Bagaimana Suasananya? Italia vs Spanyol di Final Euro 2012

"Tiga edisi Euro terakhir, keduanya bertemu. Salah satu yang legendaris ada di Kiev, sembilan tahun lalu."

Feature | 06 July 2021, 03:14
Bagaimana Suasananya? Italia vs Spanyol di Final Euro 2012

Libero.id - Ada dua pemain Spanyol yang mengalahkan Italia di final Euro 2012 akan kembali bertanding di semifinal Euro 2020. Begitu pula Italia. Mereka adalah Jordi Alba dan Sergio Busquets (Spanyol) serta Leonardo Bonucci dan Giorgio Chiellini (Italia).

Tidak ada pertandingan kompetitif antara Spanyol dan Italia yang ditentukan oleh lebih dari satu gol sampai final Euro 2012. Saat itu La Furia Roja sedang berada di puncak performa mengalahkan Gli Azzurri 4-0 dalam sebuah final di NSC Olimpiyskiy, Kiev, 1 Juli 2012. 

Saat itu, keduanya tergabung di grup yang sama selama fase penyisihan. Kedudukannya 1-1 ketika kedua tim bertemu di pertandingan pembuka. Tapi, pada laga-laga selanjutnya mereka bangkit. Spanyol lolos dari Grup C sebagai pemuncak klasemen akhir. Sementara Italia runner-up.

Setelah mulus, kedua tim kembali berjumpa di final. David Silva dan Jordi Alba mencetak gol sebelum turun minum . Kemudian, di penghujung waktu, dua pemain pengganti, Fernando Torres dan Juan Mata, melengkapi kemenangan paling komprehensif di final Euro. 

Setelah 9 tahun berlalu, mereka akan berhadapan lagi pada semifinal Euro 2020 di Wembley, Rabu (7/7/2021) dini hari WIB. Ini akan menampilkan pertandingan menarik karena La Furia Roja dan Gli Azzurri punya kelebihan maupun kekurangannya masing-masing.

"Saya mengingat final Euro 2012 dengan penuh kasih sayang karena sejumlah alasan, dan bukan hanya hasilnya. Konser Queen yang dramatis di jalanan Kiev pada malam sebelum grand final," ujar Graham Hunter, reporter asal Spanyol yang bekerja untuk uefa.com.

"Biasanya sulit untuk memastikan hasil pertandingan. Tapi, Spanyol tidak hanya dipenuhi dengan pengetahuan, bakat luar biasa, melainkan juga kepercayaan diri dan energi," tambah Hunter.

Seperti yang terlihat di pertandingan, para pemain Spanyol benar-benar bermain dengan kebugaran tinggi di final. Itu karena perubahan rencana. La Furia Roja tidak kembali ke markas mereka di Polandia, melainkan langsung menuju Kiev setelah menjalani semifinal melawan Jerman

"Para pemain telah membujuk Vicente del Bosque untuk membatalkan rencana awal dan tidak terbang sejauh 1.500 km dari semifinal mereka di Donetsk (Ukraina) ke markas besar di Gdansk (Polandia), atau 1.000 km kembali ke Kiev. Jadi, mereka merasa segar dan siap bertanding di Kiev (final)," ungkap Hunter.

"Pertandingan itu menyenangkan. Sebagai produser, saya diberi izin untuk menemani juru kamera kami di lapangan di belakang mulut gawang. Melawan pertahanan raksasa, Spanyol memimpin melalui sundulan (David Silva). Saya melihat Jordi Alba berlari di waktu yang hampir bersamaan dengan yang dilakukan Xavi Hernandez. Operan yang luar biasa, penyelesaian yang luar biasa!" kata Hunter tentang gol di babak pertama.

Di babak kedua, Italia semakin terjerembab. Spanyol membuat Italia kelelahan. Xavi, Iniesta, hingga Torres, yang masuk lapangan menggantikan Cesc Fabregas, benar-benar membuat kuartet Ignazio Abate, Andrea Barzagli, Bonucci, dan Chiellini kerepotan.

"Setelah pertandingan, saya diizinkan menjadi satu-satunya jurnalis di ruang ganti Spanyol. Para pemain serta pelatih sama-sama bahagia kali ini. Rekaman yang indah. Yang menonjol adalah perayaan sederhana. Inilah tujuan kami datang. Iilah yang kami lakukan. Pekerjaan selesai. Itulah nadanya. Benar-benar dingin," beber Hunter.

Beda dengan Hunter, perasaan lain dirasakan jurnalis Italia, Paolo Menicucci. Dia benar-benar menyaksikan wajah-wajah sedih para punggawa Gli Azzurri saat meninggalkan lapangan.

"Hal pertama yang saya ingat ketika memikirkan final itu adalah Iker Casillas berteriak kepada wasit untuk tidak menambah waktu dan peluit untuk mengakhiri pertandingan, 'Respeto' (respek) untuk Italia yang sudah dikalahkan. Tindakan kelas dari salah satu kiper terbaik di dunia. Dia benar. Gli Azzurri itu pantas dihormati," kata Menicucci.

"Tim Cesare Prandelli tiba di final di Kiev tanpa sisa bensin di tangkinya. Setidaknya tidak cukup untuk menghadapi Spanyol yang brilian, yang membuat lawan tetap berada di belakang bola berkat permainan ball possesion yang dipimpin oleh seniman lini tengah seperti Iniesta dan Xavi," tambah Menicucci. 

"Saya mewawancarai Gianluigi Buffon dan Chiellini beberapa tahun setelah final itu dan rasa frustrasi karena tidak memiliki kesempatan untuk menghadapi tim hebat itu dengan kekuatan penuh masih ada. Itu jelas empat tahun kemudian ketika Italia menghadapi Spanyol lagi di babak 16 besar (Euro 2016). Gli Azzurri menang 2-0," beber Menicucci.

Dengan Chiellini dan Bonucci yang aktif bermain di Euro 2020, pertemuan dengan Busquets dan Alba tentu saja dinantikan. "Kali ini di Wembley, dengan final dipertaruhkan, kedua tim punya banyak darah segar di skuad mereka. tentu saja ini akan berbeda," pungkas Menicucci.

(andri ananto/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network