Bagaimana Kiprah Mereka Selanjutnya? 5 Juara Liga Champions Asal Inggris

"Apa yang terjadi selanjutnya untuk masing-masing klub setelah pesta selesai?"

Analisis | 31 May 2021, 20:28
Bagaimana Kiprah Mereka Selanjutnya? 5 Juara Liga Champions Asal Inggris

Libero.id - Chelsea kembali menjadi juara Liga Champions. Mereka bergabung dengan Manchester United dan Liverpool meraih dua piala kompetisi elite antarklub Benua Biru tersebut di era Liga Premier. Lalu, bagaimana kiprah mereka setelah musim juara itu?

Memenangkan Liga Champions selalu menjadi target sebuah klub sepakbola profesional di Eropa pada era modern, termasuk tim-tim dari Inggris. Manajemen akan melakukan segala usaha agar memiliki skuad kompetitif yang bisa menghadirkan gelar juara.

Untuk menjuarai kompetisi bergengsi tersebut dibutuhkan perjuangan yang tidak mudah. Pelatih bagus dan pemain dengan mentalitas juara dibutuhkan karena Liga Champions memiliki standar yang sangat tinggi.

Sejak era Liga Champions, hanya ada 3 klub Liga Premier yang sanggup juara dalam 6 edisi final. Berikut adalah lima klub pemenang Liga Champions terakhir sebelum 2021 dari Liga Premier, dan apa yang terjadi selanjutnya untuk masing-masing klub setelah pesta selesai:

1. Liverpool (2018/2019)

Setelah cedera Mohamed Salah dan blunder Loris Karius di final 2017/2018 melawan Real Madrid, Liverpool kembali jauh lebih baik pada tahun berikutnya. Mereka berlomba melawan Manchester City  dalam perburuan gelar Liga Premier dan akhirnya menjadi runner-up dengan mencatat 97 poin.

Lalu, ketika mereka kalah 0-3 dari Barcelona di leg pertama semifinal Liga Champions 2018/2019, sepertinya tim Juergen Klopp akan kehilangan trofi lagi. Tapi, comeback leg kedua dengan empat gol yang ikonik membukukan final lain melawan Tottenham Hotspur. Kemenangan 2-0 dicatatkan di Estadio Wanda Metropolitano.

Kemenangan di Liga Champions tampaknya membuat Liverpool semakin kuat. Musim 2019/2020 mereka dengan tegas memastikan gelar liga pertama dalam 30 tahun. The Reds mencatatkan 99 poin atau unggul 18 poin di atas runner-up Man City.

Sayang, mereka gagal mempertahankan gelar Liga Champions dengan kekalahan mengecewakan dari Atletico Madrid di babak 16 besar.

2. Chelsea (2011/2012)

Di pertengahan musim 2011/2012, Chelsea menuju salah satu kampanye paling mengecewakan mereka. Tapi, setelah pemecatan Andre Villas-Boas pada Maret 2012, itu berubah menjadi yang terbaik.

Roberto di Matteo mengambil kendali sebagai pelatih sementara menyusul kekalahan 1-3 dari Napoli di leg pertama babak 16 besar Liga Champions. Setelah memenangi leg kedua 4-1, kemenangan melawan Benfica dan Barcelona membawa Chelsea ke final.

Di Matteo dipaksa untuk menurunkan starting XI yang seadanya melawan Bayern Munich di final di Allianz Arena. Dia harus bermain tanpa orang-orang hebat seperti John Terry, Ramires, dan Branislav Ivanovic. Tapi, Didier Drogba ada di sana. Dia memastikan The Blues akan mengangkat Liga Champions pertama dalam sejarah.

Setelah momen bersejarah itu, Di Matteo ditawari kontrak permanen. Dia menandatangani kontrak dua tahun pada Juni 2012. Tapi, dia tidak akan menikmatinya lama. Dia dipecat pada November 2012 setelah kalah 0-3 dari Juventus. Penggantinya, Rafael Benitez.

