Edinson Cavani dan Luis Suarez
Libero.id - Di sepakbola, usia tidak pernah berbohong. Usia mengawali karier. Usia juga menutup kiprah pemain. Contohnya, Luis Suarez dan Edinson Cavani. Copa America 2021 dipercaya akan menjadi panggung terakhir duet maut Uruguay, yang sudah berkolaborasi sejak 2008.
Ada beberapa aspek pada Cavani dan Suarez yang membuat mereka sangat mencerminkan La Celeste. Penuh semangat? Iya. Pekerja keras? Pasti. Sebuah prestasi untuk menyaingi pemain terbaik di dunia? Benar.
Bagaimana dengan kualitas? Setelah bertahun-tahun, apakah mereka masih menjadi pemenang pertandingan, penghibur yang tidak pudar oleh berlalunya waktu? Tentu saja. Tanyakan saja kepada Paris Saint-Germain, Manchester United, Barcelona, atau Atletico Madrid.
Agustus tahun lalu, Suarez diberitahu oleh pelatih baru El Barca, Ronald Koeman, bahwa dia tidak ada dalam rencananya di Camp Nou. Terlalu tua untuk diandalkan dan terlalu mahal untuk dijadikan opsi di bangku cadangan. Terlepas dari itu, tim Katalunya dilaporkan memiliki daftar tim yang tidak akan mereka jual, termasuk Suarez. Tapi, entah kenapa, Suarez hijrah ke Atletico dengan kontrak dua tahun.
Hal yang sama terjadi pada Cavani. Dia tampaknya terlalu diremehkan untuk diturunkan oleh PSG, yang baru saja kalah di final Liga Champions dari Bayern Muenchen, sehingga tampak bersemangat untuk melakukan penyegaran di skuad mereka.
MU pada akhirnya, adalah tim yang berjudi pada striker veteran tersebut. Cavani bergabung dengan kontrak satu tahun dengan opsi perpanjangan satu tahun. Sebetulnya, Cavani adalah alternatif saat Setan Merah gagal mendatangkan target utama, Jadon Sancho, yang justru dikaitkan dengan tim lain.
Rekor Suarez dan Cavani setelah hengkang
Suarez mencetak dua gol dan memberi assist pada debutnya di La Liga untuk Atletico dalam kemenangan 6-1 atas Granada pada September 2020. Dia kemudian mencetak tiga gol untuk Uruguay pada jeda internasional, Oktober 2020, dan dalam kemenangan 3-0 di Kolombia, November 2020.
Dari 19 Desember 2020 hingga 8 Februari 2021, Suarez mencetak 11 gol dalam sembilan pertandingan di La Liga. Termasuk tiga dwigol dalam empat pertandingan.
Dia mengakhiri musim dengan kemenangan melawan Osasuna dan Real Valladolid. Suarez mencatatkan 21 gol secara keseluruhan untuk Atletico sepanjang musim. Itu merupakan yang terbanyak dari semua pemain di kompetisi domestik. Dan, tentu saja, dia memenangkan gelar, untuk kelima kalinya dalam tujuh musim di La Liga.
Berarti kontribusi seperti itu seharusnya benar-benar tidak diragukan. Meski mungkin tidak lagi menjadi dinamo serbabisa di masa-masa awal Liverpool dan El Barca, ketajamannya di kotak penalti lawan hampir tidak berkurang. Sejak 2011/2012, hanya Lionel Messi (492) dan Cristiano Ronaldo (411) yang terlibat langsung dalam lebih banyak gol di lima liga top Eropa daripada Suarez (325).
Bagaimana dengan Cavani? Dia memang mengakhiri musim di klubnya dengan tangan kosong. Meski mencetak gol untuk MU di final Liga Eropa kontra Villarreal, mereka kalah melalui adu penalti. Tapi, hanya sedikit orang yang menganggap keputusan Ole Gunnar Solskjaer untuk mengontraknya sebagai kesalahan.
Cavani tidak memainkan pertandingan liga penuh sampai 29 Desember 2020. Dia juga harus menjalani larangan tiga pertandingan domestik karena posting media sosial yang dianggap rasialis oleh FA. Keputusan itu dibuat karena dikecam sebagai tindakan yang sensitif secara budaya di Inggris.
