Selamat! Mantan Pelatih Timnas Indonesia Bawa Klub Divisi II Bulgaria Promosi

"Dia juga pernah melatih Persija Jakarta, Persipura Jayapura, Mitra Kukar, Sriwijaya FC, hingga TIRA-Persikabo."

Berita | 18 May 2021, 17:01
Selamat! Mantan Pelatih Timnas Indonesia Bawa Klub Divisi II Bulgaria Promosi

Libero.id - Setelah tidak lagi melatih tim nasional Indonesia, Ivan Kolev sempat berkelana ke banyak tim di Asia maupun Eropa. Sejak awal musim 2020/2021, dia bekerja sebagai pelatih Lokomotiv Sofia. Hanya butuh satu musim, The Railwaymen langsung promosi ke Divisi I setelah menjadi runner-up Divisi II.

Didirikan pada 2 September 1929, Lokomotiv dibentuk sebagai Railway Sports Club (RSC) oleh sekelompok pekerja Jawatan Kereta Api Bulgaria (BDZ). Pertandingan kompetitif pertama RSC adalah kemenangan 2-1 melawan Zora Sofia pada 3 Oktober 1929. Pada musim 1939/1940, RSC memenangkan gelar Liga Bulgaria untuk pertama kalinya.

Lalu, pada 1945, klub telah berganti nama menjadi Lokomotiv Sofia dan langsung memenangkan gelar Liga Bulgaria 1945. Kemudian, pada musim 1963/1964, Lokomotiv memenangkan gelar Liga Bulgaria ketiga setelah mengalahkan rival utama, Levski Sofia dan Slavia Sofia.

Prestasi ini memungkinkan Lokomotiv untuk berpartisipasi di babak penyisihan Piala Eropa (Liga Champions) 1964/1965 untuk pertama kalinya. Tapi, Lokomotiv harus terhenti di Putaran I dari wakil Hungaria, Gyori ETO.

Pada 1969 klub ini merger dengan Slavia Sofia untuk waktu yang singkat sampai 1971 karena sama-sama klub milik Jawatan Kereta Api Negara. Lalu, pada 1977/1978, dipimpin oleh Atanas Mihaylov dan Boycho Velichkov, Lokomotiv memenangkan gelar Liga Bulgaria keempat. Ternyata, itu gelar liga terakhir Lokomotiv.

Lokomotiv tenggelam sangat lama setelah itu hingga 1994 ketika Nikolay Gigov menjadi presiden klub yang baru. Status klub sepakbola berubah menjadi profesional. Hasilnya, mereka menjadi runner-up Liga Bulgaria. Itu menjadi prestasi terbaik sejak 1977/1978.

Berkat perubahan yang dilakukan, Lokomotiv memiliki klub penggemar yang antusias dan terorganisasi dengan baik. Tim ini berada di urutan keempat pada musim 2005/2006 dan lolos ke Kualifikasi I Piala UEFA 2006/2007. Mereka lolos hingga Putaran I saat dikalahkan Feyenoord Rotterdam.

Di dalam negeri, Lokomotiv mencatatkan 10 kemenangan beruntun yang luar biasa, sebelum dihentikan CSKA Sofia dalam bentrokan langsung untuk memperebutkan posisi kedua. Akhirnya, Lokomotiv finish di urutan ketiga dengan poin yang sama dengan CSKA Sofia (runner-up).

Musim 2007/2008 dimulai dengan menjanjikan. Di Kualifikasi II Piala UEFA, Lokomotiv menyingkirkan tim Rumania, Otelul Galati. Ini menandai 8 pertandingan Eropa tanpa kekalahan milik Lokomotiv, yang merupakan rekor nasional baru untuk rekor terpanjang tanpa kekalahan yang diraih oleh tim Bulgaria (rekor sebelumnya 7 pertandingan milik Levski Sofia).

Sayang, kegemilangan Lokomotiv di Bulgaria maupun Eropa harus terhenti akibat masalah keuangan. Mereka dilarang memasuki babak penyisihan grup Piala UEFA. Tim ini finish ketiga selama musim 2014/2015. Tapi, lisensi untuk turnamen Eropa dan Divisi I Liga Bulgaria ditolak karena hutang yang belum dibayar. Lokomotiv diturunkan ke Divisi III.

