Libero.id - Pelatih asal Spanyol Pep Guardiola gagal membawa The Sky Blues mengalahkan Chelsea di final Liga Champions. Mereka gagal memenangkan trofi 'Berkuping Besar' pertama setelah Kai Havertz sukses menjadi satu-satunya pemain yang mencetak gol.
Itu artinya sudah satu dekatde sejak mantan pemain Barcelona itu memenangkan gelar Liga Champions, terakhir kali Guardiola merasakan Liga Champions adalah saat melatih Barcelona pada 2011 silam. Bahkan bersama tim besar Jerman, Bayern Muenchen, Guardiola tetap gagal meraih gelar prestisius itu dan kini bersama tim kaya raya Ingggis, nasib itu tetap sama, nihil tanpa gelar Liga Champions.
Apakah karena Guardiola mulai terlalu memikirkan taktiknya di pertandingan-pertandingan besar Eropa? Entahlah, mungkin pertanyaan itu bisa jadi benar, namun pernyataan menohok justru datang dari agen mantan pemainnya pada 2018 lalu, yakni Dimitri Seluk, agen dari Yaya Toure.
Seluk menyatakan bahwa Guardiola telah terkena 'Kutukan Afrika'. Seluk mengklaim bahwa pelatih Catalan itu membuat marah "seluruh orang Afrika" dengan menggantikan pemain internasional Pantai Gading itu selama tahun terakhir pemain itu di Manchester City.
"Dia (Guardiola) mengubah seluruh Afrika melawan dirinya sendiri, banyak penggemar Afrika berpaling dari Manchester City," ujar Seluk.
"Dan saya yakin banyak dukun Afrika di masa depan tidak akan mengizinkan Guardiola memenangkan Liga Champions. Ini akan menjadi kutukan bagi Guardiola Afrika. Hidup akan menunjukkan apakah saya benar atau tidak.”
Meski sebenarnya karier Guardiola sebagai manajer masih terbilang sukses, bahkan masih bisa merasakan gelar bergengsi dan menciptakan banyak rekor, Seluk tetap bersikukuh.
“Fakta bahwa Guardiola mengakhiri karier Yaya di Manchester City bukanlah kesalahan, tapi kejahatan," tambah Seluk.
"Tapi bumerang itu akan kembali, Pep. Kamu masih akan melihat seperti apa dukun Afrika itu. Ingatlah ini selalu."
? Yaya Toure's agent, Dimitry Seluk, on Pep in 2018:
"He turned all Africa against himself. I’m sure that many African shamans in the future will not allow Guardiola to win the UCL. This will be for Guardiola an African curse. Life will show whether I am right or not.”
— Footy Accumulators (@FootyAccums) May 29, 2021
Toure dan Guardiola memang bisa dikatakan memiliki hubungan yang tidak terlalu baik, bahkan saat Toure masih di Camp Nou, meski mereka sukses bersama. Pemain Pantai Gading itu kemudian bermain dalam kemenangan pertama Pep di final Liga Champions tahun 2009, mengisi posisi pertahanan tengah untuk kemenangan 2-0 atas Manchester United. Namun pada 2010, mantan pemain AS Monaco itu meninggalkan Barca untuk bergabung dengan Man City karena berkonflik dengan Guardiola.
Di Etihad Stadium, Toure menjadi legenda para fans karena kontribusnya yang luar biasa untuk Man City. Membantu Aguero dan kawan-kawan memenangkan gelar Liga Premier pertama mereka sejak tahun 1968, membuat beberapa rekor dan yang pasti ia loyal untuk klub. Namun pada 2016, Toure kembali bertemu dengan Guardiola. Toure tampil cukup teratur selama musim pertama Guardiola di Manchester, tetapi menjadi pemain yang sedikit berperan selama musim 2017/18 dan diizinkan meninggalkan klub pada akhir musim, yang tampaknya membuat marah agen Toure, Dimitri Seluk.
Satu hal yang pasti adalah Guardiola masih harus menunggu beberapa waktu lagi untuk bergabung dengan Carlo Ancelotti, Zinedine Zidane dan Bob Paisley sebagai manajer yang suskes memenangkan tiga gelar Liga Champions.
Profil Frank Wormuth, Pria Jerman yang Akan Bantu Bima Sakti di Piala Dunia U-17 2023
Semoga berhasil menjalankan tugas.Lawan Pemuncak Klasemen, Persik Kediri Malah Kehilangan 3 Pemain Andalan
Pertandingan yang diramal akan menarik.Bertandang ke Markas Sendiri, Begini Persiapan Bali United Hadapi Arema FC
Pertandingan yang cukup unik bagi Bali United.Beda dengan Piala Dunia Pria, FIFA Sebut Piala Dunia Wanita Justru Rugi
Piala Dunia Wanita 2023 akan kick-off dalam hitungan hari.Unik! 5 Pemain Timnas Indonesia Bakal Dilatih Park Hang-seo Jika Gabung Persib Bandung
Semuanya baru sebatas rumor. Bisa benar, bisa salah.
Opini