Libero.id - Sepakbola tidak pernah lepas dari mitos. Ada banyak cerita ketika pemain menolak atau menyukai nomor punggung tertentu dengan alasan magis. Tapi, bagaimana jika orang yang percaya takhayul adalah presiden klub? Mantan Presiden Cagliari dan Leeds United, yang kini memiliki Brescia, Massimo Cellino, punya ceritanya.
Di Italia, Cellino dikenal sebagai pengusaha sukses yang menggemari sepakbola. Menggunakan bendera Eleonora Sport Ltd, Massimo dan keluarganya sudah menjadi pemilik klub sepakbola sejak lama.
Pria kelahiran 28 Juli 1956 tersebut adalah pemilik dan presiden Cagliari pada 1991-2014. Dia juga pernah menjabat sebagai Wakil presiden Lega Calcio di bawah kepemimpinan Adriano Galliani dari AC Milan.
Selama bertahun-tahun sebagai pemilik Cagliari, Cellino berperan penting dalam pembangunan pusat olahraga klub di Assemini, yang dinamai menurut nama ayahnya, Ercole. Cellino juga dikenal sebagai presiden klub yang gemar memecat pelatih.
Pelatih terakhir yang dipecat Cellino di Cagliari adalah Diego Lopez, yaitu pada 6 April 2014. Itu menjadi pergantian pelatih ke-36 yang dialami klub Pulau Sardinia tersebut dalam 22 tahun masa jabatannya. Saat itu, dia mendapatkan julukan Il Mangia Allenatori (Tukang Makan Pelatih).
Setelah bosan dengan Cagliari, Cellino menjual mayoritas sahamnya kepada Tommaso Giulini pada musim panas 2014. Penjualan itu terjadi beberapa bulan setelah Eleonora Sport Ltd menguasai 75% saham Leeds United, yang ketika itu masih berkompetisi di Championship Division.
Pada 8 September 2016, kepemilikan saham Cellino do Elland Road menjadi 100% setelah membeli 15% saham pemilik minoritas Gulf Finance House (GFH Capital). Sebagai penguasa tunggal, dia mengelola Leeds layaknya Cagliari. Pemecatan pelatih tetap menjadi hal dominan dan kontroversial.
Namun, sepakbola Inggris berbeda dengan Italia. Dia tidak pernah bisa menikmati statusnya sebagai pemilik The Whites. Akibatnya, pada 4 Januari 2017, Cellino setuju melepaskan 50% saham klub kepada sesama pengusaha asal Italia, Andrea Radrizzani.
Langkah tersebut dilanjutkan terus. Pada 23 Mei 2017, Radrizzani mengumumkan menguasai 100% saham Leeds milik Cellino. Kemudian, Cellino mengeluarkan pernyataan di situs klub yang berterima kasih kepada para penggemar dan berkata "jika anda dapat bertahan bekerja dengan saya, anda dapat bertahan hidup dalam kondisi apapun".
Setelah meninggalkan Leeds, Cellino kembali ke Italia dan membeli saham Brescia di Serie B. Pada 3 Juni 2017, Roberto Boscaglia ditunjuk oleh Brescia sebagai pelatih kepala mereka untuk musim 2017/2018. Tapi, Cellino menggantinya dengan Pasquale Marino pada 12 Oktober 2017 atau hanya beberapa minggu setelah klub diambil alih.
Pada 16 Januari 2018, Cellino mempekerjakan kembali Boscaglia sebagai pelatih setelah memecat Marino. Tapi, dia dipecat sekali lagi pada 29 April 2018 setelah Brescia ada di posisi 13. Pada 29 April 2018, Cellino menunjuk pelatih keempatnya di musim 2017/2018, yaitu Ivo Pulga.
Selain pelatih, satu benang merah yang tercipta di Cagliari, Leeds, dan Brescia adalah nomor 17. Ini sangat ekstrim. Cellino tidak hanya melarang penggunaan nomor punggung 17 di ketiga klub itu, melainkan juga menghapusnya dari klub. Dia memerintahkan kursi stadion bernomor 17 diganti dengan 16B.
