Kisah Kiper Myanmar Membelot ke Jepang Setelah Kualifikasi Piala Dunia 2022

"Mengangkat tiga jari saat lagu kebangsaan dikumandangkan. Akibatnya, fatal. Nyawa terancam jika pulang."

Berita | 19 June 2021, 03:20
Kisah Kiper Myanmar Membelot ke Jepang Setelah Kualifikasi Piala Dunia 2022

Libero.id - Penjaga gawang timnas Myanmar memberi hormat tiga jari sebagai protes atas kudeta militer yang terjadi di negaranya selama pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2022 di Jepang. Dia mengatakan telah memilih untuk tidak pulang ke rumah dan akan mengajukan status pengungsi (suaka politik).

Pyae Hlyan Aung mengatakan kepada wartawan di Kansai International Airport, Osaka, bahwa dia telah memutuskan untuk tinggal di Jepang karena nyawanya akan terancam jika memutuskan kembali ke Myanmar.

Pemain yang masuk sebagai pemain pengganti pada pertandingan 28 Mei 2021 seharusnya terbang kembali ke Myanmar dengan rekan satu timnya pada Rabu (9/6/2021) malam. Tapi, dia mengatakan kepada otoritas imigrasi di bandara bahwa dia ingin tinggal di Jepang. 

Kasus Aung kini sudah sampai ke Pemerintah Jepang. Sekretaris Kabinet, Katsunobu Kato, mengatakan kepada wartawan bahwa pemerintah ingin menanggapi dengan baik setelah mendengarkan keinginannya.

Pada pertandingan antara Jepang dan Myanmar di Chiba, dekat Tokyo, Aung mengangkat tiga jari tangan kanannya saat lagu kebangsaan Myanmar diputar. Itu merupakan simbol kepada pemerintahan militer Myanmar, yang mengambil alih kekuasaan dengan tidak sah melalui kudeta, beberapa bulan lalu.

Berbicara kepada wartawan melalui penerjemah, Aung menyatakan keprihatinannya atas keselamatan pemain lain dan keluarga mereka. Bahkan, dia mengatakan bahwa militer telah mengunjungi rumahnya di Myanmar.

Dia mengatakan bahwa dirinya hampir menyerah untuk meminta izin kepada otoritas imigrasi Jepang tentang keputusannya tinggal di Negeri Sakura. Tapi, dia harus mengerahkan semua keberaniannya pada saat-saat terakhir sebelum benar-benar menjalani prosedur embarkasi.

Dalam wawancara online baru-baru ini, Aung mengatakan dia ingin kembali ke rumah ketika pemerintah yang dipimpin oleh pemimpin sipil, Aung San Suu Kyi dari Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), kembali berkuasa.

Kementerian Kehakiman Jepang mengatakan pada Mei 2021 bahwa mereka akan mengizinkan warga Myanmar yang ingin tetap tinggal di Jepang untuk memperpanjang masa tinggal mereka sebagai langkah darurat. Tindakan itu juga mencakup orang-orang dari Myanmar yang mencari status pengungsi di Jepang.

Aung mengatakan dalam wawancara dia telah merencanakan protes sebelum kedatangannya untuk pertandingan melawan Jepang karena dia percaya itu akan mengirimkan pesan yang kuat kepada masyarakat internasional.

Dia juga mengkritik militer Myanmar karena menembaki warga sipil selama protes, menyamakannya dengan "membantai ayam". "Saya ingin Pemerintah Jepang dan komunitas internasional mendukung kami sehingga kami dapat memulihkan keadilan dan masyarakat yang adil," kata Aung, dilansir Japan Times.

Pertandingan Jepang dengan Myanmar pada Kualifikasi Piala Dunia  2022, awalnya dijadwalkan pada Maret 2021. Tapi, ditunda setelah kudeta. Itu adalah pertandingan internasional pertama Myanmar sejak pengambilalihan itu.

Timnas Myanmar memainkan dua pertandingan lanjutan lain sebelum pulang ke negara asalnya. Mereka juga melakukan uji coba melawan Kirgistan dan Tajikistan. Dan, dengan pertandingan sisa Grup F yang dipindahkan ke Jepang, Aung memilih untuk tetap tinggal di Tokyo.

Laporan terkini menyatakan setidaknya 865 orang telah dibunuh oleh pasukan keamanan Myanmar sejak kudeta berlangsung. Lebih dari 4.900 lainnya ditahan tanpa proses pengadilan. Suu Kyi dan politisi terkemuka lainnya termasuk diantara mereka yang ditahan oleh militer.

(diaz alvioriki/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network