Paul Pogba dan Karim Benzema
Libero.id - Penyelenggara Euro 2020 memutuskan untuk tidak lagi menempatkan botol bir di meja konferensi pers saat pemain Muslim yang berbicara. Kini, giliran pemain seperti Paul Pogba dan Karim Benzema diminta konsisten untuk tidak menerima penghargaan pemain terbaik "Star of the Match" dari Heineken.
Semua kontroversi ini berawal dari aksi Coca-Cola ala Cristiano Ronaldo yang diikuti Heineken dengan Pogba. Akibatnya, UEFA segera mencari solusi dan jalan tengah agar semua orang lebih fokus ke pertandingan, bukan gimick recehan.
UEFA telah menekankan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara tidak memilih alkohol berdasarkan alasan agama dengan menolak produk berdasarkan gaya hidup dan alasan kesehatan.
Menggeser produk seperti alasan yang diyakini CR7 berpotensi dikenakan denda kepada pemain jika hal tersebut terus berlanjut. Sebaliknya, jika alasan yang diungkapkan adalah keyakinan religius yang dianut seorang pemain, maka UEFA bisa menerimanya.
Ternyata, oleh beberapa orang, apa yang dilakukan Pogba juga dipertanyakan. Gelandang Manchester United itu memang menggeser botol minuman beralkohol. Tapi, saat dinobatkan sebagai pemain terbaik di laga versus Jerman dan mendapatkan penghargaan "Star of the Match", Pogba bersedia menerimanya. Padahal, penghargaan tersebut disponsori Heineken, yang baru saja disingkirkan botolnya.
Jadi, cukup masuk akal jika ada orang yang mempertanyakan alasan dan konsistensi Pogba melakukan hal tersebut. Sebab, jika konsisten, dia akan menolak diberi "Star of the Match" juga.
Star of the Match sengaja diberikan kepada para pemain terbaik di setiap pertandingan dan akan diberikan sejak laga pembukaan hingga final. Untuk menilai pemain yang berhak atas penghargaan itu, UEFA sudah menunjuk panel juri yang terdiri dari mantan pemain atau pelatih top. Ada juga media dan pengamat sepakbola.
Nama-nama juri Star of the Match adalah Packie Bonner, Esteban Cambiasso, Fabio Capello, Cosmin Contra, Corinne Diacre, Jean-François Domergue, Dušan Fitzel, Steffen Freund, Frans Hoek, Aitor Karanka, Robbie Keane, Ginés Meléndez, David Moyes, Mixu Paatelainen, Peter Rudbaek, dan Willi Ruttensteiner.
Kebijakan menyingkirkan botol bir di depan pemain Muslim dari meja konferensi pers sudah mulai dilakukan saat Prancis menghadapi Portugal. Saat itu, Karim Benzema yang berpicara di podium. Itu sebagai penghargaan karena dirinya mencetak dua gol yang membawa Les Blues lolos ke babak 16 besar.
Nah, sama seperti Pogba, Benzema ternyata juga bersedia menerima piala kaca Star of the Match dari Heineken.
Heineken bottles will no longer be placed in front of Muslim players when they appear at a press conference.
✍️ @TeleFootball pic.twitter.com/JowaMXB80S
— EUROs Tweet (@Football__Tweet) June 25, 2021
(muhammad alkautsar/anda)
Media Malaysia Soroti 9 Pemain Timnas Indonesia yang Pilih Ikut Pendidikan Polisi
Di Malaysia, mimpi pemain muda gabung Real Madrid. Di Indonesia, jadi Polisi.Tegas! Termasuk Rumput, PSSI Pasti Benahi JIS Sesuai Arahan FIFA
PSSI pastikan jalankan semua rekomendasi FIFA.Sindir Pemain Timnas yang Daftar Polisi? Marselino Ferdinan Pose jadi Maling
Ada-ada saja ulah pemuda Indonesia yang satu ini.Piala AFF U-23 2023 di Depan Mata, 4 Pemain Timnas ini Justru Ikut Pendidikan Polisi
Cita-cita pemain itu seharusnya main di Real Madrid. Bukan jadi Polisi atau PNS.Asnawi Mangkualam Berpakaian Layaknya Artis K-Pop, Ini Tanggapan Kocak Netizen
Makin terbiasa dengan budaya di Korsel wkwk...
Opini