Libero.id - Kalahkan Chelsea Women 4-0, Barcelona Femeni menjuarai Liga Champions Wanita 2020/2021. Itu menjadikan Barcelona tim pertama menjuarai kompetisi elite antarklub Benua Biru tersebut di sektor putra maupun putri.
Seperti Barcelona B, La Masia, atau Barcelona Bàsquet, Barcelona Femeni juga merupakan bagian dari FC Barcelona. Mereka adalah anggota pendiri La Liga Femenino pada 1988. Itu adalah kompetisi sepakbola wanita di Negeri Matador untuk kasta tertinggi.
Pada 2001/2002 La Liga Femenino diubah menjadi Superliga Femenina sebelum berganti lagi menjadi Primera Division Femenina. Tapi, karena hasil kompetisi musim sebelumnya, mereka gagal lolos ke kompetisi elite. Baru pada 2004/2005, Barcelona Femeni tampil di Superliga. Sempat terdegradasi lagi pada 2007/2008, Barcelona Femeni kembali ke Superliga tahun berikutnya.
Sejak bermain di kasta tertinggi pada periode kedua, Barcelona Femeni menjelma menjadi tim besar. Layaknya, klub pria, mereka juga menjuarai kompetisi. Faktanya menunjukkan, dalam 10 musim terakhir, mereka menjuarai Superliga 6 kali dan 4 kali menjadi runner-up.
Puncak performa Barcelona Femeni terjadi musim ini. Selain sukses mempertahankan gelar domestik, mereka juga berjaya di Liga Champions Wanita setelah mengalahkan Chelsea Women. Barcelona Femeni menggagalkan usaha Chelsea untuk menikahkan trofi Liga Champions di sektor putra dan putri. Justru, dua tim Barcelona menjadi yang pertama yang mengoleksi piala itu.
Berikut ini 4 fakta menarik sepak terjang Barcelona Femeni di Liga Champions Wanita 2020/2021:
1. Catatkan 7 kemenangan, 1 imbang, 1 kalah
Berbeda dengan musim-musim sebelumnya, kompetisi musim ini tidak menggunakan sistem grup. Tetap diikuti 32 dan dan menggunakan dua fase kualifikasi, pertandingan musim ini menggunakan sistem knock-out mulai dari babak 32 besar, babak 16 besar, perempat final, semifinal, dan final.
Dalam perjalanannya, Barcelona memulai dengan bertemu PSV Eindhoven Vrouwen (Belanda), Fortuna Hjorring Ladies (Denmark), Manchester City Women (Inggris), Paris Saint-Germain Feminine (Prancis), dan Chelsea Women (Inggris) di final. Semua pertandingan home and away, kecuali final.
Melawan PSV, Barcelona Femeni menang agregat 8-2 (4-1, 4-1). Kemudian, Fortuna dibantai 9-0 secara agregat (5-0, 4-0). Melawan Man City, Barcelona Femeni sempat kalah 1-2 sebelum balik unggul 3-0. Di semifinal, giliran PSG yang ditahan imbang 1-1 sebelum unggul 2-1.
2. Cetak 24 gol dari 9 pertandingan
Liga Champions Wanita 2020/2021 menjadi ajang pertunjukkan kolaborasi manis Jennifer Hermoso dan Lieke Martens. Berposisi sebagai penyerang tengah, Hermoso memproduksi 6 gol untuk menjadi pencetak gol terbanyak turnamen bersama Fran Kirby (Chelsea).
Sementara Martens beroperasi di jantung lini tengah dalam skema 4-3-3 dan berhasil memproduksi 5 gol. Artinya, dari 24 gol yang dihasilkan Barcelona Femeni hingga juara, kedua pemain beda bangsa tersebut menghasilkan hampir 50% diantaranya.
Selama ini, Hermoso dikenal sebagai penyerang tim nasional Spanyol. Pemain berusia 31 tahun tersebut memiliki 84 caps dan 42 gol untuk Selección Española de Fútbol Femenina. Dia juga pencetak gol terbanyak Superliga Femenina pada empat edisi plus memiliki 5 gelar juara (1 diantaranya dengan Atletico Madrid).
Sebaliknya, Martens berstatus gelandang Belanda. Wanita berusia 28 tahun tersebut memiliki 121 caps dan 49 gol untuk Nederlands Vrouwenvoetbalelftal. Dia menjadi salah satu anggota Belanda ketika menjuarai Euro Wanita 2017 dan Algarve Cup 2018.
3. Patahkan dominasi Lyon Feminin
Jika di Liga Champions sektor putra ada Real Madrid, maka di bagian putri terdapat Lyon Feminin. Benang merahnya sama, yaitu klub yang paling dominan dan pengoleksi gelar terbanyak. Lyon mempunyai 7 piala dan 2 runner-up. Bahkan, sejak 2015/2016 hingga 2019/2020, mereka selalu juara.
Untuk musim ini, Lyon terhenti di perempat final dari PSG. Mereka kalah agresivitas gol tandang dalam skor agregat 2-2 (1-0, 1-2). Uniknya, PSG gagal ke pertandingan puncak setelah dikalahkan Barcelona Femeni.
Menariknya, Barcelona Femeni sempat dikalahkan Lyon di final Liga Champions Wanita 2018/2019. Saat itu, mereka menyerah 1-4 setelah Ada Hegerberg mencetak hattrick di Budapest dan Dzsenifer Marozsan menyumbang sebiji gol. Barcelona Femeni hanya mencetak 1 gol lewat Asisat Oshoala di injury time babak kedua.
4. Ditangani pelatih berusia 34 tahun, Lluis Cortes
Barcelona Femeni memiliki pelatih bernama Lluis Cortes, yang lahir pada 10 Agustus 1986. Meski muda, mantan pemain Lleida itu memiliki banyak pengalaman melatih. Cortes bergabung dengan Barcelona Femeni sebagai analis pertandingan pada musim panas 2017. Hingga 2019 dia menjadi bagian dari asisten tim pelatih.
Pada Mei 2019, Cortes menggantikan Fran Sanchez sebagai pelatih kepala baru. Bersama Cortes, klub telah menghasilkan pencapaian terbesarnya hingga saat ini ketika lolos ke final Liga Champions Wanita 2018/2019 dan menjuarai kompetisi yang sama musim 2020/2021.
Selain Eropa, Cortes juga mempersembahkan gelar Primera Division (2019/2020, 2020/2021), Copa de la Reina (2020), Supercopa de Espasa (2020), hingga Copa Catalunya Femenina (2019).
Profil Frank Wormuth, Pria Jerman yang Akan Bantu Bima Sakti di Piala Dunia U-17 2023
Semoga berhasil menjalankan tugas.Lawan Pemuncak Klasemen, Persik Kediri Malah Kehilangan 3 Pemain Andalan
Pertandingan yang diramal akan menarik.Bertandang ke Markas Sendiri, Begini Persiapan Bali United Hadapi Arema FC
Pertandingan yang cukup unik bagi Bali United.Beda dengan Piala Dunia Pria, FIFA Sebut Piala Dunia Wanita Justru Rugi
Piala Dunia Wanita 2023 akan kick-off dalam hitungan hari.Unik! 5 Pemain Timnas Indonesia Bakal Dilatih Park Hang-seo Jika Gabung Persib Bandung
Semuanya baru sebatas rumor. Bisa benar, bisa salah.
Opini