Lee Chong Wei, Taufik Hidayat, Peter Gade
Libero.id - Bagi pecinta bulutangkis, nama Taufik Hidayat dan Lee Chong Wei tidaklah asing. Terutama pada media 2000-an. Keduanya bagaikan Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo di olahraga tepok bulu.
Rivalitas tiada henti. Faktor asal negara juga menjadikan rivalitas makin sengit. Taufik legenda dari Indonesia. Sementara Lee dari Malaysia. Diluar keduanya sebenarnya ada Lin Dan dari China dan Peter Gade dari Denmark.
Keempat pebulutangkis tunggal itu disebut Famous Boys (F4). Mereka silih berganti naik podium juara di berbagai turnamen. Tapi, dari keempat nama itu, Taufik dan Lee menyajikan hal lain. Di atas lapangan mereka rival. Di luar itu mereka seperti ungkapan "benci tapi rindu". Keduanya saling mengangumi satu sama lain.
Dalam sebuah unggahan di Instagram pribadinya, @leechongweiofficial, jelang upacara pembukaan Olimpiade Tokyo, Lee menunjukkan sikap yang merujuk pada kekagumannya pada Taufik.
Unggahan itu menunjukkan momen Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro. Saat itu, Lee mewakili kontingen Malaysia untuk upacara pembukaan. Mengenakan pakaian adat Melayu, Lee berada di depan membawa bendera Malaysia, Jalur Gemilang.
Dalam caption yang panjang, Lee menjelaskan masa-masa perjuangannya di beberapa edisi Olimpiade. Salah satunya pada Olimpiade 2004 di Athena, Yunani. Ketika itu, usianya masih 22 tahun dan Lee menjalani debut di Olimpiade. Tapi, dia tidak bisa berbuat banyak.
Tahun itu, Taufik Hidayat keluar sebagai juara dan menyumbang emas untuk Indonesia. Menggalakkan Shon Seung-mo dari Korea Selatan. Pada titik itulah, Lee kagum pada Taufik Hidayat. Bahkan mengaku terinspirasi.
"Titik balik dalam karier saya adalah ketika saya menonton pertandingan final teman baik saya, Taufik Hidayat melawan Shon Seung-mo. Saya belum pernah melihat Taufik bermain begitu keras! Sekali lagi, saya belum pernah melihat Taufik meneteskan air mata seperti itu di atas lapangan," tulis Lee di Instagram.
"Saat lagu Indonesia Raya dinyanyikan dan bendera Indonesia dikibarkan saat penyerahan hadiah, Taufik sekali lagi menangis karena haru. Saya percaya itu adalah salah satu momen paling membanggakan dalam karier Taufik. Itu juga yang mengubah persepsi saya," tambah Lee.
Harapan untuk Malaysia di Olimpiade Tokyo
Lee yang berulangkali mencoba, tapi selalu gagal di Olimpiade. Dia menitipkan harapan pada junior-juniornya untuk meneruskan impian dan perjuangannya. Dia berpesan panjang kepada para pebulutangkis Malaysia untuk mempersembahkan medali emas di Tokyo.
"Kepada pejuang-pejuang Malaysia di Tokyo, ingatlah nasehat dari "kuda tua" ini. Olimpiade adalah acara olahraga terbesar yang pernah ada. Anda harus bangga pada diri sendiri karena berada di sana. Keluarkan yang terbaik," tulis Lee.
Lee sangat berharap pada generasi penerusnya, untuk berbuat yang terbaik untuk negara. "Ingatlah, semua kerja keras yang telah anda lalui untuk mencapai puncak ini. Lakukan yang terbaik! Untuk anda, keluarga anda, negara anda, orang-orang anda di kampung halaman, yang berjuang tanpa daya dalam pertempuran kita sendiri. Untuk harapan. Bagi masyarakat Malaysia," tutup Lee.
(mochamad rahmatul haq/anda)
Profil Frank Wormuth, Pria Jerman yang Akan Bantu Bima Sakti di Piala Dunia U-17 2023
Semoga berhasil menjalankan tugas.Lawan Pemuncak Klasemen, Persik Kediri Malah Kehilangan 3 Pemain Andalan
Pertandingan yang diramal akan menarik.Bertandang ke Markas Sendiri, Begini Persiapan Bali United Hadapi Arema FC
Pertandingan yang cukup unik bagi Bali United.Beda dengan Piala Dunia Pria, FIFA Sebut Piala Dunia Wanita Justru Rugi
Piala Dunia Wanita 2023 akan kick-off dalam hitungan hari.Unik! 5 Pemain Timnas Indonesia Bakal Dilatih Park Hang-seo Jika Gabung Persib Bandung
Semuanya baru sebatas rumor. Bisa benar, bisa salah.
Opini