Pada 15 Mei 2014, Leeds menghentikan penggunaan kaus bernomor 17 karena perintah Cellino. Pemilik jersey itu, Michael Brown, diminta menggantinya dengan nomor baru saat kompetisi 2014/2015 berakhir atau pergi mencari klub baru.
Leeds chairman Massimo Cellino hates the number 17. It's best he doesn't read this: http://t.co/hQuFkLv8LW #babb pic.twitter.com/b5f0Ai5Ku7
— Telegraph Football (@TeleFootball) July 3, 2014
Ancaman mengusir pemain yang berhubungan dengan nomor 17 bukan hanya isapan jempol. Masih di Leeds, Cellino membuktikan ucapannya dengan memutuskan kontrak Paddy Kenny pada akhir musim 2013/2014. Alasannya, mantan kiper timnas Irlandia itu lahir dengan angka 17, yaitu 17 Mei 1978.
Hal yang sama terjadi di Brescia. Klub yang bermarkas di Stadio Mario Rigamonti itu pada awalnya hanya mempensiunkan nomor punggung 10 untuk menghormati Roberto Baggio (legenda) dan 13 milik Vittorio Mero (meninggal sebagai pemain Brescia). Tapi, sejak Cellino datang, nomor 17 tidak boleh digunakan lagi.
Mengapa Cellino percaya 17 sebagai angka sial? Itu berkaitan dengan kepercayaan umum di Italia yang menyatakan 17 sebagai angka sial. Itu berbeda dengan tradisi di banyak negara yang menyebut 13 sebagai angka sial dan harus dihindari.
Bila dilihat sebagai angka Romawi, 17 menjadi XVII. Kemudian, diubah secara anagram menjadi "VIXI", yang dalam Bahasa Latin diterjemahkan menjadi "Aku hidup". Implementasi paling sempurna berarti "Hidupku sudah berakhir". Itu berasal dari "Vixerunt", yaitu pengumuman eksekusi terkenal Cicero.
Akibat kepercayaan umum di Italia itu, maskapai penerbangan nasional milik negara, Alitalia Airlines, tidak memiliki nomor kursi 17. Dari 16 ABCDEF langsung 18 ABCDEF. Lalu, ketika produsen mobil Prancis, Renault, menjual kendaraan berkode "R17", maka di Italia diganti menjadi "R177".
Rasa takut pada angka 17 disebut sebagai "heptadecaphobia" atau "heptakaidekaphobia". Penyakit itu bisa sembuh dengan sejumlah terapi khusus dengan psikolog dan dokter kejiwaan secara berkala.
Jadi, bagaimana dengan hasil dari takhayul maupun ketakutan Cellino terhadap nomor 17. Faktanya, Leeds baru promosi ke Liga Premier setelah Cellino pergi. Sementara Brescia musim lalu terdegradasi ke Serie B setelah sempat promosi dari Serie B 2018/2019. Untuk musim ini, klub masih berjuang untuk tiket play-off ke Serie A.
Kenalkan Kenzo Riedewald, Pemain Berdarah Suriname-Indonesia yang Siap Bela Timnas U-17
Bima Sakti berencana memasukan namanya ke timnas U-17.Profil Ellie Carpenter, Pemain yang Mampu Saingi Lemparan ke Dalam Pratama Arhan
Dia adalah pemain Timnas Wanita Australia...Profil Julian Schwarzer, Penjaga Gawang Filipina yang Kini Bermain Bersama Arema FC
Pernah bermain di Inggris bersama Fulham...Profil Amara Diouf, Pemain Muda Senegal yang Dianggap Sebagai The Next Sadio Mane
Pada Piala Dunia U-17 2023 Amara Diouf bisa jadi ancaman berbahaya...
Opini