Roberto Mancini
Libero.id - Roberto Mancini menegaskan Italia 'pantas' menang atas Austria dan seharusnya mampu mencetak gol sebelum perpanjangan waktu.
Azzurri membutuhkan waktu tambahan untuk mengalahkan Austria dan kehilangan rekor clean sheet setelah 11 pertandingan berturut-turut, tetapi pemain pengganti Federico Chiesa dan Matteo Pessina membuat perbedaan dalam kemenangan 2-1.
Italia juga mencatat rekor baru sepanjang masa dengan 31 pertandingan tak terkalahkan berturut-turut dan akan menghadapi pemenang Belgia vs Portugal di perempat final.
We love to see Gianluca Vialli celebrating like this, losing his mind together with Roberto Mancini when Italy score. He suffered a lot over the past few years, seeing Vialli like this is simply wonderful. ??? #Italia pic.twitter.com/QvrrtihTw7
— Fabrizio Romano (@FabrizioRomano) June 26, 2021
“Kami membawanya pulang karena kami pantas mendapatkannya, meskipun kami kebobolan di sepak pojok dan harus membiarkannya cepat atau lambat,” ujar Mancini kepada RAI Sport.
“Kami sejujurnya seharusnya mencetak dua gol lebih awal dan tidak pergi ke perpanjangan waktu, dan kami lelah karena terus berlanjut, tetapi kami pantas menang.”
Mantan pelatih Inter Milan itu lebih lanjut menjelaskan bahwa anak asuhnya memiliki mentalitas yang bagus dan itu lah yang membuat mereka mampu memenangkan pertandingan yang dihadiri sekitar 18,910 ribu orang tersebut.
“Para pemain yang datang dari bangku cadangan memiliki mentalitas yang tepat dan langsung memasuki pertandingan untuk mengubah permainan. Mereka yang masuk menjadi luar biasa setelah mereka yang keluar sudah memberikan semua yang mereka miliki.”
“Saya tahu ini akan sulit, mungkin lebih sulit daripada perempat final. Permainan bisa salah, tapi kami bermain bagus dan pantas mendapatkannya. Tes ini bisa membantu kami, kami harus menunjukkan mentalitas yang kuat.”
Buat Mancini, tampil di Wembley saat bisa membawa Italia ke final tentu bukanlah sesuatu yang baru untuknya, karena secara pengalaman pribadi, ia pernah tampil di sana saat final Piala Eropa 1992, dan pada saat itu Mancini harus bersedih karena Sampdoria kalah 0-1 dari Barcelona.
Namun di pertandingan malam tadi, Mancini dengan riang gembira memeluk Gianluca Vialli, sangat tampak dengan jelas bahwa pelatih berusia 56 tahun itu ingin menjadikan ajang Euro 2020 sebagai misi balas dendam atas kegagalannya 29 tahun yang lalu dengan membawa Gli Azzurri menjadi juara di Wembley.
"Ada tiga pertandingan tersisa sebelum kami bisa kembali ke Wembley."
Saat ditanyai soal siapa yang lebih ia sukai untuk dihadapi antara Belgia dan Portugal di perempat final, Mancini menjawab,
“Mereka adalah dua tim yang luar biasa, jadi sulit untuk memilih.”
(muflih miftahul kamal/muf)
Persiapan Kualifikasi Piala Dunia 2026, Shin Tae-yong Minta Dukungan dan Doa Masyarakat Indonesia
Semangat pokoknya coach Shin!Pimpin Daftar Top Skor Sementara Liga 1 Musim Ini, Carlos Fortes Tak Ingin Jumawa
Musim lalu sempat menurun, tapi musim ini jadi gacor...Hasil Drawing Kualifikasi Piala Dunia 2026, Indonesia Bertemu Brunei Darussalam
Semoga bisa lolos ke Piala Dunia 2026, Amin...Merupakan Rival Berat, Maciej Gajos Beri Tanggapan Soal Persija dan Persib
Bahkan pemain asing sampai tahu soal rivalitas ini...Alami Cedera Parah, Marko Simic Terpaksa Absen Membela Persija Selama 6 Pekan
Krisis penyerang dialami Persija saat ini...
Opini