5 Momen Sepakbola Paling Ikonik dalam Satu Dekade Terakhir

"Masih ingat dengan momen-momen berikut ini? Ikonik, legendaris, dan dikenang selamanya."

Feature | 27 July 2021, 22:05
5 Momen Sepakbola Paling Ikonik dalam Satu Dekade Terakhir

Libero.id - Sepabola disebut sebagai "permainan yang indah" oleh beberapa penggemarnya. Tentu saja sebutan tersebut tidak hadir begitu saja, melainkan karena suatu alasan. Sepakbola diklaim bisa menjadi sumber kegembiraan, tapi juga bisa memberikan momen yang memalukan.

Sepakbola selalu dimeriahkan dengan peristiwa bersejarah dari kehebatan para pemainnya. Dalam satu dekade terahir, sepakbola tidak kekurangan momen luar biasa yang tak akan terlupakan. Bahkan, sebagian momen tersebut terukir dengan tinta emas.

Dunia tentu saja mengingat bagaimana comback kemenangan Liverpool atas AC Milan di final Liga Champions 2004/2005 di Istanbul. Ada lagi kepahlawanan Manchester United pada final Liga Champions 1998/1999 melawan Bayern Muenchen.

Momen-momen seperti itu masih sering terjadi dalam satu dekade terakhir. Dan, berikut adalah 5 momen ikonik tersebut:


1. Comeback Liverpool vs Barcelona

Pada Mei 2019, dalam perjalanan untuk memenangkan Liga Champions, Liverpool menampilkan salah satu kemenangan comeback paling mustahil dalam sejarah sepakbola. Itu karena The Reds sempat menyerah 0-3 di Camp Nou melawan Barcelona.

Di Anfield, Divock Origi membuka skor untuk tim asuhan Juergen Klopp pada menit ketujuh. Lalu, di babak kedua, Liverpool benar-benar bangkit layaknya tentara perang yang membumi hanguskan lawannya. Georginio Wijnaldum sukses mencetak dua gol dalam 122 detik.

Beberapa menit kemudian, Trent Alexander-Arnold melumpuhkan pertahanan Barcelona dengan tendangan sudut cepat yang mengejutkan. Origi kemudian mencetak gol dan Liverpool bertahan untuk membalikkan defisit 0-3 dari leg pertama menjadi kemenangan 4-0 di leg kedua.

Anfield meledak bak dinamit yang meratakan gunung ketika peluit akhir dibunyikan. Mereka kembali ke final untuk menebus kekalahan dari Real Madrid di musim sebelumnya.


2. Cristiano Ronaldo di Euro 2016

Cristiano Ronaldo adalah kekuatan pendorong dibalik kemenangan Portugal di Euro 2016. Dia mencetak tiga gol dan memberikan tiga assist dalam enam penampilan saat mereka lolos ke final melawan Prancis.

Sayang, CR7 dipaksa keluar lapangan pada menit kesembilan menyusul benturan dengan Dimitri Payet. Kondisi Ronaldo semakin memburuk dan tidak bisa melanjutkan permainan. Dia memaksakan diri untuk melanjutkan permainan selama beberapa menit sampai terjatuh kesakitan dan menangis saat dibawa keluar lapangan.

Portugal kemudian memenangkan pertandingan di perpanjangan waktu berkat tendangan jarak jauh yang luar biasa dari Eder dengan lebih dari 10 menit tersisa.

Meski cedera, Ronaldo tetap berada di area teknis dan terus mendorong rekan satu timnya untuk memberikan segalanya. Dia bahkan mengarahkan timnya jauh lebih semangat daripada pelatihnya, Fernando Santos. Gairahnya mengilhami Portugal untuk menyelesaikan pekerjaan dengan gelar juara Euro 2016.


3. Jerman memenangkan Piala Dunia 2014

Jerman selalu menjadi kekuatan terbesar dalam sepakbola. Die Mannschaft menurunkan salah satu tim terkuat di Piala Dunia 2014. Jerman adalah kekuatan yang harus diperhitungkan sejak awal.

Mereka memulai pertandingan Piala Dunia mereka dengan kemenangan 4-0 atas Portugal. Tapi, setelah ditahan imbang Ghana 2-2, Jerman kemudian mengalahkan Amerika Serikat 1-0. Mereka mengalahkan Aljazair dan Prancis untuk melaju ke semifinal. Di sanalah Jerman benar-benar menjelma sebagai tim dengan kekuatan monster. Mereka mencabik-cabik Brasil 7-1!

Bahkan, hingga sekarang, itu masih menjadi peristiwa tergelap dalam sejarah sepakbola Brasil. Jerman kemudian diadu melawan Argentina di final. Lionel Messi yang sedang dalam performa terbaiknya terus menciptakan peluang . Tapi, La Albiceleste terus gagal mencetak gol.

Pertandingan tampaknya ditakdirkan untuk diputuskan melalui adu penalti. Tapi, pemain pengganti, Andre Schuerrle dan Mario Goetze, bergabung pada menit 113. Dan, Goetze kemudian mencetak gol kemenangan Jerman.


4. Prancis menjuarai Piala Dunia 2018

Didier Deschamps membimbing tim muda Prancis meraih kemenangan Piala Dunia 2018. Les Bleus menikmati performa dominan di turnamen tersebut.

Performa mereka pada awalnya sempat diragukan. Tapi, seiring berjalannya waktu, pertandingan demi pertandingan, performa mereka semakin bagus.

Semua orang berkontribusi dengan sama rata di tim. Antoine Griezmann dan Kylian Mbappe menampilkan performa spektakulernya di turnamen. Olivier Giroud, meski tidak mencetak gol di turnamen tersebut, sukses memainkan peran penting di lini depan. Duo lini tengah ikonik, N'Golo Kante dan Paul Pogba, menjelma menjadi kekuatan super yang memporak-porandakan pertahanan lawan.

Raphael Varane dan Samuel Umtiti sangat tangguh di pertahanan. Bek kanan muda Benjamin Pavard mencetak gol turnamen dan bek kiri Lucas Hernandez adalah pemain dengan konsistensi performa paling mengagumkan di tim. Hugo Lloris adalah aset terbaik yang dimiliki Prancis untuk menjadi tembok petahanan terahir bagi Prancis.

Prancis mengalahkan Argentina 4-3 di babak 16 besar sebelum mengalahkan Uruguay  2-0 di perempat final. Mereka juga mengalahkan Belgia di semifinal berkat gol Samuel Umtiti. Mereka sejauh ini adalah tim terbaik di final. Mereka mengalahkan Kroasia 4-2.


5. Lionel Messi akhirnya membawa Argentina juara

Fakta bahwa Lionel Messi tidak memenangkan trofi utama bersama Argentina selalu digunakan oleh para pencelanya sebagai alasan untuk tidak memberinya status The Greates of All Time (GOAT). 

Setelah kehilangan dua final Copa America dan sekali Piala Dunia dalam satu dekade terakhir, rasaya Messi semakin akrab dengan kekalahan. Tapi, dia adalah pria yang pantang menyerah. Akhirnya, dia sukses di Copa America 2021. Bukan hanya membawa Argentina juara, La Pulga juga berada di peringkat paling atas semua daftar statistik individu di turnamen Amerika Latin.   

Messi kemudian memposting foto dengan Copa America di Instagram resminya. Foto tersebut kini menjadi yang paling disukai, yang diposting oleh seorang atlet, dalam sejarah media sosial.

(muhammad alkautsar/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)

Artikel Pilihan


Daun Media Network