Chelsea akan mengklaim gelar lain pada Mei 2012. Mereka mengalahkan Benfica untuk mengangkat trofi Liga Eropa. Mereka turun ke kompetisi itu menyusul tersingkir dari fase grup di Liga Champions secara mengejutkan.

Benitez juga memimpin mereka ke posisi ketiga klasemen akhir Liga Premier. Tapi, pelatih asal Spanyol itu pada akhirnya digantikan oleh pahlawan lama yang kembali, Jose Mourinho.

3. Manchester United (2007/2008)

Setelah tertinggal di belakang The Invincibles milik Arsenal dan Chelsea generasi pertama Jose Mourinho, Sir Alex Ferguson bangkit kembali dengan mengumpulkan skuad kompetitif di Manchester United.

Tim hebat ini terdiri dari Nemanja Vidic bersama Rio Ferdinand di belakang dan Carlos Tevez, Wayne Rooney, serta Cristiano Ronaldo sebagai tiga penyerang yang menakutkan. Hasilnya, mereka mengalahkan Chelsea di final Liga Champions 2007/2008.

Musim berikutnya MU dengan nyaman mempertahankan gelar Liga Premier, mencatatkan 90 poin, memenangkan Community Shield, Piala Dunia Antarklub, dan Piala Liga. Tapi, gagal meraih gelar Liga Champions kedua berturut-turut setelah dikalahkan Barcelona era Pep Guardiola.

4. Liverpool (2004/2005)

UEFA perlu mengubah aturan peserta Liga Champions untuk memungkinkan Liverpool asuhan Rafael Benitez, yang finish kelima di belakang Everton, untuk memasuki Liga Champions 2005/2006 setelah kemenangan comeback legendaris di Istanbul.

The Reds telah menunjukkan campuran keberanian dan kekuatan untuk bangkit dari ketinggalan tiga gol untuk mengalahkan AC Milan melalui adu penalti. Tapi, mereka masih jauh dari artikel akhir, setelah menyelesaikan 37 poin di belakang Chelsea asuhan Mourinho pada Liga Premier 2004/2005.

Setelah itu, Steven Gerrard dikatakan ingin pindah ke Chelsea sebelum berubah pikiran di detik-detik terakhir. Dia kemudian membuat lebih dari 700 penampilan untuk klub masa kecilnya, tetap di Anfield hingga 2015, dan pergi ke LA Galaxy di MLS.

Ada lebih banyak aksi heroik Gerrard di final Piala FA 2005/2006, sementara Benitez terus berkembang pesat. Mereka menjalani 10 pertandingan dan sembilan kemenangan berturut-turut dalam kampanye Liga Premier 2005/2006. Tapi, masih finish ketiga dan sembilan poin di belakang Chelsea.

Liverpool juga kembali tersingkir dari Liga Champions dengan kekalahan di babak 16 besar yang mengecewakan dari Benfica.

5. Manchester United (1998/1999)

Kemenangan ikonik Liga Champions 1998/1999 datang dari tim asuhan Sir Alex Ferguson yang sangat kuat menikmati periode dominasi domestik. Tim yang diperkuat Ole Gunnar Solskjaer itu menghasilkan treble winners yang tak terlupakan.

Mereka kemudian mempertahankan gelar liga di masing-masing dua musim berikutnya, menjadikannya lima dari enam dan tujuh dari sembilan pertama di era Liga Premier. MU juga mencapai rekor klub 91 poin pada 1999/2000, dan memenangkan Piala Intercontinental.

Mereka secara kontroversial menarik diri dari Piala FA, kalah di perempat final Liga Champions dari sang juara Real Madrid, tersingkir di awal Piala Liga dengan kekalahan 0-3 dari Aston Villa, dan kalah di Piala Super Eropa melawan Lazio.

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network