Paulinho Nagamura
Libero.id - Gelandang tersebut ditandatangani oleh The Gunners pada tahun 2001 tetapi meninggalkan klub London utara tiga tahun kemudian karena tidak pernah bermain untuk tim senior.
Ada sederet nama pemain Brasil yang sukses mengukir nama mereka dalam sejarah Arsenal. Sylvinho adalah yang pertama. Kemudian ada Edu dan Gilberto Silva, keduanya mengumpulkan banyak trofi selama masa sukses mereka di London utara di bawah arahan Arsene Wenger.
1 - Arsenal’s Sylvinho became the first-ever Brazilian to place in the PFA Team of the Year. A compatriot would not feature again until 2014-15 – Liverpool’s Philippe Coutinho. Polished. #OptaPLSeasons pic.twitter.com/ulrb0NgXsu
— OptaJoe (@OptaJoe) April 2, 2020BACA BIOGRAFI LAINNYA
Kenalkan, Armando Broja! Penerus Didier Drogba di Chelsea
Meski begitu, ada juga beberapa nama pemain Samba yang belum bisa mencapai level sukses seperti tiga nama sebelumnya, Denilson, Julio Baptista dan Andre Santos adalah di antaranya, tetapi mereka semua melanjutkan karir yang sukses di klub lain. Namun ada satu nama pemain Brasil lainnya yang mungkin kita tidak sadari bahwa ia telah berada di Arsenal selama tiga tahun, yakni Paulinho Nagamura.
Faktanya, jika di mesin pencarian Google anda mengetik 'Paulinho Arsenal', maka hampir tidak akan ditemukan nama gelandang Brasil itu pernah membela tim London utara. Tapi saat menulis nama Paulo Nagamura, hasilnya menjadi jelas.
"Saya selalu dikenal dengan nama panggilan saya 'Paulinho' di masa Arsenal saya," ujar Nagamura dalam wawancaranya bersama Goal.
"Setelah saya pergi, agen saya berpikir itu terlalu kecil dan ingin mengubahnya. Nagamura adalah nama belakang saya, jadi saya tetap menggunakannya. Jadi, tidak banyak orang yang mengenali saya sebagai Paulinho dari Arsenal; Anda harus menggali lebih dalam untuk menemukan siapa pria itu."
Nagamura tiba di Arsenal pada tahun 2001 dari Sao Paolo, tetapi pergi tiga tahun kemudian tanpa membuat penampilan senior di Highbury. Mungkin itu seperti sebuah kegagalan dalam meniti karir sepakbola, namun bagi Nagamura, tiga tahun itu meletakkan dasar bagi karir yang sangat sukses di seberang Atlantik di Major League Soccer – yang membuatnya memenangkan lima gelar bersama LA Galaxy dan Sporting Kansas City.
“Itu adalah tiga tahun yang sangat penting dalam karir saya,” ujar pria berusia 38 tahun tersebut.
“Meskipun saya tidak mendapatkan banyak kesempatan untuk bermain dengan tim utama di Arsenal, waktu itu mempersiapkan saya untuk karir yang saya miliki di depan.”
Orang pertama yang merekomendasikan Nagamura adalah Liam Brady, yang pada waktu berperan sebagai Direktur Pengembangan Pemain Muda Arsenal. Saat itu, Nagamura yang masih berusia 17 tahun bermain untuk Sao Paolo melawan Arenal di turnamen antar pemain muda di Amsterdam. Nagamura bersama rekan setimnya, Juan kemudian menandatangani kontrak dua tahun dan pindah ke London utara pada tahun 2001.
Paulinho no Arsenal
— Futebol Br anos 90 (@futbr90s) May 10, 2019
2001 a 2003
Chegou junto com o Juan, vindos do São Paulo
fez gol no amistoso de estréia do Pascal Cygan
Saiu em 2003 para a Costa Rica e virou Paulo Nagamura
Foi campeão da MLS 2013 pelo Kansas City Wizards pic.twitter.com/wt65YfOajH
"Itu hanya mimpi yang menjadi kenyataan bagi kami. Itu adalah perubahan besar dalam budaya kami, jadi saya senang Juan ada di sana dan kami saling memiliki” lanjut Nagamura.
