Bergambar Peta Negara dan Slogan Nasional, Jersey Ukraina Bikin Rusia Gerah

"Ukraina dan Rusia terlibat ketegangan sejak 2014. Apa yang terjadi jika mereka bertemu di fase knock-out? Layak ditunggu."

Berita | 09 June 2021, 19:44
Bergambar Peta Negara dan Slogan Nasional, Jersey Ukraina Bikin Rusia Gerah

Libero.id - Gara-gara jersey Euro 2020, hubungan politik Ukraina dan Rusia kembali panas. Pasalnya, Asosiasi Sepakbola Ukraina (UAF) meluncurkan jersey yang memuat siluet peta negara di dada, disertai semboyan nasionalis "Jayalah Ukraina! Hidup para pahlawan!" di bagian lainnya.

Bagi sebagian orang di banyak negara, itu sebenarnya slogan yang wajar. Menempatkan peta negara juga bukan hal yang layak menjadi kontroversi lantaran memuat kebanggaan negara. 

Namun, bagi Rusia, peta dan semboyan nasional Ukraina benar-benar menjadi masalah. Itu terkait aneksasi Semenanjung Crimea oleh militer Rusia pada 2014 serta pemberontakan di Ukraina Timur oleh kelompok separatis etnis Rusia dukungan Vladimir Putin. 

"Jersey ini sebagai simbol tanah air tunggal dan tak terbagi, yang akan menginspirasi para pemain untuk berjuang demi seluruh Ukraina yang bersatu," kata Presiden UAF, Andriy Pavelko, saat mempresentasikan seragam baru itu di Facebook, dilansir NBC News.

Sejarah mencatat, intervensi Rusia di Ukraina terjadi sejak Revolusi Euromaidan ketika demonstrasi besar terjadi pada akhir 2013 hingga awal 2014 di Kiev. Saat itu, rakyat menuntut pembatalan kerjasama ekonomi Ukraina dengan Rusia. Mereka menyuarakan keinginan untuk bergabung dengan Uni Eropa.

Demonstrasi direspons keras Presiden Ukraina, Viktor Yanukovych. Aparat keamanan dikerahkan untuk melibas demonstran menggunakan peluru tajam. Ratusan orang meninggal dan ribuan lainnya cedera.

Kekerasan yang dilakukan pemerintah membuat demonstrasi semakin besar. Setelah berlangsung beberapa bulan, rakyat akhirnya bisa memenangkan pertarungan. Presiden Yanukovych mengundurkan diri dan melarikan diri ke Rostov-on-Don di Rusia. Dia meminta bantuan dan suaka politik dari Presiden Putin. 

Presiden Putin merespons permintaan Presiden Yanukovych dengan mengirim tentara untuk menaneksasi Crimea. Alasannya, Crimea adalah wilayah yang dulunya merupakan wilayah Rusia dan memiliki populasi Rusia yang besar. 

Setelah tindakan ilegal tersebut, Presiden Putin memprovokasi etnis Rusia di Ukraina Timur untuk memberontak. Militer Rusia memasok senjata dan peralatan sehingga gerakan perlawanan untuk memerdekakan diri dari Ukraina terjadi di Donetsk dan Luhansk. 

Setelah berjalan sekitar 7 tahun, perang saudara di Ukraina Timur untuk sementara memasuki fase gencatan senjata yang rapuh. Selama perang berkecamuk, sekitar 14.000 orang dari kedua kubu menjadi korban dan jutaan lainnya menderita atau menjadi pengungsi.

"Upaya yang tidak pantas untuk mempolitisasi olahraga. Mereka dapat bermimpi tentang apa yang mereka inginkan. Tapi, Crimea adalah bagian dari Federasi Rusia dan tidak untuk didiskusikan," kata anggota parlemen Rusia yang mentan petinju profesional dunia, Nikolai Valuev.

Anggota parlemen lainnya, Dmitry Svishchev, mengatakan jersey itu adalah isyarat politik yang dirancang untuk menarik olahraga ke dalam politik. "Ini menyiapkan panggung untuk konflik menggunakan seragam. Arena olahraga bukan untuk deklarasi politik," ujar Svishchev.

Kemarahan Rusia ternyata tidak membuat Ukraina peduli. Mereka merasa memiliki hak untuk menempatkan peta negara di jersey. Pasalnya, secara internasional, Crimea maupun dua provinsi di Ukraina Timur memang diakui sebagai wilayah integral Ukraina. Begitu pula dengan slogan-slogan nasionalnya.

Untungnya, di Euro 2020, Ukraina dan Rusia tidak tergabung dalam satu grup. UEFA sengaja memisahkan mereka saat drawing. Hasilnya, Ukraina tergabung di Grup C bersama Belanda, Austria, dan Macedonia Utara. Semua pertandingan digelar di Bucharest dan Amsterdam. 

Sementara Rusia tergabung di Grup B bersama Belgia, Finlandia, dan Denmark. Semua pertandingan akan dilaksanakan di Saint Petersburg dan Copenhagen.

Tapi, bukan berarti Ukraina dan Rusia tidak bisa bertemu. Jika keduanya melangkah mulus ke fase knock-out, potensi pertemuan tetap ada. Bukan di babak 16 besar, melainkan perempat final, semifinal, atau final. 

(andri ananto/mon)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network