Emas Atlet Menembak Iran di Olimpiade 2020 Diprotes karena Dituduh Teroris

"Setelah atlet-atlet Arab memboikot atlet Israel, kini giliran atlet Iran yang disorot."

Viral | 31 July 2021, 03:01
Emas Atlet Menembak Iran di Olimpiade 2020 Diprotes karena Dituduh Teroris

Libero.id - Atlet menembak Korea Selatan, Jin Jong-oh mengkritik Komite Olimpiade Internasional (IOC) karena mengizinkan anggota Garda Revolusi Iran mengikuti Olimpiade 2020 Tokyo. Bahkan, atlet yang dimaksud, Javad Foroughi, meraih emas menembak nomor 10 meter pistol putra.

"Bagaimana mungkin seorang teroris dapat memenangkan tempat pertama? Itu hal yang paling absurd dan konyol," kata Jong-oh, dilansir Korea Times.

Pangkal permasalahan Jong-oh adalah status Garda Revolusi Iran yang berada dalam daftar organisasi teroris internasional versi Amerika Serikat (AS). Cap teroris yang diberikan AS pada 2019 itu ternyata juga sudah diberi legitimasi oleh PBB akibat keterlibatan mereka dalam sejumlah tempat di Timur Tengah. 

Konsekuensinya, semua orang atau organisasi internasional dilarang berhubungan dengan Garda Revolusi Iran, baik sebagai lembaga maupun kepada individu anggotannya.

Peraih medali Olimpiade enam kali itu juga menambahkan bahwa mengizinkan anggota Garda Revolusi Iran ikut Olimpiade sudah bertentangan dengan hukum intermasional. Apalagi sampai meraih emas.

Senada dengan  Jong-oh, sebuah kelompok penentang Pemerintah Iran di London, United for Navid, juga mengecam IOC. Organisasi yang dibentuk setelah eksekusi pegulat Iran yang memprotes pemerintah negaranya, Navid Afkari, juga mendesak Komisi Etik IOC untuk segera melakukan penyelidikan. 

Mereka memperingatkan bahwa IOC telah terlibat dalam mempromosikan terorisme dan kejahatan terhadap kemanusiaan jika gagal bertindak.

"Kami menganggap pemberian medali emas Olimpiade kepada atlet Iran, Javad Foroughi, tidak hanya menjadi bencana bagi olahraga Iran, melainkan juga komunitas internasional, dan terutama reputasi IOC. Foroughi itu anggota organisasi teroris yang sudah lama," kata United for Navid.

"Garda Revolusi Iran memiliki sejarah kekerasan dan pembunuhan tidak hanya terhadap orang-orang Iran dan pengunjuk rasa di sana, melainkan juga orang-orang yang tidak bersalah di Suriah, Irak, hingga Lebanon. Ini adalah organisasi teroris asing yang ditunjuk oleh AS," tambah pernyataan itu.

Uniknya, Foroughi sempat membantah bahwa dirinya dan Garda Revolusi Iran merupakan organisasi teroris. Dia mengatakan bahwa pernah  bertugas di Suriah sebagai perawat pada 2013 dan 2015.

Dalam sebuah wawancara sebelum Olimpiade, dia mengatakan bahwa dia pertama kali mencoba menembak dengan pistol di sebuah aula yang terletak di bawah gedung rumah sakit tempat dia bekerja sebagai perawat. Dia belum pernah melihat pistol sebelumnya. Tapi, setelah diinstruksikan tentang cara menggunakannya, dia mampu mencetak sekitar 85 poin dari 10 tembakan.

Surat kabar Iran, Javan, memuji penampilannya, dengan menyebutnya sebagai pahlawan. "Sebuah medali tak terduga berhasil dimenangkan oleh seorang perawat Garda Revolusi Iran yang pada saat yang sama adalah pembela kesehatan," bunyi surat kabar itu.

(diaz alvioriki/anda)

Baca Berita yang lain di Google News




  • 0% Suka
  • 0% Lucu
  • 0% Sedih
  • 0% Kaget

Opini

(500 Karakter Tersisa)
Bowo Wibowo (2021-08-01 02:40:23)
Vini Vidi vici.no rasis,no sentimen .yang ada hany@ prestasi.itulah filosofi olahraga.fairply itulah rohnya.k@l@u semu@ itu masih dijadikan alsan utk mengebiri prestasi @l@ngk@h picik pemikirannya.dan hilanglah filosofi olahr@ga.
Komentar Selengkapnya

Artikel Pilihan


Daun Media Network