Robin Gosens
Libero.id - Jerman jarang disebutkan di antara pesaing utama Euro 2020. Tapi, pertandingan melawan Portugal membuktikan anggapan tersebut salah besar. Der Panzer tetap kandidat juara berkat penampilan pemain yang pada awalnya diragukan, Robin Gosens.
Bagi banyak suporter Jerman, Gosens sebenarnya dianggap belum layak bermain di Euro 2020. Alasannya, dia berasal dari klub kecil yang sedang jadi fenomena di Serie A, yaitu Atalanta Bergamo.
Suporter semakin tidak senang karena Joachim Loew sengaja mengubah pakem dan cara bermain Jerman hanya untuk mengakomodasi Gosens. Itu terkait dengan perubahan skema 4-3-3 atau 4-2-3-1 menjadi 3-4-3. Dengan formasi tiga bek, Gosens menjadi pemain sayap kiri yang berfungsi seperti winger sekaligus full back.
Dan, di laga kedua Euro 2020, Gosens benar-benar mendatangkan malapetaka di sayap kiri. Para pemain Portugal tidak bisa mengatasinya. Dia memaksakan gol bunuh diri dari Ruben Dias yang mengembalikan keseimbangan setelah gol pembuka yang brilian dari Cristiano Ronaldo.
Gosen juga membantu menciptakan gol ketiga Jerman yang dihasilkan Kai Havertz dan dengan tegas menambahkan golnya sendiri untuk membawa hal-hal di luar titik yang membanggakan.
Portugal, boleh saja menganggap diri mereka tidak beruntung karena Raphael Guerreiro juga mencetak gol bunuh diri. Lalu, gol Diogo Jota dianggap sudah terlambat karena keunggulan Jerman yang mencapai dua gol.
Babak pertama yang gemilang berakhir dengan Loew berhak merasa dibenarkan. Itu bukan pencapaian yang berarti mengingat Jerman sempat dikritik karena tidak bisa memasukkan bola ke gawang Prancis di laga pertama.
Tapi, pada akhirnya mereka telah membuat tampilan yang luar biasa, intensif, dan ngotot. Itu menunjukkan kekuatan mental yang asli. Apalagi, Jerman sempat kecewa ketika gol awal Gosens dianulir VAR karena off side yang melibatkan Serge Gnabry.
Ketika memasuki babak kedua, Fernando Santos tampaknya berpikir kurangnya perlindungan Bernardo Silva untuk Nélson Semedo. Kemudian, bek kanannya kesulitan melawan Gosens. Lalu, solusi yang diambil adalah memasukkan Renato Sanches.
Ternyata, lima menit memasuki babak kedua, interaksi umpan yang apik memuncak pada Thomas Mueller yang menemukan Gosens benar-benar terbuka lagi. Gosens terpeleset saat melakukan crossing, tapi itu tidak masalah. Sebab, setiap bola terakhir yang dia kirimkan memiliki keakuratan yang baik.
Pada satu jam pertandingan, Gosens mencetak gol yang pantas dia dapatkan. Itu melompat dari gerakan mengalir lainnya, meski tingkat tekanan Portugal pada bola sangat buruk.
Saat itu, Joshua Kimmich memiliki semua waktu yang dia butuhkan untuk melakukan umpan silang dari kanan. Gosens, yang menunggu di tiang belakang seolah-olah tidak ada hasil lain yang mungkin, mengonversi sebuah sundulan keras.
Tampaknya itu menjadi waktu yang adil bagi Gosens untuk pergi menerima tepuk tangan yang panjang dari suporter dengan ditarik keluat. Tapi, tugas Jerman belum sepenuhnya selesai karena terbukti Jota kemudian mencetak gol.
Che gol!! Che partita!! ??♂️??
— Atalanta B.C. (@Atalanta_BC) June 19, 2021
What a goal!! What a display!! ??#Gosens #EURO2020 #GoAtalantaGo ⚫️?
? UEFA pic.twitter.com/V6X3qdZuI6
Orang baru yang belum setahun membela timnas
Lalu, siapa Gosens ini sebenarnya? Lahir di Emmerich am Rhein, Gosens muncul untuk klub lokal sebelum bergabung dengan tim muda Vitesse pada 4 Juli 2012. Lalu, pada 13 Agustus 2013, dia menandatangani kontrak profesional pertamanya dengan klub Eredivisie itu. Sebelum ini, dia gagal dalam trial dengan raksasa Bundesliga, Borussia Dortmund.
Setelah itu, pada 14 Januari 2014, Gosens dipinjamkan ke Dordrecht hingga akhir musim. Lalu, pada 29 Mei 2014, pinjaman Gosens diperpanjang untuk satu tahun berikutnya, dan dia melakukan debut Eredivisie pada 9 Agustus 2014. Dia bermain 90 menit dalam kemenangan 2-1 melawan Heerenveen.
Karier Gosen terus melejit. Pada 4 Juni 2015, diumumkan bahwa Gosens telah pindah dengan status bebas transfer ke Heracles Almelo. Kemudian, pada 2 Juni 2017, dia bergabung dengan Atalanta. Bersama Atalanta kariernya semakin moncer.
Pada 18 September 2019, Gosens melakukan debut di Liga Champions melawan Dinamo Zagreb. Gosens membuktikan dirinya sebagai salah satu bek sayap teratas di Serie A, yang unggul dalam menyerang maupun bertahan. Selama musim 2019/2020, dia adalah salah satu pencetak gol terbanyak Atalanta dengan 9 gol.
Satu pengalaman unik di Atalanta yang pernah diceritakan Gosens adalah saat bertemu Juventus. Dia sempat berbicara dengan Ronaldo untuk bertukar jersey. Tapi, CR7 menolaknya.
"Saya bertanya apa saya bisa mendapatkan kausnya. Dia bahkan tidak nelihat saya. Dia hanya mengatakan 'tidak'. Saya merasa malu dan direndahkan. Saya hanya ingin pergi begitu saja," kata Gosens, dilansir ESPN.
Dan, hari ini, dia membuktikan diri bersama Jerman melawan Portugal. Gol dan umpan membanggakan itu dihasilkan Gosens kurang dari setahun berseragam Der Panzer. Pasalnya, dia baru dipanggil Loew pada 25 Agustus 2020 dan menjalani debut pada 3 September 2020 melawan Spanyol.
When Cristiano Ronaldo refused to swap jerseys with Robin Gosens. Rejection can be an incredible motivator. pic.twitter.com/EWgiE24FbD
— Cristian Nyari (@Cnyari) June 19, 2021
(andri ananto/anda)
Kenalkan Kenzo Riedewald, Pemain Berdarah Suriname-Indonesia yang Siap Bela Timnas U-17
Bima Sakti berencana memasukan namanya ke timnas U-17.Profil Ellie Carpenter, Pemain yang Mampu Saingi Lemparan ke Dalam Pratama Arhan
Dia adalah pemain Timnas Wanita Australia...Profil Julian Schwarzer, Penjaga Gawang Filipina yang Kini Bermain Bersama Arema FC
Pernah bermain di Inggris bersama Fulham...Profil Amara Diouf, Pemain Muda Senegal yang Dianggap Sebagai The Next Sadio Mane
Pada Piala Dunia U-17 2023 Amara Diouf bisa jadi ancaman berbahaya...
Opini