Inilah alasan Olimpiade Tokyo Gunakan Pemain Usia 24 Tahun

"Dulu, hanya untuk pemain U-23 tahun plus tiga senior. Sakarang, bagaimana aturannya?"

Analisis | 17 July 2021, 13:10
Inilah alasan Olimpiade Tokyo Gunakan Pemain Usia 24 Tahun

Libero.id - Meski menghadapi kritik pedas terkait pandemi Covid-19, Pemerintah Jepang akhirnya memutuskan untuk melanjutkan Olimpiade Tokyo, yang seharusnya digelar pada 2020. Salah satu cabang olahraga yang selalu menarik perhatian penggemar adalah sepakbola.

Seperti edisi-edisi sebelumnya, sepakbola pria akan diikuti 16 tim yang dibagi menjadi empat grup. Untuk tahun ini, Grup A akan dihuni Jepang, Afrika Selatan, Meksiko, dan Prancis.

Kemudian, Grup B diisi tim-tim kejutan macam Selandia Baru, Korea Selatan, Honduras, dan Rumania. Untuk Grup C terdapat beberapa tim tangguh seperti Mesir, Spanyol, Argentina, dan Australia. Sedangkan Grup D mempertemukan Brasil, Jerman, Pantai Gading, dan Arab Saudi.

Awalnya, kompetisi berlangsung pada 23 Juli-8 Agustus 2020. Tapi, pandemi Covid-19 membuat pertandingan akan dilaksanakan pada 22 Juli-7 Agustus 2021. Pertandingan akan dilaksanakan di enam stadion, yaitu Kashima Stadium, Kashima; Miyagi Stadium, Rifu, Saitama Stadium 2002, Saitama; Sapporo Dome, Sapporo; Tokyo Stadium, Tokyo; dan International Stadium Yokohama, Yokohama.

Pertandingan pertama akan diselanggarakan di Tokyo dengan mempertemukan Meksiko dan Prancis. Sementara pertarungan final berlangsung di Yokohama. Dan, untuk semifinal serta perebutan medali perunggu dilaksanakan di Saitama.


Perubahan regulasi usia pemain

Salah satu yang cukup menarik dan disambut gembira para semua peserta adalah perubahan regulasi pemain. Jika pada edisi sebelumnya para pemain yang tampil berusia maksimal 23 tahun, maka tahun ini naik menjadi 24 tahun. Itu artinya mereka-mereka yang lahir pada atau setelah 1 Januari 1997.

Dengan situasi seperti itu, Olimpiade akan memunculkan fenomena menarik. Ada banyak pemain muda yang statusnya sudah senior karena tampil di pertandingan-pertandingan level A sekelas Kualifikasi Piala Dunia 2022 atau turnamen konfederasi seperti Euro 2020 dan Copa America 2021.

Contohnya, Spanyol. La Rojita mendaftarkan enam pemain yang baru saja ambil bagian di Euro 2020. Mereka adalah Unai Simon, Eric Garcia, Pau Torres, Pedri Gonzalez, Mikel Oyarzabal, dan Dani Olmo. Mereka adalah pemain yang meloloskan La Furia Roja hingga semifinal.

"Para pemain ini akan datang dengan sangat termotivasi, dengan pengalaman yang lebih besar. Mereka adalah pemain muda dengan kualitas spektakuler. Mudah-mudahan mereka akan tiba tepat waktu setelah Euro 2020," ujar Pelatih Spanyol U-24, Luis de la Fuente, dikutip Marca.

Hal yang sama terjadi pada Brasil. Sejumlah lulusan Copa America 2021 seperti Richarlison dan Douglas Luiz juga ambil bagian. Begitu pula tuan rumah yang mengandalkan beberapa pemain dari Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia seperti Ritsu Doan, Takefusa Kubo, serta Ko Itakura.

Tapi, masalah muncul karena beberapa klub Eropa menolak melepaskan pemain untuk Olimpiade. "Kami beruntung karena klub-klub Spanyol punya kewajiban melepas pemain, terlepas dari turnamen apa itu," ucap De la Fuentes.


Mengapa pemain berusia 24 tahun diizinkan main?

Keputusan FIFA mengubah usia para pemain Olimpiade Tokyo bukan tanpa alasan masuk akal. Pasalnya, itu terkait penundaan kompetisi akibat Virus Corona yang menyebar secara masif ke seluruh dunia pada akhir 2019, 2020, hingga pertengahan 2021.

FIFA beranggapan pemain-pemain yang seharusnya tampil di Olimpiade 2020 adalah mereka yang berusia 23 tahun atau kelahiran 1 Januari 1997 atau setelahnya. Jadi, agar pemain-pemain tersebut tetap bisa ambil bagian di Olimpiade yang mundur ke 2021, maka usia pemain juga dimundurkan. 

Otoritas tertinggi sepakbola internasional itu sadar bahwa tidak semua negara anggota yang memiliki stok pemain muda melimpah seperti Brasil, Argentina, atau Spanyol. Beberapa negara harus benar-benar menggelar pemusatan latihan jangka panjang 1-2 tahun sebelum Olimpiade. 

Agar adil dan tidak menyusahkan, FIFA mengambil jalan tengah tersebut. FIFA juga tetap mengizinkan penggunaan tiga pemain senior. Pasalnya, banyak pemain top yang menjadikan Olimpiade sebagai kompetisi nostalgia. Selain itu semangat Olimpiade adalah persaudaraan.

(andri ananto/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network