Masih Ingat? 9 Nama Populer yang Pernah Bermain untuk Venezia

"Setelah terakhir kali bermain di Serie A 2001/2002, Venezia kembali ke Serie A."

Feature | 29 May 2021, 01:59
Masih Ingat? 9 Nama Populer yang Pernah Bermain untuk Venezia

Libero.id - Setelah terakhir kali bermain di Serie A 2001/2002, Venezia kembali seusai mengalahkan Cittadella dalam final play-off promosi Serie B 2020/2021. Ini prestasi membanggakan karena Gli Arancioneroverdi sempat menjadi tim yang dibela banyak pemain bagus di masa lalu. Masih ingat?

Venezia yang asli didirikan pada 1907 sebagai Venezia Foot Ball Club. Lalu, setelah mengalami sejumlah masalah keuangan dan kepemilikan, mereka bangkrut dan dibentuk lagi sebagai Societa Sportiva Calcio Venezia pada 2005.

Perubahan bentuk dan kepemilikan ternyata juga belum mampu menjadikan kondisi keuangan Venezia stabil. Mereka kembali dinyatakan bangkrut dan harus berganti nama lagi menjadi Foot Ball Club Unione Venezia pada 2009. Selanjutnya, klub berganti lagi menjadi Venezia FC pada 2015.

Di bawah nama dan manajemen baru inilah Venezia berhasil mewujudkan mimpi suporter untuk kembali ke kompetisi kasta tertinggi Italia seperti pada 1990 hingga 2000-an. Saat itu, meski bukan tim besar, Venezia sempat dibela banyak pemain bagus yang membuat klub-klub mapan Serie A kerepotan ketika berjumpa.

Berikut ini contoh 9 nama populer yang pernah bermain untuk Venezia:
 

1. Paolo Poggi

Paolo Poggi dikenal selama musim 2001/2002 ketika mencetak gol tercepat dalam sejarah Serie A. Dia mencetak gol melawan Fiorentina saat membela Piacenza. Golnya lahir hanya 8 detik setelah kick-off. Rekor ini kemudian dikalahkan oleh Rafael Leao pada 2020, setelah mencetak gol dalam 6 detik.

Tapi, sebelum menjadi bintang di Piacenza dan Udinese, Poggi mengawalinya dari Venezia. Dia lahir di sana dan bergabung dengan akademi. Poggi punya tiga periode waktu di Venezia. Dia juga pensiun di sana pada 2009.


2. Filippo Maniero

Filippo Maniero bergabung ke Venezia pada 1998 setelah sempat bermain untuk AC Milan. Bertahan hingga 2002, striker kelahiran Padua, 11 September 1972, tersebut menghasilkan 116 penampilan liga dan memproduksi 54. Maniero beruntung karena sempat mendapatkan pelayanan Alvaro Recoba.


3. Alvaro Recoba

Alvaro Recoba memulai karier di kampung halamannya Uruguay bersama Danubio. Setelah beberapa tahun di tim muda, El Cino muncul di tim utama pada usia 17 tahun dan bermain selama dua musim penuh (1994/1995, 1995/1996). Di awal musim 1996/1997, Danubio setuju mentransfer Recoba ke Nacional. Musim berikutnya, Nacional setuju untuk mengirim Recoba ke Inter Milan.

Recoba melakukan debut internasionalnya pada hari yang sama dengan Ronaldo, yaitu 31 Agustus 1997. Dia masuk sebagai pemain pengganti melawan Brescia. Dia mencetak dua gol dalam 10 menit terakhir pertandingan. Satu tembakan kuat dari jarak 30 meter yang melewati kiper. Selanjutnya, tendangan bebas ke pojok atas gawang setelah pelanggaran Cristiano Doni.

Setelah dua musim bersama Inter, Recoba dipinjamkan ke Venezia, yang sedang berjuang melawan degradasi untuk putaran kedua Serie A 1998/1999. Striker itu mencetak 11 kali dan membuat 9 assist dalam 19 pertandingan. Akhirnya, Venezia lolos dari degradasi berkat Recoba.

"Saya hanya berusaha agar diri saya berguna karena pada dasarnya kami memiliki tim yang hebat. Saya mencoba memberikan assist atau kadang-kadang mencetak gol," ujar Recoba saat itu, dilansir La Gazzetta dello Sport.


4. Massimo Taibi

Massimo Taibi bergabung dengan Venezia pada 1998 setelah menjadi cadangan Sebastiano Rossi di AC Milan. Berkat penampilan yang bagus ketika Venezia berjuang menghindari degradasi, Taibi dibeli Manchester United dengan 4,5 juta pounds pada 1999 untuk mengisis tempat Peter Schmeichel.

