Adil Aouchiche
Libero.id - Adil Aouchiche berusia 19 tahun dan dikaitkan dengan Arsenal pada tahun lalu. Ketika itu dia justru memutuskan untuk meninggalkan klub masa kecilnya Paris Saint-Germain (PSG) untuk membela Saint-Etienne.
Keputusan itu ternyata tepat. Aouchiche membuktikan dirinya sebagai pemain reguler di tim utama Les Verts. Itu adalah pertaruhan yang terbayar lunas untuk bakat lincahnya, yang ditakdirkan untuk menjadi superstar Prancis berikutnya. The Next Zidane adalah atribut yang melekat pada Aouchiche.
Kepergian Aouchiche berarti kehilangan besar bagi PSG. Dikabarkan banyak media bahwa PSG telah berjuang mati-matian untuk mempertahankan bakat Aouchiche. Tapi, dengan pembubaran tim U-23 mereka karena alasan keuangan, sejumlah pemain muda menarik diperebutkan tim lain.
Aouchiche berada di tahun terakhir kontraknya di PSG, ketika Saint-Etienne menerkam. PSG telah menawarinya kontrak jangka panjang, tapi dia menginginkan jaminan bahwa dia akan bermain di tim utama. Tidak ada respons yang sejalan dan Saint-Etienne akhirnya berhasil mendapatkan Aouchiche dengan harga murah.
Ketika Aouchiche mempertimbangkan pilihannya, ada dua tawaran dari tim Liga Premier yang datang. Dilaporkan bahwa Mikel Arteta sangat menginginkan wonderkid itu ada dalam skuadnya, dan merasa dia bisa menjadi tawaran yang relatif murah.
Brendan Rodgers dari Leicester City juga tertarik membawa Aouchiche ke King Power Stadium. Ditambah lagi raksasa Eropa, Bayern Muenchen, Barcelona, Bayer Leverkusen, Lille, hingga Rennes juga menyatakan minatnya.
Itu keterarikan itu karena Aouchiche dianggap mirip Zinedine Zidane. Meski dia lebih terbiasa berkontribusi dibalik terciptanya gol, Aouchiche mencatat lima assist Ligue 1 musim lalu. Pada 2019,d ia memecahkan rekor pencetak gol di kompetisi Euro U-17 dengan mencetak sembilan gol bersama Prancis U-17.
Dia juga menyamai rekor 1984 milik Michel Platini sebagai pencetak gol terbanyak dalam kompetisi final sepakbola UEFA.
Sepanjang kejuaraan itu, Aouchiche telah mencetak gol melawan Inggris, mencetak hattrick melawan Swedia, mencetak satu gol melawan Belanda, dan empat gol dalam kemenangan 6-1 atas Republik Ceko. Tapi, negaranya tersingkir di semifinal setelah kalah adu penalti melawan Italia.
Setahun setelah kepindahannya, Aouchiche tidak menyesal meninggalkan Paris. Dia telah membuat 35 penampilan untuk Les Verts pada musim pertamanya dan belajar beberapa pelajaran berharga saat bekerja di bawah sang pelatih, Claude Puel.
"Saya berkembang pada titik lemah saya secara defensif, serta secara fisik. Sekarang saya merasa bisa menjaga bola lebih baik di bawah tekanan. Saya juga belajar menguasai bola dan bergerak lebih baik di lapangan. Saya belajar lebih banyak bertahan," ujar Aouchiche dilansir The Sun.
"Di sini, saya belajar bahwa bola dalam pertandingan sangat berharga dan penting. Anda tidak bisa kehilangannya seperti itu. Di PSG, jika anda kehilangan bola, anda tahu bahwa anda akan memiliki banyak pemain lain dan anda bisa mencoba hal-hal baru," tambah Aouchiche.
"Ini berbeda di sini. Di klub ini, jika anda kalah, lawan bisa mencetak gol melawan tim anda. Saya membuat kemajuan bagus berkat pelatih. Dia banyak berbicara kepada saya. Saya adalah pemain penting di mata pelatih dan klub. Saya merasa sangat baik di sini," pungkas Aouchiche.
?? ?? ? ? ?? ??... Adil #Aouchiche devenait Stéphanois ✍️
En ce 20 juillet riche en anniversaires ?, notre numéro 17 revient sur ses premières en Vert ?
— AS Saint-Étienne (@ASSEofficiel) July 20, 2021
(diaz alvioriki/anda)
Kenalkan Kenzo Riedewald, Pemain Berdarah Suriname-Indonesia yang Siap Bela Timnas U-17
Bima Sakti berencana memasukan namanya ke timnas U-17.Profil Ellie Carpenter, Pemain yang Mampu Saingi Lemparan ke Dalam Pratama Arhan
Dia adalah pemain Timnas Wanita Australia...Profil Julian Schwarzer, Penjaga Gawang Filipina yang Kini Bermain Bersama Arema FC
Pernah bermain di Inggris bersama Fulham...Profil Amara Diouf, Pemain Muda Senegal yang Dianggap Sebagai The Next Sadio Mane
Pada Piala Dunia U-17 2023 Amara Diouf bisa jadi ancaman berbahaya...
Opini