Dia mengakhiri 2020/2021 dengan 17 gol dan lima assist dengan rata-rata satu gol setiap 128 menit. Itu merupakan yang terbaik dari pemain MU mana pun. Dia juga menjadi pemain The Red Devils ketiga yang bisa mencetak lebih dari 10 gol di Liga Premier dalam satu musim
Masalahnya, dia berusia 33 tahun. Rekor ini sebelumnya sudah dilalui oleh Teddy Sheringham pada 2000/2001 dan Zlatan Ibrahimovic pada 2016/2017. Cavani juga telah menyamai rekor pemain pengganti yang dapat mencetak lima gol sepanjang musim yang dipegang oleh Javier Chicharito Hernandez (2010/2011) dan Solskjaer (1998/1999).
Dalam pertandingan babak empat besar Liga Eropa melawan AS Roma, Cavani menjadi pemain pertama yang mencetak setidaknya dua kali di setiap leg semifinal Eropa sejak 1986. Sebelumnya rekor itu dipegang oleh Klaus Allofs yang melakukannya untuk FC Koln melawan KSV Waregem.
Dia juga pemain tertua yang mencetak dua gol dan dua assist dalam pertandingan Liga Champions atau Liga Eropa pada usia 34 tahun 74 hari. Tidak heran Solskjaer sangat ingin melihatnya menerima perpanjangan satu tahun untuk kontraknya.
Cavani dan Suarez menyelesaikan musim 2020/2021 dengan 22 dan 24 dengan keterlibatan gol langsung. Di antara pemain Amerika Selatan, hanya Lionel Messi (50), Luis Muriel (36), Duvan Zapata (31), Lautaro Martinez (26), dan Neymar (25) yang memiliki raihan lebih banyak.
?️?? @Uruguay continuó esta mañana con la preparación para su debut en la @CopaAmerica.
⚽ Mirá el video completo en https://t.co/l3PMoeWV5O: https://t.co/uW63X5itci
1️⃣ Ingresá a https://t.co/qVMBrYJR1J
— Selección Uruguaya (@Uruguay) June 15, 2021
2️⃣ Registrate
3️⃣ Disfrutá los contenidos y las transmisiones EN VIVO pic.twitter.com/djb4X6Ismd
Peluang Uruguay di Copa America 2021
Jadi, mereka datang ke Copa America sebagai dua dari sisa skuad Uruguay yang mengangkat trofi 2011. Mereka memiliki karakter yang tidak dapat diragukan lagi. Mereka adalah pencetak gol terbanyak Uruguay sepanjang masa, dengan raihan Suarez 63 gol dan Cavani 51 gol.
Namun, Uruguay sering kalah dalam hal prediksi turnamen. Mereka adalah tim paling sukses dalam sejarah kompetisi dengan penampilan terbanyak (45) dan gelar (15). Dan, hanya sedikit dari negara kontestan Copa Amerika yang memiliki kesempatan untuk melampaui rekor tersebut.
Meski memegang Copa America terbanyak, Uruguay memiliki rata-rata gol per pertandingan yang buruk (2,02). Kemenangan terakhir mereka adalah satu dekade lalu setelah kalah di final 1922. Pasukan Oscar Washington Tabarez juga menjalani tiga pertandingan tanpa gol sejak menang 3-0 atas Kolombia pada November 2020.
Mengingat ini bisa jadi ajang terakhir Suarez dan Cavani, Uruguay seperti belum menemukan pengganti yang sepadan. Dalam skuad, La Celeste memiliki Brian Rodríguez (21 tahun), Maxi Gomez (24 tahun), Jonathan Rodríguez (27 tahun), Facundo Torres (21 tahun), Brian Ocampo (21 tahun).
(diaz alvioriki/anda)
Persiapan Kualifikasi Piala Dunia 2026, Shin Tae-yong Minta Dukungan dan Doa Masyarakat Indonesia
Semangat pokoknya coach Shin!Pimpin Daftar Top Skor Sementara Liga 1 Musim Ini, Carlos Fortes Tak Ingin Jumawa
Musim lalu sempat menurun, tapi musim ini jadi gacor...Hasil Drawing Kualifikasi Piala Dunia 2026, Indonesia Bertemu Brunei Darussalam
Semoga bisa lolos ke Piala Dunia 2026, Amin...Merupakan Rival Berat, Maciej Gajos Beri Tanggapan Soal Persija dan Persib
Bahkan pemain asing sampai tahu soal rivalitas ini...Alami Cedera Parah, Marko Simic Terpaksa Absen Membela Persija Selama 6 Pekan
Krisis penyerang dialami Persija saat ini...
Opini