5 Pelatih Hebat Eropa, tapi Statusnya Pengangguran

"Bagaimana mungkin tidak ada klub yang tertarik dengan pelatih sehebat mereka?"

Feature | 20 July 2021, 04:29
5 Pelatih Hebat Eropa, tapi Statusnya Pengangguran

Libero.id - Pandemi Covid-19 benar-benar menyulitkan bagi banyak pelatih klub sepakbola profesional Eropa. Pemangkasan dana belanja besar-besaran telah membuat mereka kesulitan meminta pemain bagus. Akibatnya, ada yang dipecat atau mengundurkan diri karena berseberangan dengan manajemen.

Sepakbola benar-benar berubah sejak Virus Corona menyapa. Sepakbola menjadi lebih buruk selama dua tahun terakhir. Bahkan, terjadi banyak pemecatan pelatih elite di musim 2020/2021. Akibatnya, beberapa nama besar saat ini berstatus pengangguran.

Dengan kondisi keuangan yang masih sangat labil di tengah pandemi, sebagian besar klub-klub di Benua Biru akan tetap menahan diri untuk tidak melakukan perekrutan pemain atau menempatkan seorang pelatih elite dengan gaji tinggi. Mereka tidak ingin mengambil risiko karena ekonomi masih lesu.

Karena itu, sederet nama besar pelatih top dunia dilaporkan akan tetap menganggur. Bahkan, setelah musim baru dimulai. Dan, berikut ini 5 pelatih papan atas Benua Biru:


1. Paulo Fonseca

Paulo Fonseca kini berstatus mantan pelatih AS Roma. Meski telah menjadi pelatih sepakbola selama 16 tahun, dia hanya menghabiskan dua tahun mengelola salah satu tim di lima liga top Eropa.

Masa tugas Fonseca di FC Porto pada musim 2013/2014 telah banyak dilupakan. Tapi, perlu diakui bahwa dia hebat karena sukses membawa klub Ukraina, Shakhtar Donetsk, memenangkan liga dan piala domestik di tiga musim beruntun pada 2016/2017, 2017/2018, dan 2018/2019.

Fonseca kemudian ditunjuk sebagai pelatih Roma. Di Roma, Fonseca mampu membuat tim mengikuti metode dan gaya pelatihannya.

Tapi, pada saat musim 2020/2021 telah bergulir, Fonseca justru semakin sering melakukan kesalahan. Strategi yang dibangun dinilai sudah ketinggalan zaman. Bahkan, pemilik klub yang baru tidak mengizinkan perpanjangan kontrak untuk Fonseca. Jose Mourinho kini ditunjuk menggantikannya.


2. Ernesto Valverde

Ernesto Valverde memiliki catatan masa tugas yang sukses dengan Barcelona sebelum akhirnya dipecat pada Januari 2020. Dia memenangkan La Liga dalam dua musim pertamanya bersama tim Katalunya itu. Dia juga memenangkan Copa del Rey dan Supercopa de Espana.

Sebelum mengambil alih di Barcelona, Valverde memimpin Athletic Bilbao meraih Supercopa de Espana. Valverde kini berstatus pengangguran sejak meninggalkan Barcelona. Dia memiliki hampir 20 tahun pengalaman dalam pekerjaan tersebut dan bisa menjadi aset bagi klub mana pun yang mengontraknya.


3. Frank Lampard

Frank Lampard rupanya telah melakukan sesuatu yang besar di musim pertamanya bersama Chelsea setelah ditunjuk sebagai pelatih pada musim panas 2019. Dia mempromosikan banyak pemain muda ke tim utama. Tapi, tetap gagal membawa klub yang bermarkas di Stamford Bridge tersebut menjadi penantang gelar di tahun keduanya.

Serangkaian hasil buruk di awal 2021 menyebabkan Chelsea memecatnya dan menggantikannya dengan Thomas Tuchel. Meski terseok-seok di liga, Chelsea tampil baik di Liga Champions. Tuchel juga dengan senang hati memberikan pujian kepada Lampard atas kemenangan Chelsea di Liga Champions.

Sebelum mengambil alih di Chelsea, Lampard memiliki catatan tugas yang cukup mengesankan dengan Derby County. Bahkan, sukses membawa klub itu ke final play-off Championship Division 2018/2019.

Menyusul kegagalan Gareth Southgate di final Euro 2020, Lampard dirumorkan untuk menjadi pelatih Inggris selanjutnya. Tapi, Southgate kemungkinan akan mempertahankan pekerjaannya hingga Piala Dunia 2022.


4. Antonio Conte

Antonio Conte adalah salah satu pelatih paling sukses di Eropa dalam satu dekade terakhir. Kehadirannya mengubah Juventus pada awal dekade terakhir dan memenangkan tiga trofi Serie A berturut-turut sebelum mengambil alih Chelsea.

Dia memenangkan Liga Premier bersama Chelsea di musim pertamanya di Inggris. Tapi, setelah musim kedua yang mengecewakan, Conte digantikan Maurizio Sarri. Setahun kemudian, Conte ditunjuk sebagai pelatih Inter Milan. Dia membalikkan nasib I Nerazzurri dan mereka menyelesaikan musim 2019/2020 di urutan kedua, hanya satu poin di belakang Juventus.

Conte meningkatkan kualitas para pemainnya dan memenangkan gelar Serie A bersama Inter pada 2020/2021. Itu mengakhiri dominasi I Bianconeri selama sembilan tahun.

Namun, secara finansial, Inter teseok-seok setelah pandemi Covid-19. Mereka memberi tahu Conte bahwa klub harus melepaskan beberapa pemain terbaik untuk menyeimbangkan kondisi keuangan. Dan, dengan penuh kegagahan, dia tidak setuju dengan kebijakan transfer tim dan memutuskan mundur.


5. Zinedine Zidane

Tahun kedua Zinedine Zidane dengan Real Madrid tidak berjalan sesuai rencana. Zizou hanya bisa membawa Los Blancos ke semifinal Liga Champions 2020/2021. Timnya juga memastikan perburuan gelar La Liga berlangsung ketat. Tapi, tetap tersingkir dari Atletico Madrid yang sukses menjuarai liga.

Dia memenangkan Liga Champions dalam tiga musim berturut-turut bersama Madrid. Dia juga telah memenangkan gelar La Liga dua kali dan telah membuktikan tanpa keraguan bahwa dia cukup mahir dengan taktik dan luar biasa dalam kompetensi manajemen sumber daya manusia.

Seperti yang dilansir dalam L'Equipe dan ESPN, Zidane menunggu masa jabatan Didier Deschamps sebagai pelatih tim nasional Prancis berakhir. Zidane ingin mengambil alih Les Bleus dan dilaporkan berada di urutan pertama untuk menggantikan Deschamps.

(muhammad alkautsar/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network