“Edu juga ada di sana saat itu dan kami selalu bersamanya kapan pun dia bebas. Dia akan membawa kami ke rumahnya dan meminta istrinya membuat makan siang dan makan malam untuk kami karena dia tahu jenis kehidupan yang kami miliki.”
“Sulit bagi anak muda Amerika Selatan yang tinggal di negara lain dan tidak memiliki orang tua atau keluarga bersama mereka. Dia melakukan pekerjaan yang baik untuk benar-benar menjaga kami di London dan kami sangat menghargai itu karena dia membuat hidup kami jauh lebih baik.”
Nagamura tiba di Arsenal saat mereka telah kehilangan tajinya di Liga Premier selama tiga tahun. Setelah memenangkan gelar ganda pada tahun 1998, The Gunners harus rela tertinggal jauh dari capaian prestasi Manchester United. Pada waktu kedatangan Nagamura dan Juan, Arsenal juga mendapatkan pemain baru yang memiliki profil tinggi, yakni Sol Campbell, yang bergabung dengan status bebas transfer dari Spurs.
Usia kedatangan pria Inggris tersebut dengan Wenger yang sukses membangun skuad solid, mereka kemudian mampu melengserkan United, memenangkan dua gelar pada tahun 2002 dan memenangkan gelar Liga Premier musim 2003/04 tanpa terkalahkan. Nagamura tidak berperan dalam kedua kesuksesan tersebut, tetapi pengalamannya berlatih bersama Thierry Henry, Dennis Bergkamp dan Robert Pires, masih hidup dalam ingatannya hingga sekarang.
“Saya masih tidak bisa menggambarkan seperti apa rasanya.”
“Saya telah menonton pemain seperti Henry, Bergkamp dan Pires di TV di Brasil mengatakan 'Ya Tuhan, lihat para pemain itu' dan kemudian dalam hitungan bulan, saya ada di sana berlatih bersama mereka, bersaing dengan mereka dan belajar darinya. mereka juga.”
“Hanya menyaksikan Bergkamp mengontrol bola, tekniknya yang luar biasa… Ledakan Henry, kecerdasan Pires dan kepemimpinan dari Vieira, Seaman, Adams… Itu hanya hal-hal yang tidak bisa Anda lupakan!”
Meski pada waktu itu Arsenal memiliki sejumlah nama pemain terbaik dunia, pria kelahiran 1983 itu tampaknya sangat mengidolai sosok pemain jebolan akademi Ajax, Dennis Bergkamp.
“Bergkamp sejauh ini adalah yang terbaik,” jawab Nagamura dengan antusias.
“Dia adalah seorang jenius. Hal-hal yang biasa dia lakukan sangat rumit untuk setiap pemain lain, tetapi baginya itu semua sangat sederhana. Tekniknya, kontrolnya, kecerdasannya, visinya, kesadarannya di mana dia berada di lapangan. Dia adalah paket lengkap yang saat ini sangat sulit ditemukan.”
Di musim pertamanya di London utara, Nagamura membantu Arsenal U-19 memenangkan gelar. Ia bersama Juan kemudian dipindahkan ke tim cadangan, tetapi meskipun Juan suskes membuat debut bersama tim senior, Nagamura tetap tidak masuk dalam rencana Wenger. Ia sempat muncul selama pra-musim pada tahun 2002 dan bahkan mencetak gol dalam kemenangan 6-1 di Stevenage. Tapi rupanya itu tidak cukup untuk membuat pria Prancis tertartik kepadanya.
"Grup itu sangat istimewa," ujarnya.
“Tapi itu sangat sulit untuk dipatahkan. Ada begitu banyak pemain berbakat dalam sistem pemuda pada saat itu yang tidak pernah berhasil. Kami memiliki Steven Sidwell, David Bentley, Graham Barrett, Juan, Jermaine Pennant. Ada banyak pemain muda yang bagus di sana, tetapi Anda harus benar-benar spesial untuk bisa masuk ke tim itu.”
