Gianluigi Donnarumma dan Dino Zoff
Libero.id - Sudah jadi rahasia umum, kalau Italia merupakan tempat terbaik dimana para tembok kokoh dididik. Selama bertahun-tahun, Italia membangun citra sebagai kesebelasan yang lini belakangnya susah minta ampun untuk dilewati. Jago bertahan.
Cara seperti itu pulalah yang menghantarkan mereka menjadi juara dalam beberapa gelaran kompetisi bergengsi. Kita bisa menilik kembali ke tahun 1968, dimana Euro digelar di rumah sendiri.
Cara Italia bertahan dan efektivitas mereka dalam menyerang terbukti ampuh. Dan dalam kondisi seperti itu, yang merasa paling aman tentu saja penjaga gawang, yang pada tahun itu dibawahi oleh Dino Zoff.
Bukan berarti juga Zoff tak berbuat apa-apa, ia justru kiper yang tangguh. Seorang legenda yang patut dicontoh jejaknya.
Selain Euro 1988, Zoff ikut membantu Itaila memenangkan Piala Dunia 1982. Dan rekornya untuk Gli Azzurri masih belum bisa dipecahkan hingga sekarang, yaitu 1.143 menit tanpa kebobolan gol.
Sebagai bentuk dukungan dan caranya memotivasi, Zoff mengatakan bahwa ia akan sangat senang jika rekornya itu dilampaui oleh kiper timnas Italia saat ini, Donnarumma.
Dan Euro 2020 adalah tantangan tersendiri bagi kiper muda itu. Sebagai awalan Donnarumma dengan sangat baik tidak kebobolan gol dalam kemenangan 3-0 atas Turki. Dan itu artinya, ia telah memainkan tujuh pertandingan berturut-turut untuk Azzurri tanpa kebobolan sama sekali.
“Jika rekor saya dikalahkan, saya akan senang,” kata Zoff kepada La Gazzetta dello Sport. “Itu berarti Italia harus bermain hingga partai final tanpa kebobolan gol.
“Tetapi bahkan jika Donnarumma kebobolan satu, itu tidak akan banyak berubah, grup memiliki sumber daya untuk menjadi kompetitif, untuk membalikkan situasi. Itu bisa terjadi dan seharusnya tidak menjadi masalah".
Non poteva esserci inizio migliore ? Forza @azzurri ?? #Euro2020 pic.twitter.com/5bRsVMD48n
— Gianluigi Donnarumma (@gigiodonna1) June 11, 2021
Zoff juga tak luput memuji kinerja Azzurri. “Pada laga pembuka, Azzurri bermain sangat baik,” lanjutnya. "Tetapi berhati-hatilah. Turki bermain sangat buruk.
“Akan ada tim yang mampu mengatur serangan balik yang lebih baik. Maka pelatih dan para pemain perlu menemukan strategi yang tepat untuk menghindari bahaya apa pun.”
Legenda berusia 79 tahun itu bermain 112 kali bersama Italia, pensiun pada 1983, dengan catatan enam Scudetto bersama Juventus.
(gigih imanadi darma/gie)
Profil Frank Wormuth, Pria Jerman yang Akan Bantu Bima Sakti di Piala Dunia U-17 2023
Semoga berhasil menjalankan tugas.Lawan Pemuncak Klasemen, Persik Kediri Malah Kehilangan 3 Pemain Andalan
Pertandingan yang diramal akan menarik.Bertandang ke Markas Sendiri, Begini Persiapan Bali United Hadapi Arema FC
Pertandingan yang cukup unik bagi Bali United.Beda dengan Piala Dunia Pria, FIFA Sebut Piala Dunia Wanita Justru Rugi
Piala Dunia Wanita 2023 akan kick-off dalam hitungan hari.Unik! 5 Pemain Timnas Indonesia Bakal Dilatih Park Hang-seo Jika Gabung Persib Bandung
Semuanya baru sebatas rumor. Bisa benar, bisa salah.
Opini