Kisah Joe Lewis, Bos Besar Tottenham Tinggal di Kapal Seharga Rp2,2 Triliun

"Jarang disorot media, Joe Lewis adalah pengusaha super kaya pemilik Tottenham Hotspur."

Feature | 04 June 2021, 05:40
Kisah Joe Lewis, Bos Besar Tottenham Tinggal di Kapal Seharga Rp2,2 Triliun

Libero.id - Beda dengan Roman Abramovich, Stan Kroenke, Sheikh Mansour, atau keluarga Glazer yang sering diburu media, keberadaan Joe Lewis sebagai bos besar Tottenham Hotspur nyaris luput dari pemberitaan. Padahal, kekayaannya mencapai 3,992 miliar pounds atau sekitar Rp80 triliun!

Lahir di St. Mary-Le-Bow, London, 5 Februari 1937, Lewis kecil dibesarkan di sebuah flat sederhana di atas sebuah pub bertajuk The Roman Arms di London Timur. Dia meninggalkan sekolah pada usia 15 tahun untuk bekerja di kafe keluarganya sebagai pelayan. Dia menghasilkan 6 pounds seminggu atau hanya senilai Rp120 ribu sebagai bayarannya.

Lewis kemudian tumbuh menjadi pemuda yang tangguh dan berjiwa bisnis. Dia mendirikan lebih banyak bisnis di West End London dengan nama Tavistock Banqueting. Dia membuka restoran, termasuk Northumberland Grand, yang merupakan restoran yang ditujukan untuk turis.

Dari sana Lewis mengembangkan Beefeater, Cockney, Caledonian, dan Hanover Grand. Dia mengelola klub super pertamanya yang disebut The Talk of The Town pada 1960-an. Di sana, pemusik-pemusik legendaris seperti Frank Sinatra, Diana Ross, hingga Tom Jones tampil.

Di Grand Hanover, Lewis memberikan The Nolans pertunjukan live pertama mereka. Dia juga ikut mendirikan Planet Hollywood dan Hard Rock Cafe, yang terkenal ke seluruh dunia. Dia mengadakan tur bus di London untuk orang asing dan mengantarkannya ke restorannya.

Selanjutnya, Lewis menjual bisnisnya pada 1979 dengan harga 30 juta pounds. Itu angka yang fantastis dan luar biasa. Tidak heran jika dirinya kemudian pindah ke Bahama sebagai bagian dari menghindari kewajiban pajak.

Setelah pindah ke Nassau di Bahama, Lewis memasuki dunia perdagangan mata uang. Di sana, dia menghasilkan puluhan juta pounds dengan berjudi di saham. Dia berusaha sangat keras untuk terus mengumpulkan kekayaannya yang melimpah.

Pada September 1992, Lewis bekerja sama dengan investor papan atas Amerika Serikat (AS) keturunan Israel, George Soros. Mereka percaya bahwa Pounds dinilai terlalu tinggi dan akan runtuh karena Inggris berusaha untuk menyelaraskannya dengan negara-negara Uni Eropa pengguna Euro.

Dia bertaruh pada Pounds yang jatuh sebagai akibat dari "mekanisme nilai tukar Eropa". Dia sukses dan memenangkan perjudian itu sehingga menjadi miliarder dalam semalam. Lewis kemudian mengulangi trik itu bertahun-tahun kemudian dengan bertaruh melawan Peso (mata uang Meksiko) dan mendapatkan lebih banyak uang dari spekulasi itu.

Dengan kekayaannya, Lewis memiliki gaya hidup yang unik. Di Bahama, da tidak tinggal di apartemen mewah. Bukan pula resort wisata berkelas atau istana bertakhta emas. Lewis memilih tinggal di sebuah kapal berjenis yacth.    

Tapi, itu bukan kapal pesiar sembarangan. Diberi nama Aviva III, yatch super mewah itu dibangun pada 2007. Itu adalah kantor pribadi bergerak Lewis yang dibangun oleh perusahaan Jerman, Abeking and Rasmussen, dan dirancang oleh Raymond Langton. Harganya, 112 juta pounds (Rp2,2 triliun). Kapal itu dapat menampung 16 orang dan melaju hingga 20 knot (37 km/jam).

Sebagai miliarder yang menggemari olahraga, Lewis tidak lupa memasang lapangan tenis di kapalnya. Dia juga sering mengadakan nonton bareng pertandingan-pertandingan Tottenham. Contohnya, saat dikalahkan Liverpool di final Liga Champions 2018/2019.

Pada Mei 2013, semua anggota Spurs melakukan perjalanan ke Bahama atas undangan Lewis. Mereka disambut dengan hangat dan dijamu Lewis di kapal kesayangannya.

"Saya belum pernah bertemu dengannya sebelumnya. Jadi, menyenangkan untuk pergi ke sana dan mendapatkan pengalaman yang luar biasa. Dia pria yang sangat baik. Dan, kapal pesiar itu tidak nyata! Tapi, dia hanya pria normal," kata kapten Tottenham ketika itu, Michael Dawson, dilansir The Sun.

"Anda bisa mengobrol dengannya tentang apa saja. Dia menyaksikan semua pertandingan kami. Dia menyukainya. Kami hanya duduk mengobrol di sana. Dia membuat kami merasa sangat diterima. Rasanya santai. Banyak ikatan tim bersama," tambah pemain yang kini membela Nottingham Forest itu. 

"Itu sangat membantu untuk dapat menunjukkan orang yang berinvestasi begitu banyak di klub ini yang dia inginkan untuk sukses. Dia selalu mengawasi kami. Dia tahu apa yang terjadi. Dia akan mengingat setiap pertandingan, setiap hal kecil," ungkap Dawson beberapa tahun kemudian saat bercerita tentang Lewis.

Selain akrab dengan para pemain sepakbola, Lewis juga punya sejumlah kawan olahragawan top. Salah satunya, Tiger Woods. Bahkan, atlet golf legendaris Amerika Serikat (AS) keturunan Thailand itu menyebut Lewis sebagai "mentor bisnis".

Setiap tahun, saat tidak cedera, Woods ikut serta dalam kompetisi Joe's Tavistock Cup di Florida. Pegolf Ernie Els adalah teman lainnya. Menjadi teman para pegolf profesional memberi petunjuk bahwa Lewis sendiri adalah pegolf yang tekun. Dia diyakini memainkan 14 handicap dan telah berlatih dengan Woods serta Els di masa lalu.

Tapi, kegemaran Lewis bukan hanya olahraga. Sebagai orang super kaya, dia memiliki koleksi seni yang membuat iri setiap pemilik klub Liga Premier. Jika ditotal, barang-barang seni Lewis bernilai total 1 miliar pounds. Dia punya banyak karya Picasso, Chagall, Matisse, hingga Miros.

Pada 2008, Lewis sempat menjadi berita utama di dunia seni. Dia menghabiskan 26,3 juta pounds untuk sederet lukisan Triptych 1974-1977 karya Francis Bacon.

Baca Berita yang lain di Google News




Hasil Pertandingan Tottenham Hotspur


  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network