Apa Kabarnya? Per Kroldrup, Mantan Bek Denmark, Udinese, dan Fiorentina

"Ikut ke Euro 2004 dan Piala Dunia 2010. Setelah pensiun, punya aktivitas ekstrim di luar sepakbola."

Feature | 05 July 2021, 21:48
Apa Kabarnya? Per Kroldrup, Mantan Bek Denmark, Udinese, dan Fiorentina

Libero.id - Menjadi pelatih, agen pemain, pengurus klub, atau menjalankan bisnis adalah hal biasa bagi mantan pemain sepakbola profesional. Tapi, yang dilakukan Per Kroldrup setelah gantung sepatu benar-benar langka.

Per Billeskov Kroldrup lahir di Farso, 31 Juli 1979. Dia memulai karier sepakbola di klub kecil di kampung halamannya, Farsø/Ullits IK. Kemudian, pindah ke Aalborg Chang. Dia melanjutkan karier dengan bermain untuk B.93, yang berbasis di Copenhagen dan tampil di Division 1 (kasta kedua).

Berkat penampilan bagus, Kroldrup mendapatkan tawaran bermain di Serie A untuk Udinese. Dia beruntung karena sepakbola Italia saat itu sedang berada di atas sehingga populeritasnya cepat melambung.

Sempat pindah ke Everton setelah membawa Udiense finish keempat Serie A  2004/2005, Kroldrup mencoba peruntungan di Inggris dengan membela Everton. Tapi, gagal karena cedera sebelum kompetisi 2005/2006. Setelah sembuh dia hanya mendapatkan kesempatan bermain sekali sehingga memutuskan kembali ke Italia.

Kepindahan Kroldrup ke Fiorentina pada 19 Januari 2006 bertepatan dengan munculnya skandal pengaturan skor yang legendaris Calciopoli. Awalnya, Fiorentina diputuskan degradasi paksa ke Serie B pada Juli 2006 dan Kroldrup termasuk diantara pemain yang ingin pergi.

Namun, Fiorentina mengajukan banding ke Asosiasi Sepakbola Italia (FIGC) dan diterima. Klub tetap berada di Serie A dan sebagian besar pemain mereka, termasuk Kroldrup, memutuskan bertahan di Firenze.

Dia membuat debut Liga Champions pada 12 Agustus 2008 melawan Slavia Praha kemenangan 2-0 untuk La Viola. Kontrak Kroldrup dengan Fiorentina akan berakhir pada Juni 2010. Tapi pada 17 Mei 2010 dia menandatangani kontrak baru yang berakhir pada 2012.

Sukses di Serie A juga berlanjut ke tim nasional. Dia mendapatkan kesempatan bermain 33 kali untuk tim Dinamit. Dia masuk dalam skuad negaranya di Euro 2004 dan Piala Dunia 2010.


Berpetualang keliling dunia

Setelah berkarier sejak 1985, Kroldrup akhirnya gantung sepatu pada akhir musim 2013/2014. Kemudian, dia kembali ke Denmark untuk menghabiskan hari-harinya dengan membaca buku, menonton National Geography, dan sesekali bermain sepakbola dengan rekan-rekannya mantan pemain sepakbola Denmark.

Kemudian, muncul ide untuk berkeliling dunia. Bukan sebagai turis yang hanya menikmati fasilitas transportasi maupun hotel mewah, melainkan sebagai petualangan dengan tas punggung, sepatu gunung, dan tidur di tenda. "Saya ingin tahu dunia," ucap Kroldrup kepada La Gazzetta dello Sport.

Dari Copenhagen, Kroldrup terbang ke Jepang. Setelah puas menjelajahi Negeri Sakura, dia melanjutkan petualangannya ke Mogolia, Bhutan, Nepal, kemudian mendaki Himalaya.

Dari Asia, dia melajutkan perjalanan ke Amerika Latin. Dia menjelajahi Argentina, Brasil, Peru, Kolombia, hingga Meksiko. Kroldrup juga menyempatkan diri mengunjungi Antartika.

"Saya melakukan beberapa perjalanan. Setahun masing-masing dua atau tiga bulan. Saya pergi pada Oktober dan kembali ke rumah untuk Natal. Di Jepang saya pergi berziarah ke Kumano Kodo. Di Peru saya menuju Machu Picchu. Saya juga menggunakan kayak di Antartika," ujar Kroldrup.

"Saya juga melakukan tur yang menyenangkan di Bhutan, di Himalaya. Pengalaman yang luar biasa. Di Mongolia saya menghabiskan delapan hari menunggang kuda dengan pemandu yang hanya berbicara bahasanya sendiri. Kami tidur di tenda dengan penduduk setempat," tambah Kroldrup.

Menariknya, Kroldrup tidak hanya bepergian. Di negara-negara yang dikunjungi, dia juga menyempatkan diri mampir ke rumah rekan-rekannya semasa bermain sepakbola. Di Argentina, dia mampir ke rumah Roberto Nestor Sensini. Keduanya bermain bersama di Udinese.

Sementara di Peru, Kroldrup mengunjungi sahabatnya saat di Fiorentina, Juan Manual Vargas. "Nestor (Sensini) terkejut saat saya di sana (Argentina). Dia menceritakan kisah-kisah indah," ucap Kroldrup.

"Tapi, Vargas yang paling gila. Sayang mengunjunginya di Lima. Tempat yang luar biasa! Dia masih bermain. Tapi, berat badannya bertambah. Dia sedang belajar sebagai pelatih. Tapi, dia tidak terburu-buru," ujar mantan bek tengah berpostur 194 cm tersebut.

"Saya merindukan sepakbola. Tapi, ketika saya bermain, saya tidak memiliki kebebasan untuk dapat menembak (ke gawang) karena saya bek. Ini adalah hidup. Anda tidak dapat memiliki segalanya. Anda harus membuat pilihan, termasuk di sepakbola," tambah Kroldrup.


Berhenti sementara akibat pandemi Covid-19

Setelah berpetualang ke banyak tempat, aktivitas Kroldrup akhirnya terhenti setahun lebih. Itu karena Virus Corona yang membuat pembatasan perjalanan terjadi di banyak negara. "Saya tidak ingin mendapatkan kesulitan di jalan. Saya juga malas karantina," kata Kroldrup.

Selama vakum setahun, tidak ada yang bisa dilakukan Kroldrup selain berdiam diri di rumahnya di Copenhagen. Dia merasa terkurung. Virus Corona membuat Kroldrup menghabiskan waktu dengan kembali membaca. Dia menghabiskan lebih dari empat ribu halaman My Battle, sebuah novel cyclopean karya Karl Ove Knausgard. 

Di antara satu bab dan bab lainnya, dia memainkan gitar, mendengarkan Pink Floyd dan Rolling Stones. Tapi, otaknya terus berpikir, dan setelah semua kekacauan Covid-19 berakhir, dia sudah merencanakan perjalanan berikutnya. Dia ingin ke Afrika.

"Saya memvaksinasi diri saya terlebih dulu. Saya memulai perjalanan saya di tempa-tempat yang tidak jauh dari Denmark. Musim panas ini saya akan melakukan tur di Norwegia. Setelah itu, saya ingin pergi ke Afrika. Saya akan memulainya dari Sudan," pungkas Kroldrup.

(andri ananto/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network