Libero.id - Satu lagi medali dipersembangkan kontingen Indonesia di Olimpiade 2020. Kali ini, giliran lifter Eko Yuli Irawan mempersembahkan medali perak di kelas 61 kg putra.
Eko sejatinya memiliki kans mendapatkan medali emas. Lifter asal Lampung itu sudah memulai angkatan apik di snatch. Dia membukukan total angkatan 137 kg. Sayang, total angkatan itu masih tertinggal 5 kg dari lifter China, Li Fabin.
Eko sempat berupaya menyusul ketertinggalan di angkatan clean and jerk. Dia sempat melakukan 165 kg, namun gagal melakukan angkatan 177 kg pada dua kesempatan berikutnya.
Jika Eko berhasil melakukan ini, Eko setidaknya dapat menyamai torehan Fabin. Pasalnya, Fabin hanya berhasil melakukan angkatan 172 kg di kesempatan kedua, dan gagal saat mengangkat beban 178 kg di kesempatan terakhir.
Torehan sama tentunya menguntungkan Eko karena memiliki bobot tubuh lebih ringan, yakni 60,80 kg ketimbang Fabin (60,90 kg). Fakta itu bakal membuat Eko dapat memperoleh sekeping emas.
Sayang, Eko terlalu memaksakan diri mengangkat 177 kg di kategori clean and jerk. Itu bukan angkatan terbaiknya, karena capaian terbaik sekaligus rekor dunia adalah 174 kg.
Walau begitu, Eko tetap mengharumkan bangsa Indonesia. Lifter berusia 32 tahun itu telah memberikan yang terbaik di multievent empat tahunan tersebut.
Eko setidaknya berhasil memberikan contoh kepada dunia bahwa masyakarat Indonesia begitu kuat. Itu terbukti setelah Windy Cantika Aisyah lebih dulu menyumbang medali perunggu di kelas 49 kg putri.
Yang jelas, keberhasilan ini membuat Eko maupun Windy siap-siap diguyur bonus besar oleh pemerintah. Maklum, pemerintah sudah menyiapkan bonus besar kepada pemenang medali.
Medali emas akan diganjar dengan Rp 5 miliar, sedangkan Rp 2 miliar untuk perak, dan Rp 1 miliar untuk medali perunggu.
Opini