eto'o dari Bernabeu, mengklaim ia dipaksa keluar dari klub karena 'warna kulitnya'. Pemain Terbaik Afrika empat kali sendiri mengkonfirmasi klaim ini dengan mengatakan;

"Saya selalu melakukannya dengan baik. Satu-satunya penjelasan adalah bahwa mungkin orang kulit hitam di klub itu tidak dicintai” ujar Eto'o.

Eto'o kemudian memenangkan La Liga dalam kampanye debutnya di Camp Nou, dan selama perayaan gelar, ia dengan tegas meneriakkan kata-kata, "Madrid, cabrón, saluda al campeon!" - yang secara kasar diterjemahkan menjadi "Madrid, kamu sialan, sujudlah di depan sang juara!".

Segalanya bisa sangat berbeda seandainya pemain Kamerun itu diberi kesempatan di Bernabeu. Setelah sempat bermain di Anzhi Makhachkala, Chelsea, Everton, Sampdoria, dan lainnya, Eto'o akhirnya pensiun pada 2019. Hingga sekarang ia tetap menjadi satu-satunya pemain yang memenangkan dua treble Eropa dalam 2 musim berturut-turut.

Baca Berita yang lain di Google News




Hasil Pertandingan Real Madrid


  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network