Harry Kane: Kalah Adu Penalti adalah Perasaan Terburuk di Dunia

"Inggris akan semakin matang di Piala Dunia 2022."

Feature | 12 July 2021, 23:02
Harry Kane: Kalah Adu Penalti adalah Perasaan Terburuk di Dunia

Libero.id - Kapten Inggris, Harry Kane, mengatakan The Three Lions memiliki 'turnamen yang fantastis'. Dia percaya Inggris mampu 'mengangkat kepala kami' setelah kalah dari Italia di final Euro 2020.

Gli Azzurri mengalahkan Inggris dalam drama adu penalti. Kane percaya 'penalti adalah cara terburuk' untuk kalah di final. Tetapi, striker Tottenham Hotspur itu menekankan pasukan Gareth Southgate berada di jalur yang benar.

“Saya tidak bisa memberi lebih. Anak-anak tidak bisa memberi lebih," kata Kane kepada BBC. “Penalti adalah perasaan terburuk di dunia ketika Anda kalah.”

“Itu bukan malam kami, tetapi ini adalah turnamen yang fantastis. Kami harus mengangkat kepala kami tinggi-tinggi. Tentu saja, itu akan menyakitkan sekarang. Ini akan menyakitkan untuk sementara waktu, tetapi kami berada di jalur yang benar. Kami sedang membangun dan mudah-mudahan kami dapat maju tahun depan ini,” timpalnya.

Luke Shaw sempat memberi asa skuad asuhan Gareth Southgate, terlebih setelah full back Manchester United itu mencetak gol dalam tempo satu menit dan 57 detik. Itu merupakan gol tercepat di final Kejuaraan Eropa, tetapi Leonardo Bonucci menyamakan kedudukan hingga Italia akhirnya membalikkan keadaan.

“Kami bermain melawan tim yang sangat bagus,” lanjut Kane. “Kami memulai dengan sempurna. Mungkin terkadang jatuh terlalu dalam.”

“Mereka menguasai banyak bola. Kami terlihat cukup memegang kendali, mereka tidak menciptakan terlalu banyak peluang. Mereka mendapat terobosan dari set piece dan setelah itu 50-50,” ujarnya.

“Di perpanjangan waktu kami berkembang ke dalam permainan dan memiliki beberapa peluang. Penalti adalah hukuman. Kami melewati sebuah proses. Anak-anak melakukan semua yang mereka bisa, itu bukan malam kami,” imbuhnya.

Marcus Rashford dan Jadon Sancho masuk menjelang akhir perpanjangan waktu untuk mengambil penalti dalam adu penalti, tetapi keduanya gagal sebelum Bukayo Saka yang berusia 19 tahun turut gagal mengeksekusi penalti yang menentukan.

“Anda harus mengangkat kepala Anda tinggi-tinggi. Ini adalah turnamen yang fantastis,” tutur Kane. “Siapa pun bisa melewatkan penalti. Kita menang bersama, kita kalah bersama. Kami akan belajar dan tumbuh darinya. Anak-anak itu akan tumbuh darinya, dan itu akan memberi kami lebih banyak motivasi untuk Piala Dunia (2022).”

Kane kemudian menjelaskan bagaimana The Three Lions akan merefleksikan turnamen secara keseluruhan dan menekankan para pemain sekarang bertujuan untuk melanjutkan kemajuan.

“Kami harus sangat bangga sebagai kelompok atas apa yang telah kami capai,” lanjutnya. “Kami semua adalah pemenang dan ingin menang, jadi mungkin ini akan menyakitkan untuk sementara waktu dan akan menyakitkan untuk sisa karier kami. Tapi, itulah sepakbola. Kami berkembang dengan baik sejak bermain di Rusia (Piala Dunia 2018) dan sekarang terus melanjutkan itu.”

(muhammad alkautsar/yul)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network