Degradasi paksa ternyata tidak membuat masalah finansial Lokomotiv selesai. Mereka bangkrut dan didiskualifikasi dari kompetisi kasta ketiga. Klub juga harus menerima kenyataan pahit likuidasi.

Tak lama setelah pembubaran, beberapa legenda tim, termasuk Ivan Vasilev, Boycho Velichkov, dan Anton Velkov membentuk klub baru bernama Lokomotiv 1929 dan bermain di Liga Sofia (Divisi IV). Klub itu sekarang bernama Lokomotiv 1929 Sofia dan dianggap sebagai penerus sah dari tim sebelumnya.

Beruntung, pada 29 Juli 2016, Lokomotiv secara resmi disetujui untuk naik ke Divisi II tanpa melewati Divisi III bersama Tsarsko Selo Sofia karena dianggap memiliki jasa dan sejarah bagi sepakbola di Bulgaria.

Dengan berada di Divisi II, misi Lokomotiv kembali ke kasta elite semakin dekat. Pada musim 2017/2018, mereka menjadi runner-up Divisi II dan lolos ke play-off promosi. Tapi, mereka dikalahkan Vitosha Bistritsa melalui adu penalti sehingga gagal tampil di Divisi I.

Mimpi para pendukung Lokomotiv akhirnya terwujud musim ini di era Kolev sebagai pelatih kepala. Mantan pelatih Persija Jakarta, Persipura Jayapura, Mitra Kukar, Sriwijaya FC, hingga TIRA-Persikabo itu membawa Lokomotiv finish di posisi kedua. Tiket itu didapat setelah mereka mengalahkan Sozopol di pertandingan terbaru, akhir pekan lalu.

Kemenangan membuat Lokomotiv mengumpulkan 59 poin. Mereka tertinggal 3 poin dari Pirin Blagoevgrad di posisi puncak dan unggul 9 dari Septemvri Sofia dan Ludogorets II di posisi 3-4. Dengan 1 pertandingan sisa, Lokomotiv akan menemani Pirin ke Divisi I 2021/2022.

"Ini adalah hadiah untuk semua kesulitan yang telah kami lalui. Hanya kami yang tahu betapa sulitnya itu. Terima kasih untuk semua orang yang selalu bersama kami, baik dan buruk. Kami harus melakukan semuanya dengan baik. Bekerja tanpa henti. Masih ada pertandingan lagi sampai akhir kejuaraan. Mari kita bersuka cita atas kesuksesan dan kemudian kita pikirkan lagi," kata Kolev, dilansir sportal.bg.

Meski membawa Lokomotiv promosi, masa depan Kolev masih belum jelas. Pasalnya, dia hanya dikontrak 1 musim. "Terima kasih kepada para pemain dan pelatih, kepada seluruh tim yang telah memberikan sepenuh hati untuk menjalani musim ini," ujar presiden klub, Ivan Vassilev.

"Biarkan para penggemar ini semakin banyak dan penonton kembali ke stadion. Nasib telah menentukan bahwa para penggemar dapat berada di sini pada saat ini. Saya ingin ini terus berlanjut, lebih sukses, karena penonton ini layak mendapatkannya," tambah Vassilev.

Yang sudah pasti adalah ini merupakan prestasi terbaik Kolev setelah menjuarai Liga Myanmar 2012 dan 2013 bersama Yangon United. Di Indonesia, prestasi terbaik Kolev adalah membawa Sriwijaya FC menjuarai Indonesia Community Shield 2010 dan Inter Island Cup 2010. Bersama skuad Garuda, Kolev hanya mampu menempati runner-up Piala AFF 2002.

Kolev juga dikenal sebagai pelatih Indonesia di dua ajang Piala Asia. Pada 2004, Kolev menghadirkan kejutan ketika Indonesia mengalahkan Qatar 2-1 di fase grup. Sementara pada 2007, Indonesia juga membuat kejutan dengan mempermalukan Bahrain 2-1.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network