Libero.id - Lagi-lagi sepak bola diwarnai dengan rasis, masalah ini seakan tiada ujung. Berbagai upaya telah dilakukan dan tindakan tegas memang perlu diambil untuk menyelesaikan persoalan rasis ini.
Beberapa pemain timnas Inggris yang gagal mengeksekusi penalti menjadi sasaran pelecehan rasis secara online.
Menyangkut soal itu, Portsmouth bisa menjadi salah satu contoh, klub divisi League One itu tak segan untuk menendang keluar tiga pemain dari akademi mereka menyusul penyelidikan atas tuduhan bahwa anggota skuad U-18 klub itu menggunakan bahasa diskriminatif dalam percakapan grup WhatsApp.
Kabar itu bergulir setelah gambar screenshot percakapan muncul di media sosial, percakapan rasis itu merujuk pada topik kekalahan Inggris di final Euro 2020 atas Italia pada awal bulan ini.
Semua anggota skuad diskors saat penyelidikan sedang berlangsung dan mereka yang ditemukan tidak terlibat telah diizinkan untuk kembali berlatih pada minggu lalu.
Namun demikian, atas dasar hukum, ketiga pemain yang sudah dibebaskan itu berhak mengajukan banding atas keputusan klub.
Sebuah pernyataan klub mengatakan: "Klub Sepak Bola Portsmouth dapat mengonfirmasi bahwa penyelidikan - dan proses pendisiplinan selanjutnya - terhadap pesan diskriminatif yang berasal dari obrolan grup pribadi akademi U-18 kini telah selesai.
“Kami dapat mengonfirmasi bahwa keputusan telah dibuat hari ini (28 Juli) untuk melepaskan tiga pemain dari akademi. Para pemain ini memang memiliki hak untuk mengajukan banding atas keputusan klub.
? Portsmouth FC can confirm that three players have been released from the academy following the conclusion of a disciplinary process#Pompey
— Portsmouth FC (@Pompey) July 28, 2021
Komitmen Klub Menyepak Rasisme
Dalam keterangannya yang sama Portsmouth menjelaskan,"Kami berkomitmen penuh untuk menghapus segala bentuk diskriminasi."
"Kami adalah bagian dari komunitas yang beragam dan berdedikasi untuk mempromosikan lingkungan kesetaraan dan inklusi setiap saat - baik di dalam klub sepak bola maupun di masyarakat kita yang lebih luas."
Portsmouth percaya kebencian tidak akan menang dan segala macam bentuk kata-kata kotor yang ditujukan untuk ras, warna kulit, jenis kelamin, kebangsaan, etnis, disabilitas, agama, seksualitas, usia, atau kelas, harus dilawan dan disingkirkan.
Dan Portsmouth telah memulai upaya itu dengan cara yang elegan. Hormat.
(gigih imanadi darma/gie)
Persiapan Kualifikasi Piala Dunia 2026, Shin Tae-yong Minta Dukungan dan Doa Masyarakat Indonesia
Semangat pokoknya coach Shin!Pimpin Daftar Top Skor Sementara Liga 1 Musim Ini, Carlos Fortes Tak Ingin Jumawa
Musim lalu sempat menurun, tapi musim ini jadi gacor...Hasil Drawing Kualifikasi Piala Dunia 2026, Indonesia Bertemu Brunei Darussalam
Semoga bisa lolos ke Piala Dunia 2026, Amin...Merupakan Rival Berat, Maciej Gajos Beri Tanggapan Soal Persija dan Persib
Bahkan pemain asing sampai tahu soal rivalitas ini...Alami Cedera Parah, Marko Simic Terpaksa Absen Membela Persija Selama 6 Pekan
Krisis penyerang dialami Persija saat ini...
Opini