Kisah Gerard Pique Muda Grogi Berbagi Ruang Ganti dengan Roy Keane

"Gara-gara telepon selulernya berdering di ruang ganti Old Trafford, Pique nyaris dihabisi Keane."

Feature | 06 June 2021, 03:23
Kisah Gerard Pique Muda Grogi Berbagi Ruang Ganti dengan Roy Keane

Libero.id - Di sebuah era, Roy Keane adalah pemain  sepakbola luar biasa. Pria Irlandia itu terkenal dengan temperamentalnya yang keras dan tak kenal kompromi di lapangan. Bahkan, kharisma mantan kapten Manchester United itu sempat membuat sejumlah pemain muda grogi. Salah satunya Gerard Pique.

Menandatangani kontrak dengan The Red Devils pada 2003, Keane menjelma menjadi sosok kunci di lini tengah. Dia tampil 480 kali dan membantu MU era Sir Alex Ferguson memenangkan 17 trofi dalam 12 tahun. 

Yang membuat Keane ditunjuk menjadi kapten adalah totalitas 100% di dalam maupun luar lapangan. Keane adalah seorang profesional sejati. Dia tidak hanya memimpin rekan-rekannya di lapangan, melainkan juga membimbing banyak pemain muda yang muncul dari Akademi MU.

Tentang hal itu, Pique punya cerita unik. Berbicara kepada The Players Tribune, lulusan La Masia yang pindah ke MU saat remaja itu mengungkapkan bagaimana Keane membuat dirinya grogi ketika berbagi ruang ganti yang sama. Pique saat itu baru berusia 18 tahun.

"Itu pertandingan pertama saya di Old Trafford. Kami berada di ruang ganti. Kami bersiap-siap dan saya sangat gugup. Bayangkan, saya berusia 18 tahun dan duduk di ruang ganti kecil disamping Ruud van Nistelrooy, Ryan Giggs, dan Rio Ferdinand. Saya ingin tidak terlihat. Saya berpikir, 'Lakukan saja pekerjaan anda dan pergi tanpa disadari '. Hanya itu yang bisa saya pikirkan," kata Pique beberapa tahun kemudian.

"Jadi, kami duduk di sana menunggu bos (Sir Alex Ferguson) datang dan berbicara dengan kami. Saya benar-benar duduk tepat di sebelah Roy Keane," ucap Pique. 

"Itu ruang ganti yang sangat kecil sehingga kaki kita hampir bersentuhan. Tidak ada ruang sama sekali. Sangat sunyi. Tiba-tiba, anda bisa mendengar getaran kecil ini. Sangat lembut. Roy sedang melihat sekeliling ruangan. Saya sadar itu ponselku," ungkap pemain Barcelona itu.

"Saya membiarkannya dalam keadaan getar, dan ada di saku celana, dimasukkan ke dalam tas pakaian yang tergantung tepat di belakang kepala Roy. Dia tidak dapat menemukan dari mana suara itu berasal. Sekarang dia melihat sekeliling ruangan seperti orang gila," tambah Pique.

Peraturan di ruang ganti MU adalah semua orang harus mematikan telepon seluler yang dimiliki saat Ferguson memberikan arahan. Telepon baru bisa digunakan lagi ketika meninggalkan stadion untuk pulang ke rumah masing-masing. Biasanya, pemain yang melanggar akan ditegur. 

"Dia berteriak kepada semua orang, 'Telepon siapa itu ?'. Diam. Dia bertanya lagi. Diam. Dia bertanya untuk ketiga kalinya. 'Siapa. Sialan?' Semua diam," ucap suami Shakira itu.  

"Akhirnya, saya angkat bicara, seperti anak kecil. Dengan sangat lembut, saya berkata, 'Maafkan saya. Ini milik saya'. Roy kehilangan akal sehatnya! Dia menjadi gila di depan semua orang! Sungguh luar biasa. Tapi, itu pelajaran yang bagus," beber Pique.

Seperti yang kemudian terjadi, hasil "didikan" Keane kepada Pique bermanfaat di masa depan. Kembali ke Barcelona, Pique menjadi pemain yang matang. Dia mampu menjadi bagian dari generasi emas El Barca yang memenangkan banyak trofi. Begitu pula dengan tim nasional Spanyol. 

(mochamad rahmatul haq/mit)

Baca Berita yang lain di Google News




Hasil Pertandingan Manchester United


  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network