Libero.id - Dua pilar proyek Roman Abramovich memberikan Chelsea dua trofi Liga Champions sepanjang sejarah klub. Proyek pengusaha asal Rusia itu layak diacungi jempol.
Banyak pihak belum mengetahui rencana apa yang tengah dijalani Abramovich, tepatnya membangun kekuatan The Blues saat ini hingga masa mendatang. Rencana itu akhirnya terkuak selepas tim London Barat itu menjuarai ajang sepakbola paling prestisius di Benua Eropa.
Proyek pertama adalah memberikan kepercayaan kepada pemain lokal. Contohnya adalah Mason Mount, pemuda yang telah berada di Chelsea sejak berusia enam tahun.
Dia naik pangkat bermain di akademi hingga memberikan umpan sempurna untuk Kai Havertz. Pemain asal Jerman itu membuktikan kualitasnya dengan mencetak gol kemenangan The Blues di pertandingan final. Havertz seolah hendak menjawab kepercayaan setelah Chelsea memboyongnya dari Bayer Leverkusen senilai 80 juta euro (Rp 1,3 triliun).
“Saya telah bermimpi sebagai seorang anak untuk mencapai final dan memenangkannya, mengangkat trofi. Itulah yang saya rasakan bersama klub ini,” kata Mount, dilansir Marca. “Saya tahu (Chelsea) luar dan dalam, saya pernah ke sana sebagai seorang anak dan sekarang melangkah jauh di Liga Champions menghadapi pertandingan sulit melawan tim-tim top. Ini adalah kesempatan yang istimewa. Pada saat ini, kami adalah tim terbaik di dunia dan Anda tidak dapat mengambilnya dari kami!”
Sementara itu, Havertz ditanya soal banderol besar terkait kepindahannya dari Bayer ke Stamford Bridge. "Sejujurnya, saat ini saya tidak peduli tentang itu, kami baru saja memenangkan Liga Champions!" dia menjawab.
Pemain internasional Inggris dan Jerman itu mewakili keseimbangan sempurna antara mempercayai pemain muda dan berinvestasi dalam skuad. Abramovich telah menghabiskan 2,222 miliar euro (Rp 38,7 triliun) untuk pembelian transfer sejak dia membeli Chelsea pada 2003. Jumlah itu nyaris separuh APBD Jakarta 2021 senilai Rp 84 triliun.
Modal pengeluaran itu hanya dapat disaingi oleh Manchester City dengan 2,016 miliar euro (Rp 35,1 triliun).
"Roman (Abramovich) menginginkan akademi terbaik dan pencari bakat terbaik di dunia," kata mantan Direktur Olahraga Chelsea Frank Arnesen kepada BBC. "Kami membuat program untuk menentukan gaya permainan sejak usia sembilan tahun. Dia meminta saya membelanjakan uang untuk akademi. Itu bisa menghemat jutaan dolar dan menciptakan popularitas."
Chelsea dan Abramovich dipaksa untuk lebih memercayai akademi mereka pada 2019, ketika klub itu dikenai larangan transfer pemain selama dua periode.
Musim panas setelahnya, The Blues menghabiskan 247,2 juta euro (Rp 4,3 triliun) untuk memboyong Havertz, Timo Werner, Ben Chilwell, Hakim Ziyech, dan Edouard Mendy saat direktur Marina Granovskaia merevolusi skuad.
Warisan Abramovich
Di era di mana John Terry adalah satu-satunya lulusan terkemuka dari akademi Chelsea, investasi yang dilakukan oleh Abramovich telah melihat klub tersebut menghasilkan generasi bakat yang sama sekali baru.
Mount, Reece James, Andreas Christensen dan Tammy Abraham merupakan contohnya. Mereka adalah bagian dari tim terbaru yang mengangkat penghargaan besar, di mana mereka total meraih trofi ke-17 era Abramovich.
Sejak 2003, Chelsea telah memenangkan dua Liga Champions, dua Liga Europa, lima gelar Liga Premier, lima Piala FA, tiga Piala Liga, dan dua Community Shields. Itu lebih banyak dari klub Inggris lainnya pada periode itu.
"Saya pikir trofi berbicara sendiri dan menunjukkan apa yang kami sebagai klub telah capai selama bertahun-tahun ini," kata Abramovich kepada Forbes pada 2019. “Itu tujuan saya dan kami untuk terus memenangkan trofi ke depan dan membangun masa depan. Klub ada di sini sebelum saya, dan akan berada di sini setelah saya, tetapi tugas saya adalah memastikan kami sesukses yang kami bisa hari ini, serta membangun masa depan. Itulah mengapa kesuksesan akademi kami di Cobham (dibuka pada 2007) sangat penting bagi saya."
Selain menjadi tuan rumah tim utama dan akademi putra, Cobham juga menjadi rumah bagi tim putri di Chelsea. Tim wanita klub sekarang menjadi salah satu yang paling sukses di Inggris dan mencapai final Liga Champions pertama mereka musim ini.
Mengenai sukses dengan tim putra, Abramovich terus menerus memecat pelatih yang tidak memberikan hasil. Dia menunjuk 14 pelatih berbeda sejak 2003, termasuk Thomas Tuchel, yang baru mengambil alih dari Frank Lampard pada Januari. Pelatih berpaspor Jerman itu akhirnya mengantarkan trofi.
Pertemuan orang Jerman itu dengan Abramovich di Estadio do Dragao di Porto adalah pertemuan tatap muka pertama mereka sejak pelatih tersebut bergabung dengan Chelsea. Dia cukup baik untuk membawa piala bersamanya, dan kebetulan itu adalah favorit pemiliknya.
Kisah Jersey ala Cristiano Ronaldo di Barito Putera, Kini Puncaki Klasemen Liga 1
Apakah ini akan bertahan lama atau sementara?Gokil! Marselino Ferdinan Cetak 2 Gol Lawan FC Groningen di Laga Pramusim KMSK Deinze
Sayang, skor akhir tidak memihak Lino dkk. Cek videonya!Mundur atau Dipecat Persib Bandung? Ini Penjelasan Lengkap Luis Milla
Sepakbola dianggap mie instan. Baru 3 laga langsung pisah.Analisis Masa Depan 3 Pemain Timnas U-23 yang Dihukum AFC di Era Shin Tae-yong
Masih dipanggil atau tidak? Ini prediksinya.
Opini