Kredit: instagram.com/timothyweah
Libero.id - Apakah masuk akal anak seorang presiden di sebuah negara berdaulat memilih menjadi warga negara lain? Seharusnya tidak. Tapi, hal tersebut ternyata tidak berlaku bagi anak Presiden Liberia, George Weah, Timothy.
Setelah membantu Paris Saint-Germain (PSG) menjuarai Ligue 1 2017/2018, Weah junior kini berada di jalan yang benar bersama Lille. Les Dogues sedang memuncaki klasemen sementara dengan keunggulan 1 poin dari PSG, 5 poin dari AS Monaco, dan 6 poin dari Lyon. Masih ada 3 pertandingan lagi.
Berposisi sebagai penyerang, atau sama dengan ayahnya, Weah bergabung dengan Lille sejak 2019. Di musim perdana, dia hanya bermain 3 kali di Ligue 1. Jumlah tersebut naik enam kali lipat musim ini. Hingga pekan 35, Weah sudah merumput 25 kali dengan menyarangkan 3 gol.
Jika dijumlah dengan laga-laga lainnya, pemuda kelahiran 22 Februari 2000 tersebut sudah bermain 34 kali. Jam terbang Weah hanya kalah dari dua penyerang utama Lille musim ini, Jonathan Bamba dan Jonathan David.
Apa yang ditampilkan Weah sebenarnya tidak terlalu mengherankan. Pasalnya, bakat sepakbolanya menurun dari sang ayah. Weah senior semasa aktif bermain dikenal sebagai mesin gol jempolan untuk sejumlah klub papan atas Eropa seperti Monaco, PSG, hingga AC Milan. Weah juga memenangkan penghargaan bergengsi Ballon d'Or.
Yang cukup unik adalah keputusan Weah membela Amerika Serikat (AS) di level junior manupun senior. Tentu saja, hal itu berbada dengan sang ayah yang dikenal sebagai maskot sepakbola Liberia selama bertahun-tahun.
Hal itu ternyata tidak bisa dilepaskan dari latar belakang keluarga Weah. Ketika perang suadara pecah di Liberia, Weah membawa keluarganya mengungsi ke Eropa. Kemudian, pergi ke AS untuk menetap. Itu terjadi di masa-masa akhir karier Weah bersama Milan.
Bahkan, setelah resmi gantung sepatu, Weah menetap di Negeri Paman Sam. Dia memiliki rumah di New York. Dirinya baru kembali ke Liberia saat mencalonkan diri sebagai anggota DPR pada 2009.
Selama menetap di AS itulah, istri Weah, Clar, melahirkan anak ketiga mereka, Timothy, pada 22 Februari 2000 di Brooklyn, New York. Timothy adalah adik dari George Jr dan Tita. Beda dengan Timothy, kedua kakaknya lahir di Monrovia dan mengungsi ketika perang saudara meletus.
Sebagai anak yang lahir di AS, Timothy menghabiskan masa kecilnya di Brooklyn, Valley Stream, New York, dan Pembroke Pines, Florida. Weah fasih Bahasa Inggris dan Prancis, serta menyukai memproduksi musik trap soul.
Dia berteman dekat dengan sesama pemain sepakbola, Tyler Adams. Sepupunya, Kyle Duncan, juga seorang pemain sepakbola profesional untuk New York Red Bulls di MLS. Sepupu lainnya, Patrick Weah, yang berusia 17 tahun baru saja menandatangi kontrak sebagai homeground player di Minnesota United.
Weah diajari sepakbola oleh ayahnya dan bermain sepak bola saat berada di Florida untuk West Pines United. Lalu, dia pindah kembali ke New York dan bergabung dengan Rosedale Soccer Club di Queens. Itu klub milik pamannya.
Weah sempat bermain selama tiga musim dengan BW Gottschee sebelum pindah ke Akademi Red Bull New York pada 2013. Dia menjalani trial dengan Chelsea pada usia 13 tahun. Tapi, gagal, dan segera pindah ke Prancis pada 2014 untuk bergabung dengan Akademi PSG.
Pada awal pertamanya dengan tim akademi, Weah mencetak hattrick dalam kemenangan 8-1 PSG U-19 atas tim Bulgaria, Ludogorets Razgrad U-19, dalam sebuah pertandingan Liga Champions Junior (UEFA Youth League).
Sebagai orang yang lahir di AS dari orang tua asal Liberia dan Jamaika, Weah memenuhi syarat untuk membela banyak timnas. Tapi, dia sejak awal menyatakan bahwa keputusannya untuk mewakili AS tidak sulit dan didasarkan pada kecintaannya pada negara serta rekan satu timnya.
Weah telah mewakili AS sejak U-14 pada 2012. Weah terpilih untuk bergabung dengan tim U-15 di Tournament delle Nazioni di Italia. Dia mencetak gol kemenangan di final melawan Austria.
Kemudian, Weah dipanggil ke tim U-17, di bawah asuhan John Hackworth, pada Desember 2015, untuk serangkaian pertandingan persahabatan di Florida. Weah bergabung dengan tim untuk Tournament Montaigu, yang dimenangkan AS setelah dia mencetak gol di final melawan tuan rumah Prancis.
Weah adalah bagian dari skuad U-17 yang menempati posisi kedua di CONCACAF Championship U-17 2017. Di sana, dia mencetak dua gol. Dia terpilih untuk mewakili AS di Piala Dunia U-17 2017 di India. Dalam pertandingan melawan Paraguay U-17, Weah mencetak hattrick dalam kemenangan 5-0.
Kemudian, Weah masuk dalam skuad AS untuk Piala Dunia U-20 2019 di Polandia. Dia mencetak dua gol selama turnamen, melawan Qatar di babak penyisihan grup untuk lolos ke babak sistem gugur, dan melawan Ekuador dalam kekalahan di perempat final.
Berkat performa di level junior, Weah dipanggil melakukan debut untuk timnas senior dalam kemenangan 1-0 melawan Paraguay pada 27 Maret 2018. Dia memasuki pertandingan persahabatan sebagai pengganti rekan debutan, Marky Delgado, pada menit 86. Dia adalah pemain pertama yang lahir pada 2000-an yang mendapatkan caps senior untuk AS.
Selama pertandingan persahabatan melawan Bolivia pada 28 Mei 2018, start internasional pertama dijalani Weah. Dia mencetak gol internasional pertamanya dan menjadi pemain termuda keempat yang mencetak gol untuk untiuk timnas, mengalahkan Josh Sargent.
Kenalkan Kenzo Riedewald, Pemain Berdarah Suriname-Indonesia yang Siap Bela Timnas U-17
Bima Sakti berencana memasukan namanya ke timnas U-17.Profil Ellie Carpenter, Pemain yang Mampu Saingi Lemparan ke Dalam Pratama Arhan
Dia adalah pemain Timnas Wanita Australia...Profil Julian Schwarzer, Penjaga Gawang Filipina yang Kini Bermain Bersama Arema FC
Pernah bermain di Inggris bersama Fulham...Profil Amara Diouf, Pemain Muda Senegal yang Dianggap Sebagai The Next Sadio Mane
Pada Piala Dunia U-17 2023 Amara Diouf bisa jadi ancaman berbahaya...
Opini