Momen Andrea Pirlo Permalukan Inggris dalam Dua Babak

"Ada dua ajang besar ketika Inggris dihancurkan Pirlo seorang. Apakah itu? Ini kisahnya."

Feature | 16 June 2021, 06:28
Momen Andrea Pirlo Permalukan Inggris dalam Dua Babak

Libero.id - Umumnya penggemar sepak bola tidak senang jika melihat pemain lawan mengobrak-abrik tim kesayanganya.  Namun, ironisnya satu-satunya hal yang bijak untuk dilakukan adalah duduk, terpesona, dan menikmati pertunjukan.

Saat Italia berhadapan dengan Inggris di Euro 2012, penampilan Andrea Pirlo membuat pendukung The Three Lions tidak punya banyak pilihan selain melakukan hal itu. Dan terlebih lagi, dia melakukan hal yang sama terhadap tim yang sama lagi dua tahun kemudian.

Babak Pertama Semifinal Euro 2012

Pada 2012, Pirlo memasuki salah satu periode terbaik dalam kariernya, meski berusia 33 tahun. Setelah meninggalkan AC Milan dengan status bebas transfer pada tahun sebelumnya, dia direkrut oleh Juventus dan menikmati musim debut yang luar biasa di Turin, mencatatkan 14 assist dan dinobatkan sebagai yang terbaik.

Dia membawa performa impresifnya itu ke Euro 2012. Pertandingan pertama Italia adalah melawan Spanyol, yang memiliki salah satu lini tengah paling tangguh yang pernah ada: Xabi Alonso, Xavi Hernandez, Andres Iniesta, dll. Tapi, Pirlo masih menjadi pemain yang menonjol. Da membuat keindahan dari sebuah assist.

Dia kembali menjadi Man of the Match saat melawan Kroasia, mencetak gol dari tendangan bebas, dan memberi assist lagi saat melawan Republik Irlandia di pertandingan terakhir grup. Dan terjadilah cerita ini. Di babak perempat final. Korban berikutnya? Yap. Inggris.

Meski agak kepayahan, ketika ada kesempatan Pirlo menjadikan Inggris seperti taman bermain. Pirlo melepaskan bola sempurna ke atas kepala Antonio Cassano, bola ke Mario Balotelli, dan tendangan si bengal berhasil dihadang.

Dari jarak jauh, bola sontekan Pirlo juga berhasil menjangkau Balotelli, tapi keberuntungan belum memihak. Setelah 90 menit, Inggris tak juga menemukan cara untuk menghentikannya. Usia tak begitu berpengaruh pada fisik Pirlo.

Setelah setengah jam dominasi Pirlo, pertandingan masih berlangsung tanpa gol, dan berlanjut ke babak adu penalti. Tiba giliran Pirlo menendang penalti, dan dari jarak sebegitu dekat Pirlo makin menawan. Sebuah panenka yang membuat wajah Joe Hart merah remuk. Italia lolos ke final dengan skor 4-2.

Pirlo dinobatkan sebagai Man of the Match. Dia menyelesaikan lebih banyak operan daripada gabungan seluruh lini tengah Inggris, menempuh jarak lebih jauh daripada pemain Inggris, menciptakan peluang yang tak terhitung jumlahnya dan mengakhiri segalanya dengan penalti yang sempurna.

Inggris, sementara itu, pulang dengan wajah terbenam, berharap kepada Tuhan bahwa mereka tidak akan pernah menghadapinya lagi.


Babak Kedua Fase Grup Piala Dunia 2014

Italia dan Inggris sepertinya berjodoh.  Kedua negara berada di grup yang sama di Piala Dunia 2014. Ingatan akan Pirlo masih membekas. Dan sang maestrot itu dua tahun lebih tua dan kali ini Inggris tahu persis apa yang diharapkan. Tentunya mereka tidak akan dikalahkan olehnya lagi. Itu sebuah harapan.

Sayangnya, meski Italia bukan tim seperti tahun 2012, Pirlo masih sama bagusnya. Satu-satunya perbedaan antara Pirlo 2014 dan Pirlo  yang mempesona di Kiev dua tahun sebelumnya adalah janggut sempurna yang menutupi wajahnya. Gerakannya, tekniknya, keanggunannya. Semuanya masih utuh.

Pirlo seperti biasanya mengatur tempo permainan. Di menit 34 menit, dia menunjukkan tidak perlu menyentuh bola untuk menimbulkan masalah. Dari situasi tendangan sudut, bola yang mengarah ke Pirlo dibiarkannya. Da membuat gerakan tipuan dan Daniel Sturridge terkecoh. Lalu rekan setimnya di Juventus, Claudio Marchisio yang berdiri bebas, melepaskan tendangan kencang, dan gol itu memberi Italia keunggulan.

Menjelang turun minum, Pirlo melihat pergerakan Balotelli yang bagus. Dia memberi striker umpan cungkilan matang. Sayangnya Balotelli sedikit terlambat. Bola yang juga dicungkilnya, meski melewati Joe Hart, masih ada  Phil Jagielka.

Pirlo pasti sadar itu akan menjadi pertandingan terakhirnya melawan Inggris, dan dia ingin melakukan yang terbaik. Momen itu datang ketika Italia memimpin 2-1, sebuah tendangan bebas dari jarak 40 yard di menit ke-93 diberikan, sebagian besar berharap Pirlo memberi umpan pendek dan menjaga penguasaan bola. Itulah yang kebanyakan pemain normal akan lakukan. Tapi dia adalah Andrea Pirlo.

Mengambil ancang-ancang, dengan ayunan kaki dan tangan khas nya, bola sepakan Pirlo meluncur deras dan membentur mistar gawang. Kami tidak melebih-lebihkan ketika kami mengatakan bahwa, jika itu masuk, itu akan menjadi  tendangan bebas terbaik yang pernah ada. 


Di Euro 2020 kali ini ada kemungkinan Italia dan Inggris akan berjumpa lagi. Adakah yang menggantikan Pirlo?

(gigih imanadi darma/gie)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network