Pada saat Nagamura memasuki tahun terakhir kontraknya selama musim 2003/2004, ia akhirnya memutuskan hengkang dari London utara pada akhir musim.
Ia memiliki tawaran untuk tinggal di Inggris dengan bermain di liga yang lebih rendah atau pindah ke daratan Eropa, tetapi ia memilih untuk kembali ke Brasil untuk pulih dari cedera yang dideritanya menjelang akhir waktunya bersama Arsenal.
Kemudian tawaran datang dari LA Galaxy di MLS. Ia pindah pada Maret 2005 dan semenjak saat itu karirnya dihabiskan dengan membela tim-tim di negara Amerika utara, paling dominan tentu saja di Negri Paman Sam.
“Saya tahu bahwa waktu saya di Arsenal sudah selesai.”
“Tiga tahun itu luar biasa. Saya tidak punya hal negatif untuk dikatakan tentang klub itu. Mereka sangat baik dengan saya, tetapi saya hanya memutuskan untuk mencoba rute yang berbeda. Saya memiliki tawaran yang berbeda ketika saya pergi, tetapi yang ada di Amerika Serikat di MLS berbeda. Saya tipe pria yang menyukai tantangan dan saya sangat senang menerima tantangan itu. Itu bekerja dengan baik untuk saya.”
Di musim pertamanya bersama LA Galaxy, Nagamura memenangkan Kejuaraan Wilayah Barat, Piala MLS, dan Piala Lamar Hunt. Nagamura datang ke LA Galaxy pada tahun 2006, tepat sebelum kedatangan David Beckham, dan pernah membela Toronto, Chivas dan Tigers sebelum menandatangani kontrak dengan Sporting Kansas City pada tahun 2012.
“Di Sporting, saya menemukan rumah,” ujar pria yang kini menjadi pelatih Sporting Kansas City II tersebut.
“Klub ini adalah klub yang sangat bagus, terstruktur dengan baik. Ini memiliki stadion yang hebat dan basis penggemar yang hebat. Saya menemukan diri saya di sini.”
Sporting KC's Nagamura retires, will help coach developmental team: MLS veteran Paulo Nagamura of… https://t.co/z9hz61ivB9 #kansas_city pic.twitter.com/l5nsp4yhnD
— News by Amanda (@amandasome) December 12, 2016
“Secara keseluruhan, saya bermain 12 tahun di sini di MLS. Saya memenangkan lima kejuaraan dengan dua klub yang berbeda, jadi saya percaya itu adalah karir yang sukses dan saya kembali ke apa yang saya katakan sebelumnya, itu terutama karena tiga tahun di Arsenal.”
"Saya memiliki begitu banyak kesulitan untuk diatasi di London yang pasti membuat saya menjadi orang yang lebih baik dan pemain yang lebih baik” tutup Nagamura.
(muflih miftahul kamal/muf)
17-12-2023 | ||
Arsenal | 2 - 0 | Brighton & Hove Albion |
10-12-2023 | ||
Aston Villa | 1 - 0 | Arsenal |
06-12-2023 | ||
Luton Town | 3 - 4 | Arsenal |
Kenalkan Kenzo Riedewald, Pemain Berdarah Suriname-Indonesia yang Siap Bela Timnas U-17
Bima Sakti berencana memasukan namanya ke timnas U-17.Profil Ellie Carpenter, Pemain yang Mampu Saingi Lemparan ke Dalam Pratama Arhan
Dia adalah pemain Timnas Wanita Australia...Profil Julian Schwarzer, Penjaga Gawang Filipina yang Kini Bermain Bersama Arema FC
Pernah bermain di Inggris bersama Fulham...Profil Amara Diouf, Pemain Muda Senegal yang Dianggap Sebagai The Next Sadio Mane
Pada Piala Dunia U-17 2023 Amara Diouf bisa jadi ancaman berbahaya...
Opini