Kredit: instagram.com/chelseafc dan instagram.com/pepteam
Libero.id - Tidak ada yang bisa membayangkan jika Chelsea dapat menikmati kejayaan Liga Champions musim ini. Entah itu karena sudah menjadi suratan takdir atau karena faktor kebijakan manajemen The Blues yang sigap dalam pergantian pelatih pada Januari 2021.
Manajemen bersikeras mencopot posisi Frank Lampard, kemudian menunjuk Thomas Tuchel sebagai penggantinya. Keputusan itu terbukti menjadi inspirasi setelah Tuchel memimpin klub London Barat itu meraih kemenangan Eropa kedua mereka dalam satu dekade.
Chelsea Memenangkan Liga Champions
Salah satu hal paling menarik tentang penunjukan Tuchel adalah perhatiannya terhadap detail taktik dan strategi, yang telah membuat kagum para penggemar Chelsea yang menyemangati namanya.
Faktanya, banyak yang menyebut final Liga Champions musim ini sebagai pertarungan antara grandmaster catur sepakbola dengan Pep Guardiola dari Manchester City, pelatih yang juga terkenal di dunia karena kecerdasan taktisnya.
Namun, pada akhirnya, gol kemenangan Chelsea melalui Kai Havertz di Estadio do Dragao memastikan Tuchel mengalahkan Guardiola untuk ketiga kalinya hanya dalam tiga bulan.
Kontrak Baru Tuchel Bersama Chelsea
Guardiola vs Tuchel
Itu adalah rekor yang dibuat lebih mencengangkan, apalagi melihat fakta bahwa Guardiola memasuki permainan di Portugal setelah hanya kalah di satu final utama sebagai pelatih, tepatnya gagal pada partai puncak Copa del Rey 2011.
Tetapi, hanya ada sedikit penonton yang berpendapat bahwa The Citizens pantas mendapatkan kemenangan karena Tuchel membantu Chelsea memperlihatkan pertahanan terhebat dalam sejarah kompetisi.
Dengan demikian, kinerja kemenangan Chelsea sangat menarik ketika dipecah menjadi hal-hal kecil dan itulah yang telah dilakukan YouTuber 'Football Made Simple' akhir pekan ini.
Analisis Taktis Final Liga Champions
Pembuat konten yang biasanya mencekam - yang memiliki lebih dari 300.000 pelanggan di YouTube - berusaha menjelaskan bagaimana Tuchel secara taktis mendominasi Pep lewat video analisis sembilan menit yang fantastis.
Percayalah ketika kami mengatakan bahwa setiap menit perhatian Anda berharga, jadi pastikan melihat video lengkap di bawah.
Kesalahan Fatal Guardiola
Dengan Chelsea memiliki sedikit kegembiraan di sisi kanan, keputusan Guardiola menginstruksikan Riyad Mahrez turun lebih awal untuk menekan terbukti memberatkan. Fakta itu membuat The Blues dapat memanfaatkan ruang di sayap kiri.
Edouard Mendy sering memainkan bola langsung ke Ben Chilwell, kemudian melewati Mahrez. Permainan Mason Mount juga menarik Kyle Walker lebih jauh ke lini tengah. Strategi ini jelas meninggalkan lubang di lini pertahanan Man City.
Hal ini akhirnya mengarah pada gol kemenangan Chelsea saat John Stones menggantikan Walker, dan meninggalkan apa yang terbukti menjadi pertandingan satu lawan satu yang fatal antara Havertz dan Oleksandr Zinchenko.
Werner Mencabik-cabik Man City
Awalnya berjuang melawan Kyle Walker, Werner menjadi hidup ketika Tuchel mengalihkannya ke sisi kanan di mana kecepatan superiornya melawan Zinchenko dan Ruben Dias menyebabkan masalah Man City.
Dengan bek sayap Chelsea mendorong tinggi lapangan, The Blues akan sering menghadapi 5 vs 4 di lini belakang Man City. Apalagi, Havertz punya peluang itu setelah Werner menarik perhatian para bek Man City meninggalkan posisinya.
Bahkan, ketika Man City turun lebih dalam untuk menetralkan Werner, ini akan menciptakan ruang antara garis untuk Havertz, yang kemudian bisa memainkan Chilwell dan Reece James untuk memberikan umpan silang.
Chelsea Beradaptasi dengan Taktik Guardiola
Sudah diketahui bahwa Guardiola membanjiri lini tengah dengan bakat menyerang dan Tuchel tidak takut untuk melawan strategi tersebut. Tuchel memberikan pilihan memainkan tiga pemain depannya untuk memastikan The Citizens tak memiliki kelebihan beban di lini tengah.
Werner dengan luar biasa menutupi permainan Ilkay Gundogan, memungkinkan Jorginho dan N'Golo Kante mengambil dominasi Man City, sambil menggunakan bayangan penutupnya untuk memblokir lini tengah jika Stones dan Dias membawa bola ke depan dari pertahanan.
Tetapi, di atas segalanya, kepercayaan Tuchel dalam pertahanannya yang paling pantas mendapat pujian. Paling patut dihargai dengan seberapa efektif James menggagalkan Raheem Sterling dalam duel satu lawan satu.
Punya semua itu? Oke, mungkin tidak, tetapi moral dari cerita ini adalah bahwa pertarungan sepakbola para grandmaster catur hanya memiliki satu pemenang, dan Tuchel yang membuat lawannya akhirnya di skakmat.
Kisah Jersey ala Cristiano Ronaldo di Barito Putera, Kini Puncaki Klasemen Liga 1
Apakah ini akan bertahan lama atau sementara?Gokil! Marselino Ferdinan Cetak 2 Gol Lawan FC Groningen di Laga Pramusim KMSK Deinze
Sayang, skor akhir tidak memihak Lino dkk. Cek videonya!Mundur atau Dipecat Persib Bandung? Ini Penjelasan Lengkap Luis Milla
Sepakbola dianggap mie instan. Baru 3 laga langsung pisah.Analisis Masa Depan 3 Pemain Timnas U-23 yang Dihukum AFC di Era Shin Tae-yong
Masih dipanggil atau tidak? Ini prediksinya.
Opini