Libero.id - Sebagian besar untuk saat ini, kita melihat Luis Suarez sebagai ikon dari kesuksesan Atletico Madrid dalam merengkuh gelar La Liga musim ini. Marcos Llorente, yang membukukan 12 gol dan 11 assist, juga dipandang sebagai pemain penting, lain dari pada itu Yannick Carrasco juga tampil mengesankan selama kampanye penuh kompetisi kasta teratas Spanyol itu.

Mereka yang terkait erat dengan klub, yang nama-namanya barusan disebut tahu betul seberapa besar kontribusi seorang Kieran Trippier.

Trippier mengambil risiko dengan pindah dari London Utara ke ibu kota Spanyol dua tahun lalu. Tepatnya setelah musim 2018/19 yang mengecewakan, pemain berusia 30 tahun itu terdorong dan mulai merenungkan di mana dia bisa berkembang. Atletico Madrid menawarkan Trippier kesempatan untuk mencapai hal itu. Tak sia-sia, di Atletico Madrid Trippier adalah pilihan pertama di posisi bek kanan dan kini juga untuk negaranya, Inggris.

Di bawah asuhan Diego Simeone, Trippier memperketat beberapa area permainannya. Sistem tiga bek yang digunakan oleh Atletico untuk sebagian besar musim ini berimbas bagus pada gaya bermainnya di timnas Inggris.

Terbukti Trippier telah mengatasi banyak kerentanan sisi pertahanan yang ia jaga sebelumnya. Pengaruh Simeone pada pemain berusia 30 tahun itu jelas terasa positif.

Ia selalu menjadi pengumpan bola yang kuat dan akurat, Trippier telah memberi Atletico Madrid dimensi lain di sisi sayap kanan. Ketika dia diskors selama 10 pertandingan karena melanggar peraturan akumulasi kartu, Atletico kelihatan keteteran. Ketika Trippier kembali bermain, Atletico seperti menemukan ruh mereka lagi, membangun momentum yang pada akhirnya membawa Atletico menuju ke gelar La Liga Spanyol.

Pada hari Minggu yang lewat, kita melihat Trippier mengangkat trofi besar untuk pertama kalinya dalam kariernya. Dia telah dibayar dengan gaji besar dan pujian yang tak tanggung-tanggung untuk semua performa bagusnya. Keberhasilan Trippier seharusnya meyakinkan lebih banyak pemain Inggris tentang manfaat menguji diri sendiri di luar negeri. Ada lebih banyak hal dalam sepak bola daripada hanya berkutat di sekitar Liga Premier.

Hal yang sama, yang lebih dulu dilakukan oleh David Beckham ketika hengkang dari Liga Premier tepatnya Manchester United ke Liga-liga top Eropa lainnya, sebutlah di AC Milan, Real Madrid dan Paris Saint-Germain.

Nama lainnya ada Steve McManaman yang juga mengambil kesempatan untuk membuktikan diri di negara lain, ia memenangkan Liga Champions dua kali sebagai pemain Real Madrid bersama pemain-pemain seperti Luis Figo, Ronaldo dan Zinedine Zidane.

Maka inilah, daftar yang telah dibuat yang tak lain dan tak bukan merupakan pemain asal Inggris paling sukses berkiprah di luar negeri :

1. Kevin Keegan
2. Steve McManaman
3. David Beckham
4. Owen Hargreaves
5. Chris Waddle
6. Kieran Trippier
7. Glenn Hoddle
8. Gary Lineker
9. Jadon Sancho
10. Paul Gascoigne

Akhir tahun 1980-an dan awal 1990-an sejumlah pemain Inggris memutuskan untuk berkarier di luar negeri, generasi itu ada Paul Gascoigne, Glenn Hoddle, Gary Lineker, dan Chris Waddle. Pada waktu itu, klub asal Inggris dilarang mengikuti kompetisi Eropa. Satu-satunya cara para pemain Inggris untuk bersaing memperebutkan penghargaan terbesar lagi bergengsi adalah meninggalkan tanah air mereka.

Hari-hari ini, dinamikanya berbeda. Liga Premier secara luas dipandang sebagai liga atau kompetisi terbaik dalam olahraga ini. Ini tentu yang paling menguntungkan. Ini tidak berarti tidak ada peluang di tempat lain. Keberhasilan Trippier selama dua musim terakhir membuktikan hal tersebut. Pemandangan trofi La Liga di tangannya seharusnya menggoda beberapa rekan senegaranya untuk menjadi seorang ekspatriat.

Beberapa nama seperti Jude Bellingham dan Jadon Sancho telah mengambil risiko dengan menguji batas kemampuan diri mereka sendiri di Bundesliga. Dalam dekade belakangan, produk akademi Inggris yang sebelumnya dianggap belum berkembang secara teknis dan mental, kini mulai populer di seluruh benua.

Dan apabila Inggris berjaya di Euro 2020 nanti, akan bisa membuat para pemain itu semakin menarik. Sama seperti ada rasa rindu akan pemain Spanyol setelah Piala Dunia 2010, para pemain Inggris bisa memperluas pengalaman mereka.

Bersama Atletico Madrid, Trippier telah menunjukkan apa yang mungkin dilakukan seorang anak muda di negeri orang lain. Ia bisa jadi contoh yang baik.