Selama waktunya di Venezia, Taibi selalu bermain di semua pertandingan Serie A yang dijalani. Dari 34 pertandingan, dia menderita 45 gol dan membawa klubnya finish di posisi 11 klasemen akhir.


5. Igor Budan

Igor Budan sekarang sudah pensiun dari sepakbola. Tapi, mantan pemain Kroasia masih berkecimpung di olahraga ini dan tetap bermukim di Italia. Itu karena Budan tercatat sebagai wakil direktur olahraga Spezia.

Saat bermain Budan memulai dari negara asalnya Kroasia bersama NK Rijeka selama dua musim sebelum pindah ke Italia pada 1999 untuk membela Vanazia. Tapi, karena saat itu Serie A memberlakukan kuota non-UE per tim yang masing-masing tim dapat digunakan di lapangan, Budan menghabiskan musim 2000/2001 bersama Empoli serta klub Swiss, Bellinzona, untuk membebaskan kuota bagi pemain lain.

Budan adalah salah satu pemain yang ditransfer ke Palermo dari Venezia pada 2002. Mantan pemilik Venezia, Maurizio Zamparini, membeli Palermo pada Juli 2002. Selama di Venezia, dia hanya bermain 19 kali di Serie A dan mengemas 2 gol.


6. Hiroshi Nanami

Hiroshi Nanami mengikuti jejak Hidetoshi Nakata bermain di Italia pada akhir dekade 1990-an. Setelah lulus dari Universitas Juntendo, dia bergabung dengan Jubilo Iwata pada 1995. Sejak musim pertama, dia bermain sebagai pemain reguler dan menjadi pemain sentral di era keemasan dalam sejarah klub.

Klub ini memenangkan juara Liga J1 1997 dan Piala Liga 1998. Dia juga terpilih sebagai Best Eleven selama 3 tahun berturut-turut (1996-1998). Di Asia, klub memenangkan Liga Champions Asia 1998/1999.

Pada Juli 1999, Nanami pindah ke Serie A bersama Venezia dengan status pinjaman. Tapi, klub itu terdegradasi ke Serie B pada 2000. Pada September 2000, dia kembali ke Jubilo. Pada 2008, di mengumumkan pengunduran dirinya setelah mengalami cedera lutut dalam beberapa tahun terakhir.

Selama waktunya di Venezia, Nanami mendatangkan pemasukan uang yang sangat signifikan dari jersey dan kunjungan wisatawan Jepang. Itu hampir sama seperti yang dikerjakan Nakata ketika pertama kali bergabung dengan Perugia.


7. Tommaso Rocchi

Tommaso Rocchi dikenal sebagai legenda Empoli dan Lazio. Tapi, dia lahir dan besar di Venezia. Rocchi juga mulai bermain sepakbola di kota asalnya dan bergabung dengan Akademi Venezia pada usia sembilan tahun. Dia naik pangkat dalam sistem junior Venezia sebelum bergabung dengan raksasa Juventus pada 1994.


8. Salvatore Sirigu

Sebelum dikenal sebagai salah satu kiper terbaik di Italia, Salvatore Sirigu pernah bermain sebagai gelandang. Itu terjadi saat Sirigu memulai karier sepakbola di Akademi Venezia.

Dia dikenal karena tumit punggungnya yang kuat yang digunakan untuk melakukan tendangan penalti. Dia juga sempat berlatih sebagai penyerang untuk tim amatir lokal, Puri e Forti, pada usia 11 tahun, ketika pelatih menyimpulkan bahwa kondisi asmanya akan sangat menghalanginya sebagai pemain lapangan.

Sebaliknya, para pelatih di Venezia kemudian mengamati tangan Sirigu yang luar biasa besar. Mereka menyuruhnya untuk pergi ke gawang sebagai kiper. Ternyata, itu keputusan tepat karena kemudian Sirigu dikenal sebagai kiper jempolan.


9. Sergio Volpi

Sergio Volpi dikenal sebagai salah satu pemain yang berpengaruh untuk Sampdoria. Dia bermain di sana pada 2002-2008. Tapi, sebelum sukses bersama Sampdoria, Volpi merintis karier di Venezia. Selama 2 tahun, Volpi bermain 52 kali di Serie A dan mengemas 2 gol.

Baca Berita yang lain di Google News




Hasil Pertandingan Venezia


  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network