Steve McClaren
Libero.id - Tidak ada yang menyangka bahwa Inggris akan tidak bermain di turnamen Euro 2008. Anak asuh Steve McClaren dan generasi emas Inggris harus absen dari turnamen paling prestisius di benua biru tersebut.
Usai tampil kurang mengesankan di ajang Piala Dunia 2006, Inggis kembali mendapat hasil buruk karena mereka gagal lolos ke Euro 2008. Kalau melihat lagi ke belakang, kegagalan Inggris untuk mengalahkan Kroasia di partai puncak grup E kualifikasi Euro 2008 adalah sesuatu yang tidak diharapkan oleh Frank Lampard dan kawan-kawan, bahkan salah satu perusahaan TV terbesar di Inggris, ITV tidak menayangkan pertandingan final yang mempertemukan Spanyol dan Jerman.
Kendati ada kekecewan besar dari masyrakat Inggris, semua yang terjadi di Austria dan Swiss agaknya sesuatu yang tidak bisa dilewatkan karena terdapat pertandingan yang meriah, seru dan penuh dengan kegembiraan. Di ajang pergelaran Euro ke-13 itu, playmaker seperti Deco, Wesley Sneijder, dan Luka Modric menjadi sorotan dalam beberapa pertandingan, ketiganya saling memberikan kemapuan terbaik mereka diatas lapangan. Di turnamen tersebut, kita juga dapat melihat beberapa kelahiran bek-bek sayap modern, nama-nama seperti Sergio Ramos, Philipp Lahm, Jose Bosingwa atau gelandang-gelandang serba bisa seperti Hamit Altintop, Yuri Zhirkov, Gio van Bronckhorst, semuanya meramaikan pertandingan yang secara tidak langsung membuat kompetisi berjalan menarik.
Deco vs Germany - Euro 2008 pic.twitter.com/rrwWiOET2u
— LB (@lbvegz) October 28, 2020
Beberapa tim juara seperti timnas Prancis, Yunani serta finalis Piala Dunia, Italia, seperti tidak bisa berbicara banyak dalam turnamen tersebut. Kroasia sukses mengalahkan Jerman dan kita semua harus memberikan apresiasi kepada Slaven Bilic. Sementara timnas Belanda, yang meninggalkan Robin van Persie dan Arjen Robben di bangku cadangan sukses mengalahkan Italia 3-0 dan Prancis 4-1 yang kemudian membuat Les Bleus tersingkir di babak penyisihan grup. Satu-satunya yang membuat timnas Prancis mendapat perhatian adalah bagaimana manajer saat itu, Raymond Domenech melamar pacarnya di TV secara langsung setelah kekalahan melawan Italia. Spanyol memenangkan semua pertandingan grup mereka dengan permainan tiki-taka mereka, yang dalam beberapa tahun mendatang membuat mereka menjadi timnas terkuat di dunia.
° Rétro ⚽ °
17 juin 2008 : L'Équipe de France ?? est éliminée de l'Euro, Raymond Domenech, sélectionneur national, au lieu de s'expliquer sur cet échec, en profite pour demander sa compagne en mariage... pic.twitter.com/X2zDnapHtz
— ??? ѕαкเภ?เ ? (@Sakindi250) February 10, 2021
Selain terlepas dari BBC dan ITV yang tampak sangat kecewa dengan tidak memberikan hasil pertandingan Euro 2008 secara penuh, tetap saja penggemar sepak bola tidak dapat menutup mata bahwa Euro 2008 adalah salah satu Kejuaran Eropa terbaik. Misalnya saja Turki yang pada waktu itu sangat sedikit mendapat perhatian dan Rusia yang memang tidak terlalu mencolok soal sepak bola, bisa menembus hingga partai semifinal. Setiap pertandingan, anak asuh Fatih Terim hampir selalu menang dengan melakukan comeback, mulai dari fase grup A menghadapi Swiss hingga kemenangan tipis 3-2 melawan Republik Ceko dipertandingan terakhir grup A. Bahkan gol pembuka pada menit ke-119 untuk Kroasia di perempat final mereka tidak bisa membuat pemain Turki menyerah, tim berjuluk The Crescent-Stars itu mampu membalas gol di menit ke-120 melalui gol yang diciptakan Semih Şentürk sebelum akhirnya menang melalui adu penalti. Rusia pun sama menariknya. Bermain sepak bola dengan mengandalkan keunggulan fisik dan counter attack, mereka sukses menyingkirkan Swedia dan Belanda. Andrey Arshavin jelas menjadi pemain bintang selama Euro 2008, yang kemudian membuatnya dibeli oleh Arsenal setahun kemudian. Meski Turki harus kalah 3-2 dari Jerman, sementara Rusia dihancurkan 0-3 oleh Spanyol.
ON THIS DAY: In 2008, Fernando Torres scored as Spain beat Germany 1-0 in the Euro 2008 final.
Their first major title for 44 years. ? pic.twitter.com/USkQynQumA
— Squawka Football (@Squawka) June 29, 2019
Terkhusus Spanyol, Fernando Torres dan kawan-kawan sukses menjadi kampiun dengan gaya bermain mereka, dimana tim Matador sukses melewati Italia di perempat final sebelum mengalahkan Rusia asuhan Guus Hiddink di Wina dibabak semifinal dan akhirnya menumbangkan Bastian Schweinsteiger dan kawan-kawan berkat gol semata wayang Torres. Mereka kemudian memenangkan dua turnamen besar berikutnya, Piala Dunia 2010 dan Euro 2012.
Jadi siapa yang butuh Inggris diturnamen besar jika kompetisi bisa seru dan menarik seperti Euro 2008 ?
(muflih miftahul kamal/muf)
Profil Frank Wormuth, Pria Jerman yang Akan Bantu Bima Sakti di Piala Dunia U-17 2023
Semoga berhasil menjalankan tugas.Lawan Pemuncak Klasemen, Persik Kediri Malah Kehilangan 3 Pemain Andalan
Pertandingan yang diramal akan menarik.Bertandang ke Markas Sendiri, Begini Persiapan Bali United Hadapi Arema FC
Pertandingan yang cukup unik bagi Bali United.Beda dengan Piala Dunia Pria, FIFA Sebut Piala Dunia Wanita Justru Rugi
Piala Dunia Wanita 2023 akan kick-off dalam hitungan hari.Unik! 5 Pemain Timnas Indonesia Bakal Dilatih Park Hang-seo Jika Gabung Persib Bandung
Semuanya baru sebatas rumor. Bisa benar, bisa salah.
Opini