Kredit: instagram.com/official_jesse_marsch
Libero.id - Mengganti sosok manajer muda terbaik bukanlah tugas yang mudah, tetapi membawa nama Jesse Marsch sebagai pengganti Julian Nagelsmann mungkin bisa memangkas hal itu secara definitif. Penjelasannya beragam.
Pertama, keduanya merupakan tipe pelatih yang punya tingkat kejeniusan berdekatan. Selain itu keduanya lahir dari tradisi dan iklim kepelatihan klub yang sama.
Jika Nagelsmann pergi ke Muenchen. Maka seorang Marsch akan mempertahankan pekerjaannya di keluarga anak perusahaan Red Bull. Ya, kita tahu, sebelum ini ia menahkodai RB Salzburg di liga Austria.
Otomatis Marsch tahu cara melatih klub di bawah naungan Red Bull; Ia bahkan mengenal sebagian besar pemain RB Leipzig yang sebelumnya, sebab pada musim 2018/19 posisinya sebagai asisten pelatih di Leipzig. Dan ia kini kembali sebagai seorang juru taktik utama.
Banyak yang percaya bahwa, begitu masa jabatan Nagelsmann berakhir, Leipzig akan keluar dari topik pembicaraan tentang gelar. Tapi Marsch, akan berjuang untuk menepis anggapan itu. Dan dia bukan seorang pejuang yang tak paham medan laga. Ia membawa banyak pengetahuan tentang klub dan manajemen sepak bola secara keseluruhan.
Menantang tim Bayern Munich di bawah asuhan Nagelsmann tentu akan menjadi perjuangan berat untuk Marsch di musim depan, tetapi satu Marsch bukan Marsch yang lain akan siap untuk itu.
Koneksi Salzburg
Adalah fakta yang tidak dapat disangkal bahwa Red Bull Salzburg telah bertindak sebagai tempat berkembang biak bagi beberapa talenta muda terbaik belakangan ini. Lihat saja Erling Haaland- seorang pemain yang berkembang di bawah Marsch untuk waktu yang singkat. Kemudian lihat juga Takumi Minamino. Meskipun dia masih belum menemukan taringnya di Liga Premier, Marsch pernah mendapatkan yang terbaik darinya di Salzburg.
Dan satu nama lainnya yang dalam kaitannya dengan hubungan Salzburg dan Leipzig ialah Hwang Hee-chan dan Dominik Szoboszlai. Di bawah kejelian dan tangan dingin seorang Marsch, di Salzburg, Hwang mencetak 16 gol dan membantu 22 gol lagi di musim 19/20 sebelum akhirnya pindah ke Leipzig.
Sejak kepindahan itu, ia hanya tampil sebanyak 21 kali di Jerman dan gagal tampil mengesankan. Membawa Marsch masuk ke dalam Leipzig akan memperjelas nasib para talenta di RB Salzburg, harapannya di bawah kepelatihan Marsch mereka akan bersinar sekali lagi dalam sistem yang serupa.
Dan ada kasus serupa yakni Szoboszlai, pemuda Hongaria yang dianggap hebat. Gelandang kiri ini belum tampil untuk Leipzig karena cedera - yang itu berarti pertandingan pertamanya, boleh jadi datang pada kesempatan musim depan di bawah pelatih Marsch.
Dalam satu setengah musim di bawah asuhan laki-laki Amerika itu, Szoboszlai terlibat dalam 50 gol dari 62 penampilan di semua kompetisi. Perlu disebutkan juga, bahwa dia melakukan semua ini sebelum mencapai usia 21 tahun.
Tapi hal yang sama belum Szoboszlai di liga Jerman, saat kepelatihan Julian Nagelsmann. Kini datang seorang Jesse Marsch. Pelatih lama Szoboszlai yang tau bagaimana cara mengoptimalkan potensinya.
Jesse Marsch Adalah Pengganti Nagelsmann yang Ideal
Sejumlah pemain telah membuat langkah penting berikutnya dalam karier mereka, pindah dari Salzburg ke klub lain yang lebih elit.
Pada saat yang bersamaan, Marsch juga akan membuat langkah penting bagi Leipzig. Meski akan tanpa Dayot Upamecano, yang pindah ke Bayern bersama Nagelsmann, dan kemungkinan juga Konate, tetapi seorang Marsch memiliki pengalaman untuk menghadapi situasi yang demikian.
Di Salzburg, Marsch pernah kehilangan fondasi timnya. Ketika Haaland, Minamino dan Hwang semuanya pergi. Namun timnya masih tetap berada di puncak Bundesliga Austria.
Itu adalah bukti bagaimana dia dapat melewati masa transisi dan mengapa dia harus dan layak menjadi pengganti Julian Nagelsmann. Dan Marsch melakukan semua itu tanpa dana tambahan. Tanpa belanja pemain muluk-muluk. Coba pikirkan apa yang bisa Marsch lakukan dengan sejumlah uang yang mungkin telah dianggarkan Leipzig untuk belanja pemain.
Masih mau meragukan Jesse Marsch?
Kenalkan Kenzo Riedewald, Pemain Berdarah Suriname-Indonesia yang Siap Bela Timnas U-17
Bima Sakti berencana memasukan namanya ke timnas U-17.Profil Ellie Carpenter, Pemain yang Mampu Saingi Lemparan ke Dalam Pratama Arhan
Dia adalah pemain Timnas Wanita Australia...Profil Julian Schwarzer, Penjaga Gawang Filipina yang Kini Bermain Bersama Arema FC
Pernah bermain di Inggris bersama Fulham...Profil Amara Diouf, Pemain Muda Senegal yang Dianggap Sebagai The Next Sadio Mane
Pada Piala Dunia U-17 2023 Amara Diouf bisa jadi ancaman berbahaya...
Opini