Cristiano Ronaldo
Libero.id - Insiden Crisitiano Ronaldo dan Paul Pogba yang menyingkirkan dua sponsor utama Euro 2020 dari pandangan kamera, yakni Cola Cola dan Heineken telah menimbulkan masalah bagi pihak penyelenggara turnamen paling prestisius di Benua Biru tersebut.
Tindakan penyerang Juventus itu membuat perusahaan Coca Cola merugi sebesar USD empat miliar atau Rp 57 triliun dan kedua mega bintang itu tampaknya tidak akan dijatuhi hukuman retrospektif. Di sisi lain hal tersebut menunjukkan bahwa UEFA tidak memiliki ketegasan untuk memberikan intervensi kepada pemain di benuanya.
Surat kabar kenamaan asal Spanyol, Marca melakukan wawancara dengan beberapa pakar sponsorship olahraga untuk mengetahui pandangan mereka tentang tindakan Ronaldo dan Pogba.
"Jika ini di AS, ini tidak akan terjadi," ujar Carlos Canto, CEO konsultan SPSG.
"Jika hal seperti ini terjadi di NFL atau NBA, pemain akan dihukum. Mereka memiliki aturan disiplin yang sangat ketat, Anda tidak boleh melakukan hal seperti itu."
"Ada tiga pihak yang terlibat: Coca Cola, Cristiano Ronaldo dan UEFA."
Drink water:' Cristiano Ronaldo removes Coca Cola bottles during press conference; video goes #Ronaldo pic.twitter.com/BdNCAUTMRr
— Sajid_Abbasy (@abbasy_sajid) June 15, 2021
Canto melanjutkan dengan menyatakan bahwa sponsor Euro 2020 jelas perlu mendapat perlindungan dari pihak Aleksander Čeferin guna menghentikan insiden seperti itu terjadi lagi.
"Jika saya adalah Coca Cola, saya akan segera menelepon (UEFA) untuk mengatakan, 'Anda harus melindungi saya'," ujar Canto.
Adapun pendiri CA Sports Marketing, Cinto Arjam, menganggap tindakan mantan pemain Manchester United itu telah menjadi sesuatu yang berbahaya dalam semua konferensi pers.
"Masalahnya bukan tentang Cristiano (Ronaldo)," ujar Arjam.
"Ini tentang jika Cristiano melakukannya dan tidak ada yang terjadi, mengapa (Antoine) Griezmann atau (Sergio) Busquets tidak melakukannya?"
Arjam percaya bahwa pesepakbola memiliki tanggung jawab terhadap negara mereka dan karenanya harus mendukung kesepakatan sponsor yang telah menjadi mitra kerjasama.
“Yang tidak dipahami pesepakbola adalah, walaupun ingin menyampaikan pesan yang baik, ada kenyataan lain: pesepakbola dipekerjakan oleh tim nasionalnya untuk mengikuti turnamen seperti ini dan dia harus menerima aturannya dari permainan " lanjut Arjam.
"Di antara mereka ada sponsor dan masing-masing tim nasional harus memenuhi komitmen sponsor."
(muflih miftahul kamal/muf)
Media Malaysia Soroti 9 Pemain Timnas Indonesia yang Pilih Ikut Pendidikan Polisi
Di Malaysia, mimpi pemain muda gabung Real Madrid. Di Indonesia, jadi Polisi.Tegas! Termasuk Rumput, PSSI Pasti Benahi JIS Sesuai Arahan FIFA
PSSI pastikan jalankan semua rekomendasi FIFA.Sindir Pemain Timnas yang Daftar Polisi? Marselino Ferdinan Pose jadi Maling
Ada-ada saja ulah pemuda Indonesia yang satu ini.Piala AFF U-23 2023 di Depan Mata, 4 Pemain Timnas ini Justru Ikut Pendidikan Polisi
Cita-cita pemain itu seharusnya main di Real Madrid. Bukan jadi Polisi atau PNS.Asnawi Mangkualam Berpakaian Layaknya Artis K-Pop, Ini Tanggapan Kocak Netizen
Makin terbiasa dengan budaya di Korsel wkwk...
Opini