Libero.id - Mula-mula gagasan feminisme disuarakan untuk memastikan hak wanita terpenuhi, mereka juga berhak diberi ruang untuk kegiatan yang sifatnya berurusan dengan publik, mulai dari hak politik, hukum ekonomi, kebudayaan, dan lain sebagainya. Hak itu berkenaan dengan pekerjaan dan lain sebagainya.
Atas dasar itu, para pesepakbola pria Amerika Serikat telah sepakat untuk mendorong dan mendukung persamaan hak dalam hal gaji untuk pesepakbola wanita di Amerika Serikat.
Ajuan Gugatan Hukum
Tak main-main, gerakan itu diwujudkan dalam jalur hukum, dimana pada Maret 2019 Tim nasional sepak bola wanita Amerika Serikat (USWNT) mengajukan gugatan diskriminasi gender terhadap asosiasi sepak bola Amerika, US Soccer pada Maret 2019, meminta ganti rugi 66 juta Dollar atau setara
Mereka mengklaim Sepak Bola AS telah terlibat dalam "diskriminasi gender yang telah melanggengkan perbedaan upah berbasis gender".
Satu bulan setelah gugatan dilayangkan, negara yang sudah memenangi Piala Dunia Wanita sebanyak empat kali itu berhasil mendapatkan kesepakatan parsial, para pemain diberi hak untuk mendapatkan pemilihan tempat, penerbangan charter, akomodasi hotel dan staf pendukung profesional.
Namun gugatan itu dibatalkan Mei lalu, ketika Hakim Distrik AS, Gary Klausner menolak gugatan USWNT yang dianggap terlampau lemah legitimasinya.
Dukungan dari Pesepakbola Laki-laki
Menyusul kabar tersebut, para pemain Tim Nasional Putra Amerika Serikat (USMNT) kini telah mengajukan amicus brief dalam kasus yang saat ini berada di Pengadilan Banding Sirkuit AS ke-9, mereka dengan tegas menyatakan dukungan mereka untuk rekan-rekan seprofesi.
Dalih mereka jelas: "Federasi Sepak Bola Amerika Serikat memasarkan tim nasional pria dan wanita Amerika Serikat di bawah slogan, 'Satu Bangsa. Satu Tim.'
Alasan mereka cukup logis sebab mengingat timnas wanita AS sangat berprestasi di level internasional : 4 kali memenangi Piala Dunia dan Olimpiade.
⏪ 25 years ago today, in front of 76,481 screaming fans in Atlanta – a then-record crowd for a women's game – the Tony DiCicco-coached, star-stacked @USWNT became the 1st women's #OlympicFootball champions ?
? What an unforgettable team! #Olympics | #Football | #Tokyo2020 pic.twitter.com/P7Bb2Q9aEj
— FIFA Women's World Cup (@FIFAWWC) August 1, 2021
Dan saat ini berada di semifinal Olimpiade Tokyo 2020 setelah mengalahkan Belanda di perempat final pekan lalu.
"Federasi tidak pernah menawarkan atau memberikan upah yang sama kepada para wanita, dan keputusan pengadilan distrik sebaliknya tidak dapat disejajarkan dengan fakta."
Sebaliknya, USMNT belum pernah menjuarai Piala Dunia, tersingkir di babak 16 besar pada 2010 dan 2014. Mereka gagal lolos ke Piala Dunia 2018 di Rusia.
"Tetapi selama lebih dari tiga puluh tahun, Federasi telah memperlakukan pemain tim nasional wanita sebagai warga negara kelas dua, mendiskriminasikan wanita dalam upah dan kondisi kerja mereka dan membayar mereka lebih rendah daripada pemain tim nasional pria, bahkan seperti yang telah dinikmati oleh Sepak Bola AS. periode pertumbuhan keuangan yang luar biasa."
"Tingkat upah perempuan tidak sama dengan laki-laki jika perempuan harus secara konsisten mencapai hasil yang lebih baik hanya untuk sampai ke tempat yang sama," kata USMNT.
Masih harus dilihat apakah amicus brief USMNT berpengaruh pada keputusan tersebut – prosesnya masih memiliki waktu berbulan-bulan sebelum keputusan dibuat. Tapi, dukungan dari para pesepakbola pria kemungkinan akan menambah tekanan pada US Soccer.
(gigih imanadi darma/gie)
Profil Frank Wormuth, Pria Jerman yang Akan Bantu Bima Sakti di Piala Dunia U-17 2023
Semoga berhasil menjalankan tugas.Lawan Pemuncak Klasemen, Persik Kediri Malah Kehilangan 3 Pemain Andalan
Pertandingan yang diramal akan menarik.Bertandang ke Markas Sendiri, Begini Persiapan Bali United Hadapi Arema FC
Pertandingan yang cukup unik bagi Bali United.Beda dengan Piala Dunia Pria, FIFA Sebut Piala Dunia Wanita Justru Rugi
Piala Dunia Wanita 2023 akan kick-off dalam hitungan hari.Unik! 5 Pemain Timnas Indonesia Bakal Dilatih Park Hang-seo Jika Gabung Persib Bandung
Semuanya baru sebatas rumor. Bisa benar, bisa salah.
Opini